Beberapa waktu lalu, saya ngobrol dengan Dito, penulis muda Terminal Mojok yang kemarin masuk nominasi Terminal Award. Kami berdua ngobrol banyak hal, tentang Mobile Legend, pekerjaan yang dia tekuni, dan betapa menyedihkannya kisah-kisah asmara orang-orang di sekitar kami. Pada satu titik, kami berdua ngomongin tentang bootcamp.
Dito bercerita bahwa dia galau ingin ikut bootcamp atau tidak, karena harga yang mahal serta tidak ada jaminan dia akan bekerja dengan gaji yang besar. Saya memahami ketakutan dia, karena memang biaya untuk ikut bootcamp itu terhitung besar.
Ada kenalan saya yang ikut bootcamp seharga 20 juta, tak tahu di mana dia ikut. Tapi sekarang pekerjaannya mentereng. Ada juga kenalan saya yang ikut, dan tetep bekerja, cuma nggak sementereng orang-orang kira. Nggak sedikit juga orang yang ikut begituan dan menganggur.
Jadi, pertanyaannya adalah, apakah bootcamp itu efektif? Jawabannya tidak menyenangkan sama sekali, yaitu tergantung akan banyak faktor.
Daftar Isi
Salah satu jalan untuk memperbesar kemungkinan sukses, bukan jalan satu-satunya
Anggap aja seperti ini: bootcamp adalah salah satu memperbesar kemungkinan untuk dapat pekerjaan yang bagus. Bukan satu-satunya, tapi salah satunya. Jadi kalian nggak bisa mengandalkan satu jalur untuk karier yang mentereng. Di dunia ini, tidak ada satu jalan paling cespleng untuk karier yang mentereng. Bahkan koneksi hebat pun tidak bisa menjamin, jika situ memang tak bisa apa-apa.
Ingat, bagi-bagi jabatan politik pun nggak sembarang orang dapet. Artinya, memang tak ada satu jalan yang absolut. Kecuali ya, divine intervention.
Berangkat dari poin tersebut, bootcamp tidak bisa dibilang tidak berguna. Dia akan berguna jika memang kalian tak bergantung pada satu cara dan menguatkan diri kalian di bidang lain.
Memang, banyak orang yang kelewat pinter masuk bootcamp dan ditawarin pekerjaan. Tapi ingat, orang yang kelewat pinter itu pasti minoritas, dan hal tersebut applicable jika kalian punya kemampuan yang sama. Untuk orang-orang capable yang masuk bootcamp, kemudahan bekerja adalah keniscayaan. Pada akhirnya kan memang itu jadi langkah yang valid untuk memperbesar kemungkinan.
Ingat, keajaiban itu kombinasi dari kemampuan, usaha, dan momentum. Jadi memang harus punya ketiganya untuk meraih sesuatu.
Bootcamp memang mahal, tapi…
Tapi kalian pasti bertanya, mosok biaya bootcamp semahal itu nggak menjamin apa-apa?
Saya juga bingung menjawab hal ini. Mau saya bilang ilmu itu mahal, tapi di saat yang sama saya menolak UKT mahal. Jadi kontradiktif. Untuk ini, saya hanya bisa membagi opini saya.
Sebetulnya, biaya bootcamp itu bisa dianggap investasi atau kalau nggak suka istilah tersebut, anggap saja biaya belajar. Misalkan kalian tak dapat kerja, menyalahkan platform penyedia kok kurang bijak. Selama mereka sudah menyediakan pelatihan dan ilmu yang proper, mungkin perlu melihat ke diri sendiri kenapa gagal.
Kecuali kalau platform bootcamp-nya ngibul, beda cerita kalau ini.
Tapi dari banyak cerita dan forum yang saya baca, banyak bootcamp yang menyediakan koneksi serta membagikan info loker. Menurut saya itu sih udah bagus banget. Di masa sekarang, info loker dan koneksi itu bener-bener mahal. Kalian memang bisa bergantung pada situs penyedia informasi lapangan kerja, tapi saya yakin informasinya beda dengan yang dibagikan oleh penyedia bootcamp.
Koneksi juga barang yang mahal. Ayolah, kalian hidup di Indonesia. Kalian tahu betul seberapa penting koneksi. Di negara yang tidak semua bidangnya (berani) menerapkan meritokrasi, koneksi jadi senjata utama mengarungi dunia.
Perlu atau tidak?
Jadi, intinya, bootcamp itu perlu atau tidak?
Kalau memang kalian butuh skill untuk meningkatkan daya tawar pada perusahaan, disertifikasi, serta punya uang sisa untuk belajar, nggak apa-apa. Toh, apa yang ditawarkan sebenarnya sudah sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
Tapi semua ini tetap butuh keteguhan diri dan planning. Kalian nggak bisa masuk bootcamp lalu berharap ada keajaiban tanpa usaha. Gila itu namanya. Ingat, semakin besar gaji, semakin tinggi hal yang diminta oleh perusahaan. Kalian masih butuh usaha lebih besar setelah itu.
Intinya, bootcamp bukan jalan ajaib pembuka karier bergaji dua digit secara tiba-tiba. Lagi-lagi, ini adalah metode untuk memperbesar kemungkinan. Pada akhirnya, semua bergantung pada diri kalian, mau buang uang jutaan dan gagal, atau mau sukses dengan mendapat ilmu baru dan berusaha lebih keras.
Penulis: Rizky Prasetya
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Programmer Jangan Merasa Aman, Bentar Lagi Gaji Kalian Terjun Bebas