Di masa libur kuliah, saya sering menghabiskan waktu dengan menjelajahi tempat-tempat baru di Jabodetabek. Beberapa hari lalu misalnya, saya berkesempatan ke area Blok M. Tidak sekadar cuci mata, saya ke sana demi menyambangi Blok M Square. Tempat bagi pencari kaset pita dan buku murah.
Blok M Square adalah pusat perbelanjaan yang berlokasi di Jakarta Selatan, tepatnya di Jalan Melawai, Kebayoran Baru. Menilik sejarahnya, Blok M Square merupakan salah satu pusat perbelanjaan legendaris di Jakarta. Pada 23 Desember 1978 pusat perbelanjaan ini sesungguhnya telah dibuka, tetapi masih bernama Aldiron Plaza. Setelahnya, pada 10 Desember 2008 tempat itu berganti nama menjadi Blok M Square seperti yang dikenal hingga saat ini.
Hal pertama yang saya suka dari Blok M Square adalah aksesnya yang gampang. Tempat ini sangat jauh dari daerah saya, Depok. Namun, saya tidak kesulitan untuk pergi ke sana. Saya hanya perlu naik KRL hingga Stasiun Sudirman. Kemudian, saya berpindah ke MRT dan turun di Stasiun Blok M BCA. Selebihnya, saya tinggal berjalan kaki dengan jarak yang tidak begitu jauh.
Blok M Square surga mencari kaset pita
Saya akui, ketertarikan untuk mengunjungi Blok M Square baru muncul belum lama ini. Baru-baru ini saya tengah menggandrungi hobi baru yakni mengoleksi kaset pita. Itu semua bermula ketika salah satu paman memberi hadiah Walkman jadul.
Bagi kalian yang tidak tahu, Walkman adalah alat pemutar audio yang sangat populer beberapa dekade lalu. Menariknya, untuk dapat memutar lagu pada Walkman, kita harus memiliki kaset pita yang tentu sudah cukup jarang ditemui di era sekarang. Maka dari itu, untuk bisa memilikinya, seseorang mesti melakukan perburuan.
Perburuan itulah yang saya lakukan beberapa hari lalu di Blok M Square. Pada bagian basement, banyak sekali toko yang menjual hal-hal berbau vintage. Kaset pita menjadi salah satunya. Selama sekitar satu jam, saya sibuk menelusuri setiap toko.
Akhirnya saya keluar dengan senyum merekah karena berhasil membawa pulang sebuah kaset pita dari musisi lawas kesukaan saya, Elvis Presley. Andai saja saldo di rekening saya lebih berlimpah, pasti saya akan memboyong lebih banyak kaset pita.
Harga kaset yang selangit
Koleksi toko-toko kaset di sana memang lengkap, sayang harga kasetnya terlalu mahal, mampu membobol kantong saya dalam sekejap. Sebelum kalian menyebut saya nggak punya modal, izinkan saya memberi sedikit penjelasan. Di kampung halaman, Palembang, saya pernah hunting kaset-kaset sejenis. Di sana, kocek yang dikeluarkan untuk membeli satu kaset sekitar Rp5.000-20.000 saja.
Sementara di Blok M Square, satu kaset yang paling murah sekitar Rp40.000, alias dua kali lipat dari yang saya temukan di Kota Pempek. Saya paham, tentu ada perbedaan harga di antara kedua kota tersebut. Namun, saya tak menyangka jaraknya bisa sejauh itu.
Lebih mengejutkan ketika saya menanyakan harga dari kaset-kaset limited edition harganya mencapai Rp70.000-Rp120.000. Beberapa kaset yang dihargai segitu ada Bon Jovi, Queen, Sheila on 7, Dewa 19.
Surga Buku Murah
Selain kaset, di tempat ini ada banyak sekali penjual buku dengan harga miring. Ya, setidaknya kalau dibandingkan dengan harga di toko-toko buku besar. Mengapa bisa lebih murah? Jawabannya adalah karena buku-buku yang dijual di sana biasanya adalah buku bekas ataupun buku bajakan. Pantas saja harganya lebih bersahabat di kantong.
Menariknya, mayoritas pedagang buku di sana pernah berjualan di Kwitang. Teruntuk kalian yang nggak mudeng, Kwitang adalah daerah yang dikenal dengan pasar bukunya dan menjadi salah satu latar tempat di film Ada Apa Dengan Cinta? (2002). Setelah mengalami penggusuran, para pedagang pindah berjualan ke Blok M Square. Tentu masih para pedagang ini tetap berjualan dengan ciri khas mereka, menyediakan buku-buku terkenal dan underrated dengan tarif yang bersahabat.
Walau punya kekurangan, Blok M Square tetap surga bagi para pecinta kaset pita dan buku bacaan. Lokasinya yang mudah diakses menjadi poin plus lain dari tempat ini. Oiya, di sekitar Blok M Square terdapat pusat perbelanjaan lain yang tidak kalah menarik untuk dikunjungi lho, seperti Mal Blok M, Melawai Plaza, dan Blok M Plaza.
Penulis: Bintang Ramadhana Andyanto
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA 6 Alasan Blok M Square Adalah Mal Terbaik yang Pernah Saya Kunjungi
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.