Bridesmaid di Pernikahan Nggak Wajib-wajib Amat, Kenapa Masih Drama Soal Seragam sih?

Bridesmaid di Pernikahan Nggak Wajib-wajib Amat, Kenapa Masih Drama Soal Seragam sih Terminal Mojok pager ayu

Bridesmaid di Pernikahan Nggak Wajib-wajib Amat, Kenapa Masih Drama Soal Seragam sih (Unsplash.com)

Beberapa hari lalu, bridesmaid jadi trending topic di Twitter. Setelah saya lihat, ternyata gara-gara ada kasus teman yang sudah diberi kain untuk seragaman bridesmaid, tapi nggak mampu—atau nggak mau—jahit pakai uang sendiri dan ujung-ujungnya si calon pengantin yang sepertinya bakal nombokin. Gregetan nggak sih lihat drama bridesmaid kayak gini? Soalnya, drama kayak gini tuh bukan cuma terjadi sekali dua kali, lho.

Siapa itu bridesmaid?

Bridesmaid adalah “pelayan” pengantin, biasanya merupakan teman akrab atau kerabat dekat mempelai perempuan. Tugasnya adalah membantu dan mendukung pengantin dari sebelum, saat, dan setelah pernikahan. Kalau di barat sih biasanya termasuk membantu acara bridal shower itu, lho. Sebenarnya nggak ada ketentuan jumlah bridesmaid, tapi biasanya minimal 3 orang atau tergantung mempelai perempuan.

Bridesmaid ini berbeda dengan pagar ayu. Pagar ayu biasanya bertugas membantu dan mengiringi pengantin pas hari pernikahan saja. Pagar ayu umumnya tingkat kedekatannya di bawah bridesmaids dan biasanya perempuan yang belum menikah. Tetapi, ada juga pagar ayu yang sudah menikah. Kalau urusan pagar ayu ini biasanya orang tua juga ikut menentukan, sih.

Nah, yang jadi persoalan, sejak kapan keberadaan bridesmaid ini menjadi penting dan seolah-olah harus ada di pernikahan? 

Kalau menurut saya, hal tersebut sebenarnya tergantung masing-masing orang. Kalau calon pengantin punya bestie, tentu dia pengin memiliki kenangan menyenangkan saat melewati momen pernikahan di hidupnya bersama para sahabatnya itu. Sebenarnya dari dulu tiap calon pengantin punya sahabat kayak gini juga keleus, tapi ya dulu terlihat biasa saja. Sementara di zaman yang apa-apa serba dipamerin ini, sahabat yang jadi bridesmaid seolah-olah harus ditonjolkan. Dengan cara diberi seragam misalnya. 

Tujuannya tentu saja biar orang-orang tahu kalau para bridesmaid ini adalah orang yang dekat dengan pengantin. Atau biar pengantinnya terlihat punya bestie kali, ya? Tujuan lainnya ya biar foto pernikahan jadi kelihatan menarik.

Terus, kehadiran bridesmaid ini wajib nggak, sih? Menurut saya pribadi sih sebenarnya nggak wajib, tapi mungkin buat anak zaman sekarang, kehadiran bridesmaid ini sangat dibutuhkan sebagai salah satu support system mereka dalam mempersiapkan pernikahan.

Nikahan di Indonesia: seragam, seragam, dan seragam 

Satu hal yang sering jadi masalah adalah ketika bridesmaid berseragam. Wajib nggak sih seragaman? Seharusnya sih nggak, ya

Gini, lho, pengeluaran calon pengantin untuk menikah itu sudah banyak sekali. Bayangkan, kita perlu mengeluarkan uang puluhan hingga ratusan juta rupiah untuk membayar jasa WO, katering, sewa tempat, sewa pakaian, makeup, dll. Belum lagi sebelum hari H ada acara pertunangan atau lamaran yang pastinya juga mengeluarkan uang. Coba bayangkan kalau pengeluaran yang sudah sedemikian besar itu harus ditambah dengan ikut membelikan seragam buat bridesmaid.

Biasanya paket satu kebaya (kebaya dan daleman furing) dengan kualitas kain yang bagus itu harganya bisa mencapai satu juta, lho. Kalau dalam keluarga besar ada 10 orang yang perlu dibelikan seragam dan bridesmaid 5 orang, ya silakan hitung sendiri jadinya berapa. Itu baru sepaket kain kebayanya, lho, belum termasuk ongkos jahit. Kalau mau kasih ongkos jahit per orang untuk seragam? Tekor, Gaes, calon pengantinnya. Wqwqwq. Eh, tapi lain ceritanya kalau calon pengantinnya punya dana berlebih, ya terserah saja. Tapi kalau dananya pas-pasan dan maksa sampai ngutang demi bisa mengakomodir seragaman bridesmaid? Nanti dulu. Urusan seragam bridesmaid ini kan sebenarnya nggak wajib-wajib amat.

Sebenarnya ada yang bilang kalau seragam itu sebagai bentuk ucapan “terima kasih” dari calon pengantin pada teman terdekat karena sudah meluangkan waktu mau membantu hajat pernikahannya. Okelah, kalau untuk alasan ini, saya rasa masih bisa diterima. Lantas, ke mana istilah “gotong-royong” yang selalu didengungkan orang Indonesia? Bukankah sudah sewajarnya kalau keluarga dan teman dekat itu saling membantu?

Kalau memakai prinsip gotong-royong ini sih harusnya pakai baju seragam yang disewa dari rias pengantin juga nggak masalah, kan? Lebih hemat dan efisien, dong. Fitting-nya memang merepotkan sih, tapi mau gimana lagi, namanya juga mempersiapkan hajatan. Namun, sahabat yang baik tentu nggak masalah kalau direpotkan dengan urusan fitting dan seragam sewaan ini. Toh nikahannya cuma sekali seumur hidup.

Ongkos jahit seragam bridesmaid: dikasih uangnya sekalian atau nggak?

Kalau memang sudah telanjur membelikan seragam bridesmaid, apakah sebaiknya sekalian memberikan uang untuk jahit atau nggak? Tentu saja kalau kita yang berada di posisi bridesmaid bakal memilih dibayarin ongkos jahit lah. Sementara kalau kita yang berada di posisi calon pengantin pun kalau kita punya duit ya tentu saja kita kasih, kan?

Dalam twit yang sempat viral beberapa hari lalu, opini netizen terbelah menjadi dua antara calon pengantin pelit yang nggak mau sekalian bayarin ongkos jahit dan teman pelit yang nggak mau bantu temannya. Ongkos jahitnya sejuta dan calon pengantin menawarkan uang 500 ribu untuk ongkos jahit, tapi dianggap itung-itungan sama temen.

Kalau saya pribadi sih perkara seragam bridesmaid ini lebih memilih patungan. Lagi pula kebaya jadinya kan buat si bridesmaid dan bisa dipakai ke kondangan lain atau acara lain. Anggap saja beli kain kebaya gratis. Kalau sudah dikasih ongkos jahit dan ternyata kurang, ya nggak masalah nombok, toh kebayanya nanti juga jadi milik kita.

Ada juga netizen yang menambahkan cerita kalau dulu dia pernah jadi bridesmaid dan bayar ongkos jahit sendiri. Sudah gitu dia datang dari luar kota dengan biaya akomodasi sendiri, plus masih kasih kado pernikahan pula buat bestie-nya. Demi teman, kan?

Ujung-ujungnya semua ini memang masalah uang, sih. Biaya pernikahan bergengsi yang bisa diupload cantik di Instagram itu memang nggak murah, Gaes. Jadi, silakan bicarakan dengan pasangan soal bridesmaid yang sebenarnya nggak wajib-wajib amat itu.

Penulis: Primasari N Dewi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Jadi Bridesmaid Awalnya Merasa Terhura, Lihat Biayanya Jadi Huru-Hara.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version