Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Alasan Brebes Layak Disebut Lampung Versi Jawa Tengah

Yanuar Abdillah Setiadi oleh Yanuar Abdillah Setiadi
10 Mei 2023
A A
Brebes, Lampung versi Jawa Tengah (Unsplash)

Brebes, Lampung versi Jawa Tengah (Unsplash)

Share on FacebookShare on Twitter

Hari Minggu kemarin, saya bersama teman-teman KKN berencana untuk silaturahmi ke tempat KKN dulu. Tepatnya di Desa Blandongan, Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes. 

Kami memutuskan untuk menyewa sebuah mobil supaya tidak kehujanan dan kepanasan di jalan. Saya didapuk untuk mengemudikan mobil tersebut. Kami berangkat dari kampus di Kota Purwokerto. 

Awalnya, perjalanan kami berjalan dengan lancar tanpa gangguan yang berarti. Kami melewati Ajibarang, Bumiayu, hingga Songgom dengan penuh ketenangan. Jalanan cenderung ramai lancar walaupun sempat ada kekhawatiran di benak saya. Hal ini karena melihat jalanan area Songgom yang macet total.

Saat melewati Songgom, mobil kami hanya berhenti sekali saja karena sedang ada perbaikan jalan. Kira-kira kami berhenti (di area yang sedang diperbaiki) sekitar 15 menit saja. Awalnya saya mengira perjalanan ke Brebes akan lancar jaya. Namun, di sini, ujian itu dimulai.

Awal penderitaan menuju Brebes

Saat kondisi jalanan macet, seorang pengendara Honda Beat memotong jalan kami. Saat itu saya mengulurkan uang receh kepada si pengatur lalu lintas. Karena terkejut, tidak sengaja saya menyenggol motor Beat itu. Ternyata, kejadian itu adalah awal mula dari cobaan panjang saya selama melintasi jalanan di Kabupaten Brebes yang kebanyakan rusak parah.

Beberapa saat kemudian, kami memasuki jalanan di daerah Ketanggungan. Medan jalan sangat tidak rata. Ya persis sama keadilan di Indonesia yang nggak merata. 

Saya membatin. Jalanan yang tidak rata dan bergelombang ini akan menimbulkan genangan air saat hujan turun. Saya melihat banyak pengendara motor yang terkena cipratan air dari mobil dan truk. 

Jangan salah, mobil saya juga sering terkena cipratan dari truk-truk besar yang membuat kaca depan mudah kotor. Hal ini membuat jarak pandang saya agak sedikit kabur. Untung wiper mobil bekerja dengan baik.

Baca Juga:

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

Sudah rusak, terjadi genangan pula

Setelah itu, kami melintasi jalanan di Kecamatan Banjarharjo, sisi tenggara Brebes. Jalanan di area ini banyak yang berlubang. Selain berlubang, jalannya juga sempit. Penyebabnya adalah terlalu banyak pedagang kaki lima yang berjualan persis di pinggir jalan. 

Pengemudi harus ekstra hati-hati kalau memasuki daerah ini. Pasalnya, kita nggak tahu akan kena lubang di jalan karena genangan air. Sekali masuk ke lubang, airnya akan muncrat ke pedagang sayur di pinggir jalan. Wah, repot sekali jadinya.

Sesampainya di Desa Blandongan, saya semakin mengelus dada. Jalanan di desa ini masih belum diperbaiki. Padahal, waktu saya KKN pada Agustus 2022, jalanan di desa ini sudah termasuk rusak parah. 

Sekarang, kondisinya malah semakin memprihatinkan karena bukan hanya rusak, berlubang bergelombang, kontur tanah pegunungan juga membuat jalan di desa ini mudah longsor dan ambles. Mobil yang saya kemudikan juga sempat kandas sampai tiga kali karena “terpaksa” melintasi jalan tersebut. 

Oya, kami naik Toyota Calya untuk menuju Brebes. Jadi, kamu bisa membayangkan betapa menderitanya kami. Bakal susah juga kalau misalnya Pak Jokowi berkunjung ke Brebes naik Mercedes Benz S600 Guard Sudah pasti nyangkut. Parah banget.

Saat pulang ke Purwokerto dari Brebes, kami memutuskan untuk mampir dulu ke Alun-Alun Tegal melewati Jalur Pantura. Kami pulang sekitar pukul 17.00. Mobil menerjang Jalan Raya Kersana saat Magrib tiba.

Sialnya, jalanan di daerah tersebut persis seperti calon legislatif. Kenapa begitu? Soalnya nggak ada yang bisa dipilih. Wong rusak kabeh, sedulur! Apalagi penerangan jalan yang nggak ada sama sekali membuat para pengendara harus super hati-hati. Beberapa kali juga saya mendapati pengendara (sing sakerepe dewek) memilih jalan yang tidak rusak sampai mengambil alih lajur kanan. Otomatis pengendara dari lawan arah terpaksa berhenti dengan misuh.

Pak Ganjar, pekerjaan Anda di Brebes belum selesai

Jalanan rusak di Kabupaten Brebes harus mendapat perhatian dari pemerintah. Bukan hanya pemerintah desa saja, lho. Hal ini juga menjadi tugas pemerintah kabupaten dan provinsi. 

Pak Ganjar Pranowo, tolonglah, selesaikan tugas Anda dengan tuntas. Perbaikilah jalan di Kabupaten Brebes yang sudah kelewat parah. Jangan sampai daerah Anda disidak Presiden saat sedang rusak-rusaknya.  

Kalau hal itu terjadi, siapa yang malu? Bukan hanya bapak, saya juga malu sebagai warga masyarakat Jawa tengah. Atau mungkin bapak akan bersorak bangga ketika tugasnya diambil alih oleh pemerintah pusat seperti Gubernur Lampung? Kalau apa-apa pemerintah pusat, apa gunanya pemerintah daerah?

Penulis: Yanuar Abdillah Setiadi

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Melihat Kemiskinan Ekstrem Brebes dari Sudut yang Lain

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 10 Mei 2023 oleh

Tags: brebesganjarganjar pranowojawa tengahlampung
Yanuar Abdillah Setiadi

Yanuar Abdillah Setiadi

Santri. Murid Cak Nun, Rocky Gerung, Sujiwo Tejo. Instagram: @yanuarabdillahsetiadi

ArtikelTerkait

Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025
Purwokerto Selatan, Kecamatan Paling Ideal di Banyumas yang Sering Disepelekan

Purwokerto Selatan, Kecamatan Paling Ideal di Banyumas yang Sering Disepelekan

9 Maret 2024
Bahasa Temanggung yang Sulit Dipahami dan Membingungkan bagi Pendatang Mojok.co

Bahasa Temanggung yang Sulit Dipahami dan Membingungkan bagi Pendatang

15 November 2024
Cerita Pahit 25 Tahun Hidup di Kabupaten Ngawi yang Aneh  Mojok.co

Cerita Pahit 25 Tahun Hidup di Kabupaten Ngawi yang Aneh 

9 Mei 2025
Balada Suka Duka Orang Ibu Kota yang Merantau ke Tanah Lampung terminal mojok.co

Balada Suka Duka Orang Ibu Kota yang Merantau ke Tanah Lampung

4 Januari 2021
Magelang Nggak Pantas Menyandang Status Kota Sejuta Bunga (Unsplash)

Julukan Kota Sejuta Bunga Sudah Tidak Cocok Lagi bagi Magelang, Seharusnya Julukan itu Kini Melekat ke Bandungan, Kabupaten Semarang

29 April 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Pengalaman Naik Bus Eka dari Banjarnegara ke Surabaya: Melihat Langsung Orang Berzikir Saat Pedal Gas Diinjak Lebih Dalam

Pengalaman Naik Bus Eka dari Banjarnegara ke Surabaya: Melihat Langsung Orang Berzikir Saat Pedal Gas Diinjak Lebih Dalam

15 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025
Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Tempat Terbaik bagi Saya Menghilangkan Kesedihan

4 Aturan Tak Tertulis agar Liburan di Lumajang Menjadi Bahagia

17 Desember 2025
Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

15 Desember 2025
Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.