Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Bukan Sekretaris, tapi Tugas Bendahara Adalah yang Terberat di Masa Sekolah

Fatony Royhan Darmawan oleh Fatony Royhan Darmawan
8 Januari 2021
A A
Bukan Sekretaris, tapi Tugas Bendahara Adalah yang Terberat di Masa Sekolah terminal mojok.co

Bukan Sekretaris, tapi Tugas Bendahara Adalah yang Terberat di Masa Sekolah terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa waktu lalu saya mengernyitkan dahi setelah membaca artikel dari Dyan Arfiana Ayu Puspita yang  menurutnya menjadi sekretaris adalah cobaan terberat semasa sekolah. Sebagai orang yang berpengalaman menjadi bendahara sewaktu masih berseragam putih abu-abu, saya jelas nggak setuju. Tugas bendahara jauh lebih berat.

Bagi saya menjadi sekretaris justru adalah jabatan paling mudah di kelas. Kerjanya itu minor sekali. Pun tanggung jawabnya. Apalagi di zaman serba digital seperti sekarang, sekretaris nggak perlu susah-susah nulis. Kerja sekretaris paling mentok cuma memfoto catatan guru di papan tulis atau slide ppt. Susahnya apa sih? Semua orang juga bisa kali. Malah menurut saya masih lebih berat petugas piket Senin.

Tapi, bicara cobaan terberat, jelas ini urusan dan tugas bendahara. Jadi bendahara banyak godaanya, nggak bisa kalau cuma modal niat dan tekad. Bendahara nggak cukup mengandalkan hardskill nulis seperti sekretaris, tetapi perlu iman yang kuat juga. Ya memang sepintas bendahara bakal kelihatan punya banyak uang. Tetapi, jika kalian lemah iman sebaiknya jangan coba-coba jadi bendahara. Berikut cobaan terberat yang saya alami tatkala menjabat bendahara di masa sekolah.

#1 Menagih uang kas

Bagi saya ini adalah bagian paling nggak mengenakkan selama menjalankan tugas bendahara. Di kelas, saya bisa mengklasifikasikan teman-teman saya ketika membayar kas jadi tiga golongan. Pertama orang yang mudah waktu ditagih walau dia uang sakunya sedikit. Kedua, sultan kelas, tapi ketika disuruh bayar kas angel-angelan. Ketiga orang yang bayar kas sekali bayar di waktu jatuh tempo, misal di akhir semester.

Sebagai upaya mitigasi, saya harus mengingatkan teman-teman lewat grup WA hari sebelumnya supaya besok menyisihkan uangnya buat bayar kas kelas. Di sini skill content writer saya diuji, membuat pesan persuasif yang menarik, padahal saya bukan sekretaris. Selain itu tugas bendahara nggak cuma dituntut cermat menghitung uang kas, saya juga harus pintar akting saat menagih kas. Perlu mimik muka tertentu agar teman-teman iba membayar kas. Sungguh berat.

Bukan apa-apa, uang kas ini peranannya paling vital di kelas. Uang kas kelas ibarat APBN atau APBD yang setiap waktu harus ready stock. Sekretaris kalau mau nulis, mau ngeprint, atau fotokopi kan uangnya dari kas juga. Ujung-ujungnya kami bendahara ini jadi tulang punggung kalian tau!

#2 Menyusun pembukuan untuk satu semester

Sebagai bendahara yang bertanggung jawab dan akuntabel, saya menyusun pembukuan untuk satu periode. Paling nggak untuk satu semester berjalan. Saya harus mencatat segala arus keuangan yang terjadi di kelas. Arus keuangan itu mencakup modal awal biasanya sokongan dari wali kelas, pemasukan dari uang kas, hingga pengeluaran buat beli peralatan piket, melayat, menengok teman atau guru yang sakit, dan membeli alat tulis.

Sungguh sangat banyak sekali transaksi keuangan yang terjadi. Apabila semua transaksi itu nggak dicatat bendahara, dampaknya bakal berpengaruh pada transparansi finansial kelas, bahkan bisa jadi menyebabkan masalah untuk periode kepengurusan kelas selanjutnya.

Baca Juga:

Stereotip Keliru yang Sering Ditempelkan ke Anak Rohis

Menanggapi Tulisan Panitia yang Paling Capek itu Divisi Perlengkapan: Maaf Mas, Belum Pernah Tahu Rasanya Menjadi Bendahara Pelaksana, ya?

Itulah mengapa saya sebagai bendahara sangat berhati-hati dalam pencatatan ini. Pembukuan sangat berguna untuk mengetahui distribusi keuangan. Lewat pembukuan, bendahara bisa melacak sumber uang, jumlahnya, serta ke mana dana tersebut dikeluarkan. Pencatatan ini pun harus dilakukan secara teratur agar nantinya ada pertanggungjawaban. Supaya saya juga nggak dikira nilep uang kas.

#3 Mengelola bukti atau nota seluruh transaksi keuangan di kelas

Ini juga nggak kalah merepotkan. Untuk menjalankan tugas sebagai bendahara budiman, saya harus mengelola semua bukti transaksi keuangan kelas. Mengelola seperti menyimpan dengan baik seluruh bukti fisik dan jangan sampai bukti transaksi tersebut hilang atau rusak.

Bukti transaksi ini jadi dokumen penting yang merekam adanya aktivitas keuangan di kelas. Misal waktu kerja bakti sekolah, kelas butuh kemoceng, sapu, beli pupuk tanaman, beli ikan, beli media tanam, hingga beli tiner buat membersihkan coretan tipe x di meja harus ada bukti transaksinya. Bukti transaksi umumnya berwujud nota.

#4 Ngalor-ngidul membawa banyak uang

Sebagai bendahara, saya ini udah kayak ATM kelas berjalan. Ke sana kemari kudu bawa uang banyak. Bilamana ada pengeluaran dadakan di kelas, siswa-siswi nggak akan kelabakan. Jadi mereka tetap bisa tenang belajar. Sungguh mulia bukan tugas bendahara? Eh tapi andai kata dijambret gimana? Risikonya besar lho bos. Nah, itulah alasan kenapa tugas bendahara jadi cobaan terberat di masa sekolah. Bukti sudah berbicara.

BACA JUGA Membandingkan Alat Sandy Cheeks dan Doraemon, Manakah yang Lebih Berguna? dan tulisan Fatony Royhan Darmawan lainnya.

Baca Juga:  Tips Menyelamatkan Diri dari Bencana Banjir: Kebanjiran Undangan Nikah
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 7 Januari 2021 oleh

Tags: bendahara pelaksanaMasa SMA
Fatony Royhan Darmawan

Fatony Royhan Darmawan

Seorang mahasiswa yang hobi main Pro Evolution Soccer level beginner dan suporter klub liga 3 yang hampir bubar.

ArtikelTerkait

lulus

Masuk Bareng, Kalau Lulus Juga Harus Bareng: Cita-Cita yang Sangat Mulia

3 Juni 2019
bendahara pelaksana

Menanggapi Tulisan Panitia yang Paling Capek itu Divisi Perlengkapan: Maaf Mas, Belum Pernah Tahu Rasanya Menjadi Bendahara Pelaksana, ya?

21 Agustus 2019
Pengalaman Nggak Enak Saat Kerja Jadi Marbot Masjid terminal mojok.co

Stereotip Keliru yang Sering Ditempelkan ke Anak Rohis

13 Mei 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Video Tukang Parkir Geledah Dasbor Motor di Parkiran Matos Malang Adalah Contoh Terbaik Betapa Problematik Profesi Ini parkir kampus tukang parkir resmi mawar preman pensiun tukang parkir kafe di malang surabaya, tukang parkir liar lahan parkir

Rebutan Lahan Parkir Itu Sama Tuanya dengan Umur Peradaban, dan Mungkin Akan Tetap Ada Hingga Kiamat

2 Desember 2025
8 Aturan Tak Tertulis Tinggal Surabaya (Unsplash)

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

1 Desember 2025
Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi Mojok.co

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

29 November 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025
Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.