Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Buku

Buku Tak Menarik untuk Dibaca, Lebih Menarik untuk Dijadikan Petasan

Naufalul Ihya Ulumuddin oleh Naufalul Ihya Ulumuddin
13 April 2023
A A
Buku Tak Menarik untuk Dibaca, Lebih Menarik untuk Dijadikan Petasan

Buku Tak Menarik untuk Dibaca, Lebih Menarik untuk Dijadikan Petasan (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Minggu ini, banyak remaja yang datang ke rumah saya untuk meminta buku. Sekilas saya gembira, tapi seketika langsung curiga. Akhirnya, saya tanya untuk apa? Jawabannya membenarkan kecurigaan saya, untuk bahan petasan katanya. Saya reflek langsung ngelus dada karena kecewa.

Menjelang Lebaran, banyak remaja mencari buku. Minat remaja pada buku melonjak tinggi. Tentu saja, harapan untuk pertumbuhan daya baca remaja muncul. Akankah ke depan kita menjadi insan dengan budaya baca yang tinggi, karena setiap menjelang Lebaran banyak remaja yang begitu antusias mencari buku?

Tapi, saat Lebaran tiba, bersiaplah mengubur harapan itu. Sebab, harapan budaya baca itu akan musnah saat lebaran, bersamaan dengan petasan kertas yang meledak. Berhamburan, lalu musnah, seperti harapan para pegiat literasi yang mulai merasa gembira, karena remaja mulai suka mencari buku. Meski sayangnya, buku yang dicari bukan untuk dibaca, tapi untuk diledakkan.

Kan buku bekas!

Bagaimana mungkin buku bisa menjadi bekas? Bukankah sebekas-bekasnya buku akan lebih bermanfaat jika diturunkan untuk dibaca oleh generasi berikutnya. Selain itu, apakah saat sudah menjadi bekas, lalu layak untuk diledakkan? Saya rasa, ini akhirnya meruntuhkan harga diri dan kebermanfaatan buku di mata remaja. Buku tak lagi punya ruang penting dalam kesadaran remaja. Buku hanyalah ledakan. Booommmm.

Jika yang bekas dan tak terbaca akan diledakkan, kasihan sekali para mahasiswa yang skripsi-skripsinya berusaha diadaptasi menjadi buku, lalu tak ada yang membacanya. Nasibnya akan berakhir di gumpalan kertas berisi misiu mercon untuk diledakkan. Nulis skripsi dan bukunya berdarah-darah, saat jadi, malah dimusnahkan. Pedihh, bro.

Kritik pada pendidikan

Tapi di sisi lain, fenomena petasan kertas ini barangkali kritik remaja pada sistem pendidikan yang mereka jalani. Mereka merasa bahwa buku dan kertas tak ada gunanya selain untuk petasan. Sebab, mereka tak merasakan indahnya pemerataan pendidikan.

Selain itu barangkali, membaca buku itu memang membosankan. Lebih baik meledakkannya agar ramai dan seru. Maka dari itu, hal ini menjadi PR besar bagi pegiat literasi dan pendidikan untuk berbenah membuat suasana membaca dan kesan pada buku menjadi menyenangkan sekaligus seru.

Marwah buku yang remuk redam

Pada akhirnya, buku memang nggak pernah punya marwah di mata remaja. Selain karena hanya dianggap hiasan buku paket dan buku pelajar di sekolah, buku sepertinya lebih terlihat seksi kalau diledakkan. Akhirnya, buku remuk redam dengan segala ilmu di dalamnya.

Baca Juga:

Alasan Gramedia Tidak Perlu Buka Cabang di Bangkalan Madura, Nggak Bakal Laku!

Surat Terbuka untuk Para Penimbun Buku di iPusnas, Apa yang Kalian Lakukan Itu Jahat  

Saya pikir, selama anggapan ini masih berlaku, maka selama itu pula angka budaya literasi kita akan segitu-segitu aja. Jadi, banyaknya petasan kertas yang meledak di hari lebaran, dapat menjadi salah satu ukuran banyaknya penurunan marwah buku dalam budaya literasi kita.

Ledakan yang mengganggu

Sampai hari ini saya belum mengerti di mana kesenangannya bermain petasan dari gumpalan buku-buku itu. Bukannya senang, saya malah terganggu dengan berbagai buku yang diledakkan tanpa ada nada yang merdu. Bunyinya ya begitu-begitu saja. Lempeng-lempeng saja tanpa ada intonasi suara. Nggak ada yang menarik. Sama sekali tak ada yang menarik.

Untuk kemeriahan Lebaran, saya pikir gunakanlah petasan-petasan pada umumnya. Tak perlu bikin-bikin petasan kertas. Selain buang-buang waktu, buang-buang tenaga dan buku pula yang jelas-jelas bisa dialihkan pada hal-hal yang lebih bermanfaat.

Jika ada yang mengatakan bahwa seni adalah ledakan, saya hanya bisa bilang, kurang-kurangin. Ente bukan Deidara, dan ente ra mashok.

Penulis: Naufalul Ihya’ Ulumuddin
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Bisakah Kita Menciptakan Ramadan Tanpa Petasan?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 13 April 2023 oleh

Tags: BukuledakanPetasan
Naufalul Ihya Ulumuddin

Naufalul Ihya Ulumuddin

Pegiat sosiologi asal Madura. Tertarik isu pendidikan, kebijakan sosial, dan keluarga. Cita-cita tertinggi jadi anak yang berbakti dan suami ideal untuk istri.

ArtikelTerkait

Kalimat Yok bisa yok Bukan Toxic Positivity Sini Saya Jelasin motivasi

3 Alasan Buku Motivasi Selalu Laku di Pasaran

28 November 2020
Dear Pengurus Perpusda Banyuwangi, Menyampul Buku dengan Staples Itu Keliru Mojok.co

Dear Pengurus Perpusda Banyuwangi, Menyampul Buku dengan Staples Itu Keliru

14 November 2023
menghakimi buku

Book Shaming: Merampas Kemerdekaan dengan Menghakimi Buku yang Mereka Baca

4 Mei 2019
hal yang harus dimiliki penulis buku diterbitkan mojok

Bukan Karya yang Berhasil Dibukukan, Justru Ini 5 Hal yang Harus Dimiliki Penulis

27 April 2020
maksud politik jahat ben anderson joss wibisono review resensi gde dwitya arief metera mojok

Meneer Joss Wibisono dan Ben Anderson Melawan Orde Bau

29 April 2020
buku bajakan buku-buku baru buku musik mojok

Tips Supaya Beli Buku di Bazar Buku Nggak Jadi Momen Pemborosan

25 September 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

22 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

4 Alasan Orang Jakarta Lebih Sering Liburan ke Bogor daripada ke Pulau Seribu

25 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.