Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Buku

Bodo Amat dengan Buku “Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat”

Andrian Eksa oleh Andrian Eksa
20 Mei 2019
A A
bodo amat

bodo amat

Share on FacebookShare on Twitter

Belum lama ini, beranda media sosial saya dipenuhi dengan unggahan buku karya Mark Manson. Apalagi kalau bukan Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat. Unggahan-unggahan tersebut dibumbui dengan berbagai keterangan. Salah satu keterangan yang paling jamak saya baca, buku tersebut mampu menginspirasi pembacanya.

Buku bersampul oranye itu berbulan-bulan duduk manis di rak-rak khusus yang dipajang paling depan sebuah toko buku. Buku yang laris manis. Bahkan, toko-toko buku online pun tidak ketinggalan menggadang-gadang buku tersebut. Buku laris kok nggak dijual, sayang, dong, gan!

Buku Manson yang itu pun tidak luput dari acara giveaway akun Instagram orang-orang. Saya sih sudah menduganya sejak awal, pasti bakal ramai yang ikutan. Dalam kondisi tersebut, sebuah buku bisa saja seperti kembang desa, semua orang mengidamkannya. Sekalinya dijadikan hadiah secara cuma-cuma, siapa yang tidak ikut memperebutkannya?

Ternyata tidak sampai di situ saja. Kemarin, saya menemukan sebuah info perlombaan menulis. Hadiahnya besar sekali. Sebuah paket perjalanan ke luar negeri. Lengkap dengan segala kebutuhan akomodasi.

Selain itu, tiga puluh karya terbaik akan mendapatkan hadiah sebuah buku. Bayangan saya, biasanya hadiah buku semacam itu adalah buku karya penyelenggara atau hasil perlombaan sebelumnya. Ternyata bukan. Tidak lain, buku Manson itu yang dijadikan iming-iming. Betapa menggiurkannya.

Setelah saya pikir-pikir kembali, kehadiran buku tersebut menjadi superior dalam review buku yang bermunculan di beranda media sosial saya. Sudah tidak terhitung berapa jumlah reviewnya. Tapi toh hal itu tidak kemudian membuat saya minder karena belum membaca atau membelinya. Malahan saya merasa telah membacanya.

Cara orang mereview buku kan berbeda-beda. Ada yang sekadar memberikan kesan. Ada yang menceritakan ulang. Ada pula yang memberikan pandangan atas pemikiran penulisnya. Membaca beragam review tadi, saya merasa telah mengaplikasikan gagasan buku tersebut. Saya bodo amat dengan buku oranye itu!

Tunggu dulu! Jangan terus nyinyirin saya. Maksudnya bodo amat, ya, sebagaimana review orang-orang. Saya tidak mau memposisikan diri sebagai korban yang tidak membaca buku Manson. Hal ini sama dengan sikap saya sebagai bukan penonton Game of Thrones di tengah lautan manusia penonton setianya. Saya hanya bisa diam dan menyimak ketika orang-orang membincangkannya. Di mana pun dan kapan pun!

Baca Juga:

Alasan Gramedia Tidak Perlu Buka Cabang di Bangkalan Madura, Nggak Bakal Laku!

Surat Terbuka untuk Para Penimbun Buku di iPusnas, Apa yang Kalian Lakukan Itu Jahat  

Jauh sebelum buku Manson dijadikan kado seseorang kepada pacarnya, saya sudah dipertemukan dengan seorang kawan yang bersikap bodo amat. Atau dalam bahasanya, dia selalu mengatakan, prek!

Kawan saya bernama Permadi. Meskipun namanya merupakan nama lain Arjuna, pria ini jauh dari kepopuleran Arjuna dalam menarik hati perempuannya. Alih-alih mudah menaklukkan perempuan idaman, Permadi malah tidak peduli dengan dunia pacar-pacaran. Pernah sih dia pacaran. Tapi ya, gitu~

Sikap prek yang tertanam di diri Permadi, menjadikannya abai pada sekitar. Dia pernah mengurung diri di kos. Benar-benar mengurung diri karena hanya keluar untuk makan dan mandi. Setelah sekian lama, tiba-tiba dia menghubungi saya dan mengabarkan bahwa sedang sakit. Saya pun segera menyusulnya. Astaga… saya menemuinya dalam keadaan terbaring lemah di antara serakan buku, baju, dan sampah plastik bekas makanan. Ini kamar kos apa tempat sampah?

Saya sudah paham, dari dulu memang seperti ini. Permadi bersikap seolah-olah tidak punya kawan. Tidak peduli dan tidak mau dipedulikan. Oleh karenanya, ketika kesadarannya pulih, pas lagi sakit-sakitnya seperti itu, baru deh menghubungi saya supaya ke kos. Kalau sudah seperti itu, mau tidak mau, saya cuma bisa bilang, sukurin! Makanya punya pacar!

Ternyata sikap tidak peduli Permadi juga dirasakan kawan-kawan saya yang lain. Ketika tidak ada obrolan lain, kami sesekali membahas itu. Bagaimana bisa kami mempunyai seorang kawan yang seolah tak punya hati? Menariknya, Permadi ini tidak pernah merasa tersakiti dan kemudian marah ketika kami memperoloknya dengan segala macam sangkaan. Terutama sangkaan kalau dia itu sok-sokan kuat hidup sendiri.

Saya rasa, Permadi telah berhasil sampai pada titik bodo amat, sebagaimana ditawarkan Manson. Selain tidak memposisikan diri sebagai korban, Permadi pun melihat segalanya biasa saja. Tidak ada yang istimewa. Termasuk dirinya yang kini menjadi kontributor di tirto.id sampai dengan 6 tulisan per hari (data per tanggal 18/05/2019).

Bagi kami, kawan-kawannya, pencapaiannya itu tentu tidak biasa saja. Lha wong sekarang setiap bulannya kami ditraktir makan sehabis gajian. Menyenangkan, bukan?

Jadi, ketika saya belum kesampaian untuk membeli dan membaca buku Manson, untuk ngayem-ayemi ati, saya memilih untuk prek dan bodo amat! Yang penting kan setiap bulan tetap dapat traktiran. Uwuwu~

Terakhir diperbarui pada 5 Oktober 2021 oleh

Tags: Bodo AmatBukuSebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat
Andrian Eksa

Andrian Eksa

Kelahiran Boyolali, 15 Desember. Saat ini sedang bergiat di Dolanan Anak Jogja.

ArtikelTerkait

21 Istilah yang Sering Muncul di Kalangan Pembaca Buku

21 Istilah yang Sering Muncul di Kalangan Pembaca Buku

30 Maret 2023
menghakimi buku

Book Shaming: Merampas Kemerdekaan dengan Menghakimi Buku yang Mereka Baca

4 Mei 2019
seni untuk tidak pergi ke manapun

Catatan Tentang Seni Untuk Tidak Pergi ke Manapun

12 Mei 2019
Blok M Square, Surga Mencari Kaset Pita dan Buku Murah Mojok.co

Blok M Square, Surga Mencari Kaset Pita dan Buku Murah

20 Januari 2024
Buku Tak Menarik untuk Dibaca, Lebih Menarik untuk Dijadikan Petasan

Buku Tak Menarik untuk Dibaca, Lebih Menarik untuk Dijadikan Petasan

13 April 2023
Mencorat-coret Buku Bacaan Itu Nggak Salah, Justru Wujud Kreatif dan Kritis terminal mojok.co

Mencorat-coret Buku Bacaan Itu Nggak Salah, Justru Wujud Kreatif dan Kritis

30 Desember 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025
Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

19 Desember 2025
Niat Hati Beli Mobil Honda Civic Genio buat Nostalgia, Malah Berujung Sengsara

Kenangan Civic Genio 1992, Mobil Pertama yang Datang di Waktu Tepat, Pergi di Waktu Sulit

15 Desember 2025
Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

16 Desember 2025
Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025
Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran
  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.