Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Ironi Blora: Bukan Lumbung Pangan, tapi Jadi Lumbung Utang  

Dimas Junian Fadillah oleh Dimas Junian Fadillah
19 September 2024
A A
Ironi Blora: Bukan Lumbung Pangan, tapi Jadi Lumbung Utang   cepu

Ironi Blora: Bukan Lumbung Pangan, tapi Jadi Lumbung Utang (Yumen via Wikimedia Commons)

Share on FacebookShare on Twitter

Blora merupakan wilayah yang sangat potensial dalam bidang pertanian. Bahkan Blora jadi salah satu daerah penghasil padi dan jagung yang unggul di Jawa Tengah. Tak heran jika Pemkab setempat menggaungkan bahwa Blora mampu menjadi daerah lumbung pangan yang dapat diandalkan. Seandainya saja memang benar Blora jadi daerah lumbung pangan, tentunya masyarakat sekitar akan lebih sejahtera dan pembangunan infrastruktur dapat berjalan tanpa hambatan.

Namun pernyataan soal Blora mampu jadi lumbung pangan menurut saya terlalu tergesa-gesa untuk dilontarkan. Sebab, kenyataannya justru pertanian di Blora sangat memprihatinkan. Masih banyak petani yang merugi saat panen tiba. Selain itu Pemkab juga terpaksa berutang ke bank akibat kesulitan membiayai pembangunan infrastruktur jalan. Nahas saja, Blora bukan menjadi lumbung pangan seperti yang dicitrakan, justru berubah wujud jadi lumbung utang.

Saat panen tiba, petani Blora malah merugi

Panen raya yang berlangsung tahun ini justru membuat masyarakat semakin nelangsa. Hasil panen yang didapat tak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan. Terlebih mereka dihadapkan dengan kekeringan akibat kemarau panjang. Akhirnya demi menjaga padi dan jagung tetap hidup, tak sedikit para petani rela mengeluarkan uang lebih agar bisa mengairi lahannya.

Tentu pengeluaran dalam mengairi lahan pertanian tak bisa disepelekan. Nominalnya lumayan banyak. Untuk sekali sedot air, petani dikenakan biaya sejumlah Rp200 ribu. Agar hasil pengairan berjalan maksimal, biasanya petani membutuhkan 3-5 kali sedot air. Semakin kering dan luas sebuah lahan, maka akan semakin membuat boncos kantong petani. Tercatat sejak bulan Agustus 2024, sedikitnya ada 2.800 hektare lahan sawah di Blora mengalami kekeringan.

Tak berhenti sampai di sana, petani juga dihadapkan dengan harga jagung yang terus anjlok tak terkira. Biasanya para petani jagung bisa menjual hasil panennya dengan harga Rp6.000 sampai Rp7.000 per kilogram. Namun saat ini harga jual jagung kering di petani hanya berkisar Rp4.500 per kilogram. Sementara untuk jagung basah terbilang sangat rendah dengan harga Rp3.700 per kilogram. Ibarat sudah jatuh masih dihantam tujuh anak tangga, bertubi-tubi nelangsanya.

Pembangunan infrastruktur saja masih harus berutang

Jika lumbung pangan bisa terwujud, tentunya dapat membantu Pemkab Blora merampungkan infrastruktur. Sehingga tak perlu lagi pusing untuk melakukan lobby utang kepada bank. Ketidakberdayaan dalam mengelola anggaran infrastruktur jalan membuat Pemkab Blora berutang kepada Bank Jateng. Jumlah utang yang dimohon pada tahun 2022 oleh Bupati cukup tinggi mencapai Rp150 miliar.

Seolah tak belajar dari pengalaman, Bupati Blora justru berencana untuk berutang kembali dengan nominal yang lebih tinggi, yaitu sebesar Rp215 miliar. Padahal ketergantungan utang dalam mengatasi pembangunan infrastruktur bukan langkah yang tepat untuk diambil oleh seorang Bupati. 

Hal tersebut justru mengindikasikan bahwa tata kelola pemerintahan yang dijalankan bersifat tidak produktif, bahkan menunjukan adanya kekeliruan skala prioritas. Akibatnya, dana tidak teralokasikan dengan baik untuk persoalan yang urgent.

Baca Juga:

Nasib Dianggap Jadi Warga Kelas Menengah: Dianggap Banyak Uang, Tak Pernah Dapat Bantuan, tapi Hidupnya Justru Paling Sering Nelangsa

3 Fakta Menarik tentang Blora yang Jarang Orang Bicarakan

Pemkab Blora perlu menghindari utang dan memperbaiki pengelolaan pertanian

Harapan dalam mewujudkan Blora menjadi lumbung pangan memang teramat mulia dilakukan. Tapi saya harap Pemkab atau Bupati Blora juga sadar bahwa untuk mencapainya dibutuhkan kecermatan dalam memutuskan sebuah kebijakan. Tentu agar yang dicita-citakan dapat terwujud tanpa menyisakan kenangan belaka.

Mumpung belum telanjur, alangkah baiknya dilakukan perampingan terhadap anggaran belanja yang tidak begitu penting. Agar dana APBD dan bantuan dari pemerintah pusat maupun provinsi dapat tersalurkan dengan tepat. Sehingga pembangunan jalan dapat tuntas terlaksana tanpa harus menambah utang.

Kemudian Bupati juga bisa lebih fokus dalam memberikan bantuan kepada petani. Misalnya melakukan mitigasi dan inovasi agar saat musim kemarau lahan pertanian tidak kekeringan. Bupati juga dapat membuat rancangan kebijakan dalam upaya menjaga stabilitas harga pangan di Blora. Sehingga saat panen raya datang, petani mendapat keuntungan dan pemasukan daerah juga bisa bertambah. Karena jika tidak segera direhab—akibat ketergantungan utang—, takutnya Blora bukan jadi lumbung pangan malah jadi lumbung utang.

Penulis: Dimas Junian Fadillah
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Kradenan Blora, Kecamatan yang Tak Tersentuh Kasih Sayang Pemerintah. Datang ke Sini seperti Berada di Dimensi Lain.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 19 September 2024 oleh

Tags: blorabupati blorakabupaten bloraUtangUtang bank
Dimas Junian Fadillah

Dimas Junian Fadillah

Lulusan S1 Ilmu Politik, tertarik dengan tata kelola & politik lokal.

ArtikelTerkait

Sisi Gelap dari Pekerjaan Menjaga Pertashop Milik Bapak Sendiri (Foto milik penulis)

Sisi Gelap dari Pekerjaan Menjaga Pertashop Milik Bapak Sendiri

19 Januari 2023
Hutan Blora Sudah Tak Mistis, Kini Malah Kritis Akibat Alih Fungsi Lahan

Hutan Blora Sudah Tak Mistis, Kini Malah Kritis Akibat Alih Fungsi Lahan

23 Mei 2025
Blora Tetap Sulit Berkembang meski Sudah Ada Mixue, Bioskop, hingga Mie Gacoan

Blora Tetap Sulit Berkembang meski Sudah Ada Mixue, Bioskop, hingga Mie Gacoan di Sini

17 Februari 2025
Blora Memang Banyak Kekurangan, tapi Jangan Diprotes Terus, dong! Mojok.co

Blora Memang Banyak Kekurangan, tapi Jangan Diprotes Terus, dong!

11 Desember 2023
3 Makanan Ekstrem Blora yang Nggak Cocok di Lidah Banyak Orang, tapi Menarik untuk Dicoba Mojok.co

3 Kuliner Ekstrem Blora yang Mungkin Nggak Cocok di Lidah Banyak Orang, tapi Menarik untuk Dicoba

12 November 2025
5 Nama Kecamatan di Blora yang Sukses Bikin Orang Awam Salah Paham

5 Nama Kecamatan di Blora yang Sukses Bikin Orang Awam Salah Paham

18 Juni 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

15 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025
Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

15 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025
Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

16 Desember 2025
Mio Soul GT Motor Yamaha yang Irit, Murah, dan Timeless (Unsplash) yamaha mx king, jupiter mx 135 yamaha vega zr yamaha byson yamaha soul

Yamaha Soul Karbu 113 cc: Harga Seken 3 Jutaan, tapi Konsumsi BBM Bikin Nyesek

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.