Bagi warga Purbalingga seperti saya, Kecamatan Bobotsari sudah tidak asing lagi. Kecamatan Bobotsari yang terletak di daerah strategis ini menjadikannya Kota Dagang yang berkembang pesat. Kecamatan ini terletak di titik percabangan antara Kota Purbalingga, Kecamatan Rembang dan sekitarnya, serta Pemalang dengan jalur menuju Jakarta.
Awalnya saya pikir sebutan Kota Dagang supaya afdol saja setiap daerah punya ciri khas masing-masing. Namun seiring berjalannya waktu, saya menyadari sebutan itu tidak sekadar formalitas.Akhir-akhir ini saya cukup sering melewati kecamatan ini untuk menuju Pekalongan. Kecamatan yang kerap disebut dengan Bocari itu berbeda jauh dengan yang ada dalam ingatan saya waktu kecil dan remaja, Bocari tumbuh menjadi daerah yang lebih maju dibanding pusat kota Purbalingga.
Daftar Isi
Terminal bus yang lebih maju
Terminal yang berada di Kecamatan Bobotsari adalah terminal terbesar di Kabupaten Purbalingga dengan Tipe A. Bahkan, Terminal Kabupaten Purbalingga yang terletak di pusat kota hanya bertipe B. Sungguh perbedaan yang nggak bisa dinalar oleh logika, bukan? Kok ada ya, kecamatan yang lebih pesat fasilitas transportasinya ketimbang kabupatennya sendiri.
Terminal yang terletak di kecamatan satu ini digunakan sebagai transit tiga jenis moda angkutan, yaitu angkutan perkotaan, angkutan perdesaan dan angkutan antarkota. Selain itu, terminal yang terletak di Jalan PP Imam ini digunakan sebagai tempat transit bus-bus besar yang sudah nggak asing di telinga para pelancong. Sebut saja PO Sinar Jaya yang menjadikan terminal Bobotsari sebagai tempat transit terakhir para penumpang yang berasal dari Purbalingga sebelum berangkat ke arah Jakarta.
Pasar modern Bobotsari jadi roda ekonomi Purbalingga
Pasar Modern Bobotsari memang bukan yang terbesar di Kabupaten Purbalingga alias nomor dua setelah Pasar Segamas. Walau bukan terbesar, Pasar Modern Bobotsari tetap bisa diadu dari sisi keramaiannya. Sejauh pengamatan saya, pasar modern itu selalu ramai oleh penjual dan pembeli. Bahkan, saat memasuki malam hari.
Jadi saat dini hari, pasar yang berada di kecamatan dengan julukan Kota Dagang itu sudah dipenuhi oleh para penjual sayur. Saat matahari mulai terbit, pembeli mulai berdatangan hingga siang hari. Di sore hari, para penjaja kuliner di depan pasar mulai membuka lapaknya. Bisa dibilang area ini tidak pernah absen dari keramaian.
Hal ini tentu berbeda dengan Pasar Segamas yang berada di pusat kota Purbalingga. Saya pernah berkunjung ke pasar ini pada pagi hari sekitar pukul 09.00 WIB. Kondisinya sungguh sepi. Hanya ada beberapa pedagang yang sedang menyapu tokonya sembari menunggu pelanggan datang. Saat malam hari pun tidak jauh berbeda, hanya ada beberapa penjaja angkringan saja. Padahal, lokasinya cukup strategis dan dekat dengan pusat kota.
Sudah ada fasilitas kesehatan
Bobotsari menjadi kecamatan di Purbalingga yang memiliki rumah sakit dengan fasilitas lengkap di daerahnya. Di sana sudah ada RS PKU Muhammadiyah yang menjadi andalan para warga. Lengkapnya fasilitas kesehatan membuat warga Bocari tidak perlu repot-repot ke RSUD Kabupaten Purbalingga yang terletak di pusat kota.
Rumah sakit itu juga menjadi andalan warga kecamatan lain seperti Karangreja, Karangmoncol, dan Kertanegara. Bahkan, ada juga warga Kabupaten Pemalang bagian selatan (Belik) yang memilih untuk berobat ke rumah sakit milik Yayasan Muhammadiyah ini.
Saya pikir-pikir kecamatan ini nyaman juga untuk menjadi tempat tinggal. Fasilitasnya tidak kalah dengan pusat kota Purbalingga. Konon, banyak juga sekolah-sekolah favorit di jenjang SD, SMP, dan SMA ada di kecamatan ini. Wah, bisa jadi alternatif tempat tinggal bagi yang sudah berkeluarga dan memiliki anak ya.
Penulis: Yanuar Abdillah Setiadi
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Purbalingga, Kota Indah Tanpa Mall Gara-gara Bersebelahan dengan Purwokerto
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.