Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Bundaran Dolog Surabaya, Mimpi Buruk Pengguna Jalan Setiap Berangkat Kerja

Arief Rahman Nur Fadhilah oleh Arief Rahman Nur Fadhilah
2 September 2025
A A
Bundaran Dolog Surabaya, Mimpi Buruk Pengguna Jalan Setiap Berangkat Kerja

Bundaran Dolog Surabaya, Mimpi Buruk Pengguna Jalan Setiap Berangkat Kerja

Share on FacebookShare on Twitter

Panas, sesak, dan penuh polusi. Tiga kata tersebut sangat menggambarkan kondisi macetnya Bundaran Dolog Surabaya setiap menjelang jam masuk kantor. Jalan yang seharusnya dapat dilewati dalam waktu kurang dari lima menit seringkali baru bisa dilalui setelah tiga puluh menit. Sehingga bagi banyak orang, Bundaran Dolog bagaikan mimpi buruk yang mengawali pagi. 

Kemacetan rutin ini dipicu beberapa hal. Bundaran Dolog menjadi titik temu para pengendara yang datang untuk bekerja baik dari arah Waru Sidoarjo maupun arah Surabaya dari Jalan Gayung Kebonsari. Selain itu, bundaran ini juga merupakan jalur utama menuju kawasan Rungkut Industri, yang setiap pagi dibanjiri ribuan pekerja pabrik maupun perkantoran.

Tingginya volume kendaraan diperparah oleh pengaturan jalan yang agak njelimet. Bagi pengendara yang ingin ke Jalan Raya Jemursari, ada dua lampu merah dan satu perlintasan rel kereta api yang harus dilewati dalam jarak tidak sampai lima puluh meter. Pokoknya berkendara melalui jalan ini harus dibarengi doa yang khusyuk. Jangan sampai ketemu kereta api sekaligus tertahan di dua lampu merah itu.

Apakah penderitaannya berhenti sampai di situ? Tentu saja tidak. Suasana saat macet terjadi di Bundaran Dolog sangat tidak kondusif dan membuat stres. Bagi para pekerja dan mahasiswa yang mengejar waktu, aksi saling serobot yang diwarnai dengan sahut-menyahut klakson pun tidak terhindarkan.

Sedikit saja lengah, klakson langsung berbunyi dan jalan kita otomatis diserobot orang lain. Belum lagi ditambah panasnya hawa Surabaya, lengkap sudah penderitaan, seperti dimasak dalam panci presto di tengah jalan.

Underpass jadi solusi (?)

Sebetulnya Pemerintah Kota Surabaya tidak tinggal diam melihat masalah ini. Pada tahun 2015 silam, telah dilakukan pelebaran jalan di sepanjang Jalan Ahmad Yani termasuk Bundaran Dolog untuk menangani kemacetan. Walaupun cukup membantu, sepuluh tahun berselang, masalah kemacetan tetap belum sepenuhnya teratasi. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Surabaya memastikan tahun ini akan dibangun underpass di Bundaran Dolog Surabaya untuk membantu mengurai kemacetan.

Menurut saya pribadi, langkah baik dari Pemerintah Kota patut diapresiasi terkait Bundaran Dolog. Tapi, pembangunan infrastruktur harus diiringi dengan perbaikan moda transportasi umum yang memadai. Karena pertumbuhan kendaraan pribadi setiap tahun lebih pesat daripada pertumbuhan ruas jalan, volume kendaraan di jalan harus dapat dikurangi secara signifikan. Oleh karena itu, masyarakat harus diberikan opsi transportasi umum yang nyaman, terjangkau, dan dapat diandalkan. 

Rasanya tidak perlu membandingkan transportasi umum Surabaya dengan Jakarta. Perbandingannya jelas bagaikan langit dan bumi. Lagipula untuk bisa sampai di titik sekarang, Jakarta perlu waktu puluhan tahun. Namun, minimal Pemerintah Kota Surabaya perlu terus meningkatkan keseriusannya terhadap pengembangan transportasi umum.  

Baca Juga:

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

Cuma 1,5 persen, jadi Bundaran Dolog (mungkin) masih akan bermasalah

Tolok ukur untuk melihat keseriusan pemerintah kota mengembangkan transportasi umum salah satunya dapat dilihat dari alokasi anggarannya. Dilansir dari Kompas, alokasi belanja pengembangan transportasi umum Surabaya hanya berkisar 0,5–1,5 persen dari APBD, atau sekitar Rp70–180 miliar per tahun. Angka ini terbilang kecil jika dibandingkan dengan APBD Kota Surabaya yang mencapai Rp11 triliun. 

Bandingkan dengan Kota Semarang. Meski APBD-nya hanya separuh Surabaya, mereka justru berani mengalokasikan 3,8 persen atau sekitar Rp210 miliar untuk transportasi umum. Tidak heran kalau layanan transportasi di Semarang dinilai lebih maju daripada Surabaya.

Sebagai warga Kota Surabaya yang sehari-hari melintasi Bundaran Dolog Surabaya, saya sangat berharap rutinitas kemacetan setiap pagi segera ada solusinya. Bukan apa-apa, saya malas saja kalau setiap sampai kantor masih harus menghabiskan waktu untuk mengeringkan keringat dan menenangkan pikiran. Padahal setelahnya masih harus segera kembali ke rutinitas kerja yang tidak kalah melelahkan.

Penulis: Arief Rahman Nur Fadhilah
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Kemacetan Surabaya Memang Parah, Tapi Pikir-pikir Dulu kalau Mau Marah

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 2 September 2025 oleh

Tags: bundaran dolog surabayakemacetan surabayaSurabayaunderpass surabaya
Arief Rahman Nur Fadhilah

Arief Rahman Nur Fadhilah

Sedang menempuh S2 Psikologi Unair sembari merantau di Medan. Penikmat sunyi yang diam-diam takut ditinggal sendiri

ArtikelTerkait

Alasan Saya Kecewa dengan Kondisi Stasiun Malang (Unsplash)

Alasan Saya Kecewa dengan Kondisi Stasiun Malang, Stasiun Terbesar di Malang Raya

4 Juli 2023
Nasi Usus Sawahan, Kuliner Surabaya yang Memanjakan Lidah

Nasi Usus Sawahan, Kuliner Surabaya yang Memanjakan Lidah

2 April 2023
masjid di dekat alun-alun Jember

Malang This, Bondowoso That, Gimana kalau Jember Aja yang Jadi Ibu Kota Jatim?

29 Maret 2023
Bagi Orang Madura, Surabaya Adalah Surga Dunia

Bagi Orang Madura, Surabaya Adalah Surga Dunia

10 April 2023
Seandainya Meimei “Upin Ipin” Tinggal di Surabaya, Saya Jelas Nggak Masuk Circle-nya Mojok.co

Seandainya Meimei “Upin Ipin” Tinggal di Surabaya, Saya Jelas Nggak Masuk Circle-nya

16 Juni 2024
4 Rekomendasi Kuliner Jogja untuk Wisatawan Surabaya yang Lidahnya Rewel Mojok.co

4 Rekomendasi Tempat Kuliner Jogja untuk Wisatawan Surabaya yang Lidahnya Rewel

15 September 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025
Logika Aneh di Balik Es Teh Solo yang Bikin Kaget (Unsplash)

Logika Ekonomi yang Aneh di Balik Es Teh Solo, Membuat Pendatang dari Klaten Heran Sekaligus Bahagia

30 November 2025
Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang (Unsplash)

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

4 Desember 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

30 November 2025
6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.