Pada titik ini, Buggy lebih “berguna” ketimbang Dragon. Ia menggoyang dunia lewat aksi yang ciamik
Gelar “The Bombastic Clown” memang layak disandang Buggy. Tidak ada satu momen kemunculannya yang tidak bombastis. Pertama muncul dalam serial One Piece, Buggy menjadi sosok musuh yang terlihat tolol. Kemunculan kedua, Buggy hampir memenggal kepala Luffy. Muncul lagi, Buggy menjadi pelarian Impel Down dan mendapat banyak umat. Tiba-tiba jadi Shichibukai, yang satu level dengan Mihawk dan Boa Hancock. Lalu karirnya moncer setelah mendapat gelar Yonko.
Terakhir saat artikel ini ditulis, Buggy memasang harga buruan pada anggota Marine. Alias, Buggy menerbitkan bounty pada pihak yang biasa memasang bounty pada bajak laut. Buggy, si kaisar lautan, mengajak seluruh bounty hunter dan masyarakat sipil untuk berburu Marine!
Jika Shirohige memutar balik dunia sampai tsunami, Buggy memutar balik dunia sampai pada pondasi hierarki sosial. Mereka yang selama ini berburu, kini menjadi buruan. Mereka yang (katanya) menegakkan keadilan absolut, diincar demi keadilan masing-masing bounty hunter. Dan yang bikin saya geli adalah, perusak tatanan ini adalah Buggy. Bukan Dragon, Shanks, atau Kurohige sekalipun.
Pasti Anda akan bertanya-tanya: siapa Buggy? Tentu ada banyak teori. Apalagi tidak ada kisah khusus tentang latar belakangnya, selain dia awak kapal Bajak Laut Roger. Apakah dia Celestial Dragon? Apakah dia menyandang nama D? Jangan-jangan Buggy sudah mengetahui di mana Laugh Tale. Mungkin Buggy sudah tahu apa itu One Piece.
Teori ini memang menarik. Tapi saya malas berteori lagi. Lha wong saya sudah ditipu Eiichiro Oda selama 25 tahun perkara Gomu-Gomu no Mi. Oda pasti punya plot twist yang membuat kita gumun. Tapi, saya mau bicara tentang Buggy dan Dragon bin Garp bapaknya Luffy. Monkey D. Dragon sendiri dikenal sebagai revolusioner, pembangkang, dan paling diburu pemerintah dunia.
Tapi dari apa yang kita lihat, Dragon ini sekelas mas-mas aktivis jualan isu, atau mas-mas kiri progresif yang doyan debat di kedai kopi. Buggy telah menunjukkan revolusi sesungguhnya. Dari akar rumput, tanpa banyak privilese, tanpa banyak fafifu, dan satset menggoyang tatanan dunia One Piece. Mungkin saja, Karl Marx dan Mikail Bakunin akan sama-sama kagum dengan Buggy kalau mereka masih hidup.
Sejak awal kemunculan, Buggy ini selalu jadi karakter lawak. Berbeda dengan Dragon yang mak jegagik langsung OP (Overpower, bukan One Piece). Kita selalu dibuat terpukau setiap nama Dragon disebut. Dia anak pahlawan Marine yang salah asuhan dan memilih jadi rebel. Saya yakin, pasti Dragon doyan lagu “Diary Depresiku”. Ketika bicara kekuatan, teori tentang kekuatan besar misterius disematkan pada Dragon. Belum lagi jajaran kepengurusan Revolusioner yang punya kekuatan OP juga.
Kalau Buggy, selangkangannya ditendang Luffy. Setiap muncul selalu jadi tokoh oportunis pengecut. Kita saja baru tahu dia kru Roger belakangan ini. Anak buahnya saja terlihat pekok dan menyedihkan. First mate-nya saja Cabaji. Koalisinya Alvida. Joh ngono kok berharap akeh. Berkali-kali ia digambarkan sangat lemah dan pengecut. Kekuatan yang dimiliki pun B aja dibanding Luffy hari ini.
Tapi, Dragon tidak menunjukkan dampak signifikan dalam kisah One Piece. Setidaknya sampai hari ini. Tidak ada yang Dragon perbuat meninggalkan jejak berarti selain Luffy masih hidup. Semua serba ideologis dan teoritis. Pasukan revolusioner hanya jadi agent of change, ketika masyarakat sipil masih diperbudak Celestial Dragon. Mungkin nanti akan ada dampak di Levely. Tapi kan tetap tidak berarti bagi warga sipil One Piece.
Sedangkan Buggy selalu bombastis. Dia menjadi kapten para pelarian Impel Down. Dia mengambil alih bisnis bawah tanah dan mercenary. Dia membuka lapangan pekerjaan bagi society misfits. Dan ketika ia memegang posisi Yonkou, gebrakannya lebih berdampak dari tiga Yonko lain. Benar, Buggy membangun tatanan baru di mana menegasi tatanan lama.
Buggy tidak menggadang diri sebagai penyelamat. Tapi anak buahnya yang mengakui. Ia tidak menggadang diri sebagai musuh pemerintah. Tapi sekali gerak, aparat penegak hukum jadi buronan. Dia tidak menyatakan permusuhan dengan pemerintah dunia, tapi menggoyang pilar utama kekuatan pemerintah dunia.
Buggy tidak perlu terlihat keren dan elegan. Justru tingkah bodohnya menyempurnakan pergerakan yang satset tanpa fafifu wasweswos. Ia tidak menunggu revolusi. Dengan segala yang ia miliki, ia ciptakan revolusinya sendiri. Tanpa menyebarkan dogma dan ideologi kontra bangsawan, ia menunjukkan pembangkangan yang lebih realistis.
Untuk apa melawan Marine demi ideologi? Hanya para bajak laut yang melakukan itu. Tetap saja Marine menjadi cambuk kaum buruh dan miskin kota. Buggy tidak pernah berorasi membenci Marine, tapi ia tahu rakyat butuh uang. Dengan cerdas, ia pasang bounty kepada anggota Marine telah memukul dua hal sekaligus: masalah ekonomi dan penindasan.
Buggy menerapkan aksi langsung. Ia tidak “menabur benih perjuangan” yang kakean atraksi. Ia serang dari paling akar: kamu butuh uang? Kamu benci aparat? Kini kamu dibayar untuk memburu aparat! Satu aksi langsung ini saja, sudah mengacaukan dunia politik One Piece.
Ke mana Dragon? Sedang melamun menghadap timur? Sedang berlagak paling jagoan tapi markasnya saja diberangus Kurohige?
Buggy telah menjadi apa yang diteorikan dalam buku-buku perlawanan, tanpa banyak teori. Ia mungkin tidak romantis dalam perjuangan, tapi taktis. Ia tidak menempatkan diri lebih tinggi dari rakyat jelata, tapi merendahkan diri sebagai badut. Buggy adalah antitesis Dragon. Antitesis dari sosok yang kebanyakan pencitraan tapi ra satset blas!
Sumber gambar: Akun Instagram @onepieceofficial
Penulis: Prabu Yudianto
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Panduan Memahami Rumitnya Buah Iblis di Dunia One Piece