4 Alasan Saya Kapok Naik Bus Kuning Mojokerto-Pasuruan

4 Alasan Saya Kapok Naik Bus Kuning Mojokerto-Pasuruan Mojok.co

4 Alasan Saya Kapok Naik Bus Kuning Mojokerto-Pasuruan (unsplash.com)

Kenyamanan seharusnya jadi perhatian utama penyedia moda transportasi umum. Namun, hal itu sepertinya tidak berlaku untuk pengelola bus kuning trayek Mojokerto ke Pasuruan PP. Itu mengapa, pengalaman naik bus kuning itu begitu bikin kapok. 

Saya salah satu pelanggan bus kuning Mojokerto-Pasuruan. Bertahun-tahun saya naik bus tersebut, mulai dari SMA hingga bekerja. Selama bertahun-tahun itu pula saya tidak merasakan perubahan signifikan terkait fasilitas dan kondisi bus. Pada akhirnya, saya memutuskan untuk tidak mau lagi menaiki bus ini.

#1 Asap sering masuk ke dalam kabin bus

Bus kuning Mojokerto–Pasuruan adalah mesin polusi. Saya rasa ungkapan tersebut tidak berlebihan, mengingat asap kendaraan ini begitu banyak dan hitam pekat. Tidak hanya mengganggu pernapasan, asap bus kuning Mojokerto-Pasuruan juga mengganggu pandangan pengguna jalan lain. 

Lebih buruknya lagi, asap tersebut sering masuk ke dalam bus. Alhasil saya sering mual kalo naik ini bus, begitu juga dengan banyak penumpang lain. Hal semacam ini jelas mengurangi kenyamanan penumpang dan pengguna jalan lan. Saya jadi bertanya-tanya unit bus seperti ini ada uji emisinya nggak sih? Kok bisa-bisanya bus-bus gak layak jalan masih beroperasi.

#2 Kabin kotor dan tak terawat

Masalah kenyamanan lain pada bus kuning trayek Mojokerto–Pasuruan adalah bagian kabin bus yang kotor dan tak terawat. Banyak banget sampah-sampah yang berserakan dan nggak dibersihkan sama awak bus. Selain itu, banyak coretan-coretan tangan-tangan usil di bagian interior maupun kursi penumpang. Tentu hal ini semakin membuat bus ini nggak nyaman untuk ditumpangi. 

#3 Bikin badan pegal-pegal

Bus kuning Mojokerto-Pasuruan kebanyakan kotor, banyak coretan, berdebu, dan kursinya bolong-bolong. Belum lagi bus yang selalu berbunyi “gemelodak” ketika melajur. Saya tidak tahu persis dunia permesinan, tapi kemungkinan shock breaker bus ini sudah rusak. 

Sekujur tubuh bakal pegal-pegal usai duduk di kursi bus tersebut. Belum lagi jarak antar kursi yang begitu sempit membuat badan tidak mudah untuk bergerak. Duh, kita naik transportasi umum biar nggak capek menyetir sendiri malah badan capek semua!

#4 Bus kuning Mojokerto-Pasuruan suka ngetem terlalu lama

Alasan terakhir yang bikin nggak nyaman ketika naik bus ini adalah bus suka ngetem terlalu lama. Ngetem sebenarnya boleh-boleh aja, tapi kalau kelamaan ya kasihan penumpang lain yang sudah naik. Apalagi kondisi bus jauh dari kata nyaman,  

Selain bikin penumpang emosi, supir bus ngetem ini juga suka bikin pengendara lain emosi karena nutupin bahu jalan dan menyebabkan kepadatan lalu lintas. Katanya, transportasi publik bisa mengurai kemacetan, lha ini justru sebaliknya, malah bikin macet lur!

Di atas beberapa alasan kenapa saya nggak mau lagi naik bus kuning trayek Mojokerto–Pasuruan. Sebenarnya keluhan ini sudah banyak dialami juga sama hampir semua penumpangnya. Semoga pihak PO mau berbenah mengatasi permasalahan ini kalau nggak mau kehilangan penumpang. 

Penulis: Wicaksana Rismawardi
Editor: Kenia Intan

BACA JUGA Unpopular Opinion, Mojokerto Adalah Kota Paling Layak untuk Hidup Bahagia Sampai Tua

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version