Bangunan lawas menambah romantis suasana Bondowoso
Hal yang paling saya sukai dari Bondowoso adalah masih banyak bangunan atau rumah bergaya jengki dan indis di sana. Bangunan lawas begitu cocok dengan suasana Bondowoso, apalagi ketika sore hari. Sangat romantis.
Suasana tambah romantis ketika malam hari. Ketika mampir ke Bondowoso, saya senang memandangi langit malam di sana. Cahaya bintang kadang masih terlihat, tidak seperti di Jember. Lampu-lampu di kota kadang menutupi gemerlap bintang di langit.
Pernah suatu malam di Bondowoso, tepatnya selepas salat Isya, saya menyadari jalan utama di dekat alun-alun terasa begitu lengang dan sepi. Saya pun bertanya-tanya, ke mana perginya semua orang. Setelah berkeliling di sekitar kota, saya mendapati bahwa Bondowoso memang telah sepi begitu adzan Isya usai berkumandang. Hal ini bukan hanya terjadi sekali. Hampir setiap malam selama saya berkunjung, Bondowoso selepas Isya terasa seperti kampung yang sepi.
Bondowoso minim gejolak
Bondowoso yang jauh dari hiruk-pikuk mungkin karena kebanyakan penduduknya memilih merantau ke Bali atau Kalimantan untuk bekerja. Memang tidak banyak pilihan di sini. Selama berkunjung, saya kerap menemui berbagai keterbatasan. Tak banyak pilihan makanan, tempat hiburan, maupun ruang publik. Bahkan, transportasi dalam kota pun nyaris tak tersedia. Variasi yang minim membuat siapa pun perlu beradaptasi dengan apa yang ada, menerima keadaan sebagaimana adanya.
Menariknya, di tengah segala keterbatasan itu, Bondowoso terasa nyaris tanpa gejolak. Saya hanya mengingat dua peristiwa besar yang pernah terjadi di Bondowoso: kasus korupsi yang melibatkan mantan wakil bupati dan konflik agraria di Kaligedang, Ijen. Keduanya tergolong serius, namun respons masyarakat di sini jauh dari gaduh.
Hidup di Bondowoso memang terasa statis. Nyaris tanpa gelombang besar. Barangkali suasana yang ideal untuk menepi. Bukankah itu impian banyak orang kota? Jalanan yang tak ramai, udara yang sejuk, serta suasana yang romantis dan adem ayem.
Penulis: Titania Elsa Eka Hikmatullah
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA 5 Keunggulan Bogor yang Sebenarnya Sederhana, tapi Sulit Dijumpai di Jakarta.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















