Brakseng Batu menawarkan sesuatu yang berbeda…
Sebagai sebuah kota yang menjuluki dirinya sendiri “Kota Wisata”, Batu sepertinya sudah membuka pintu dan jendelanya lebar-lebar. Siapa pun dipersilakan masuk, siapa pun dipersilakan berkunjung, dan siapa pun diperkenankan untuk menjamah apa saja. Sehingga saat ini nyaris tak ada lagi wisata yang tersembunyi, wisata yang dicap “hidden gem”, dan wisata YTTA alias yang tahu-tahu aja.
Semua orang sudah tahu apa saja tempat wisata di Kota Batu. Apalagi buat mereka yang rutin berkunjung dan berlibur ke sini. Mungkin juga mereka sudah hafal seluk-beluk wisata di sini. Wong nggak sulit, kok. Soalnya selain kotanya kecil, tempat wisatanya juga nggak banyak banget.
Akan tetapi sehafal-hafalnya orang dengan wisata Batu, pasti ada satu atau beberapa yang luput. Ada beberapa tempat yang cukup layak disebut hidden gem, meski sematan hidden gem ini bisa diperdebatkan karena berbeda tiap sudut pandang. Salah satunya adalah Brakseng Batu.
Brakseng, hamparan keindahan dari ujung utara Kota Batu
Nama Brakseng memang nggak setenar dan sepopuler Selecta, Jatimpark, atau Bukit Paralayang. Dibanding tempat wisata lainnya, Brakseng yang terletak di Kecamatan Bumiaji ini mungkin jadi salah satu tempat wisata paling muda di Batu. Eksistensi dan statusnya sebagai tempat wisata baru dikenal setidaknya 5-7 tahun terakhir. Sebelumnya, Brakseng hanya kawasan pertanian biasa di Batu.
Sebelum pertengahan 2020, Brakseng adalah hamparan perkebunan kentang, wortel, sawi, dll. Nggak ada yang spesial, apalagi bagi warga lokal. Namun berkat kerja sama antara pemerintah desa dengan salah satu kampus swasta di Malang, Brakseng disulap menjadi semacam tempat wisata alam. Tempat ini diberi nama Brakseng karena dulu di tengah perkebunan ada gubuk (brak) beratap besi pipih (seng), makanya dinamakan Brakseng oleh warga.
Keistimewaan Brakseng tentu ada di lokasinya. Brakseng berada di lereng Gunung Arjuno, tepatnya di Desa Sumberbrantas, desa paling utara Kota Batu. Tempat ini juga menjadi salah satu titik tertinggi di Kota Batu.
Bayangin saja, Brakseng berada di ketinggian 1.700-1.800 mdpl, dan dari sini kita bisa melihat Batu dari ketinggian. Itulah mengapa banyak yang menyebutnya sebagai “negeri di atas awan”, ya karena kita bisa melihat hamparan awan dari sini.
Selain itu, Brakseng juga dikelilingi oleh pegunungan dan hutan. Sejauh mata memandang, kita hanya akan menemukan hamparan kebun, gunung, dan hutan yang hijau. Udaranya juga jauh lebih sejuk, dan tentunya lebih dingin. Kalau kalian butuh ketenangan, kayaknya cocok datang ke Brakseng.
Jaraknya jauh, rutenya nggak mudah, tapi semuanya akan terbayar lunas
Kalaupun ada yang kurang asyik dari Brakseng Batu ini ya soal jarak dan rutenya. Soalnya tempat ini benar-benar berada di ujung utara Kota Batu. Loncat sedikit ke utara sudah masuk Pacet, Mojokerto. Makanya untuk bisa sampai ke sini perlu usaha yang lebih besar.
Jarak tempuh dari pusat Kota Batu ke sini sekitar 1 jam perjalanan. Sementara kalau dari pusat Kota Malang sekitar 2 jam. Rute menuju ke Brakseng pun tak mudah. Yah, namanya juga berada di lereng gunung, jelas jalannya akan naik turun.
Masalah jarak dan rute ini juga yang bikin saya agak malas jalan-jalan ke Brakseng. Padahal rumah saya juga berada di Batu utara, lho. Dari rumah saya ke Brakseng sekitar 30 menit perjalanan. Masalahnya, waktu tempuh 30 menit untuk ukuran Kota Batu itu lama sekali.
Namun harus diakui, jarak tempuh dan rute yang berliku itu akan terbayar lunas begitu sampai di Brakseng. Kita akan disuguhi pemandangan yang tak ada tandingannya. Seperti saya bilang, pemandangan dari sana tak hanya pemandangan Batu dari atas dan hamparan awan, tapi juga pemandangan kebun, hutan, dan gunung.
Oh ya, nggak perlu khawatir kalau sudah sampai sana. Di sana ada semacam kafe yang bisa dikunjungi untuk sekadar nongkrong, ngopi, atau makan. Tiket masuk ke kawasan Brakseng Batu sekitar Rp5 ribu per orang. Siapkan juga nominal yang sama untuk bayar parkir. Masih terjangkau, kan.
Wisata hidden gem bagi wisatawan, tapi bagi warga lokal, Brakseng adalah kehidupan
Jika saya menyebut Brakseng adalah wisata hidden gem Kota Batu, mungkin beberapa orang nggak terima. Soalnya sudah banyak yang tahu tempat ini. Tapi ya terserah saja, soalnya buat saya Brakseng adalah hidden gem.
Tapi lupakan saja perdebatan itu. Nggak penting juga, kok. Entah Brakseng tergolong wisata hidden gem atau tidak, satu hal yang pasti Brakseng menjadi sumber kehidupan warga setempat. Hamparan kebun, kafe, warung, hingga lahan parkir yang ada di sekitar sana adalah “sandang-pangannya” warga lokal. Ada banyak orang yang menggantungkan hidup di Brakseng.
Maka kalau kalian datang ke Brakseng Batu, tolong saling jaga. Jaga kebersihan, jaga ketertiban, jangan menginjak kebun, jangan merusak kebun. Jangan lupa juga untuk melarisi pedagang dan UMKM yang ada di sekitar sana biar semuanya bisa hidup. Nanti kalau Brakseng sudah tidak tergolong wisata hidden gem lagi, keindahannya tetap terjaga.
Penulis: Iqbal AR
Editor: Intan Ekapratiwi
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















