Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Pendidikan

Menjamurnya Bimbel Adalah Bukti Kualitas Pendidikan di Indonesia Memang Ampas

Alban Hogantara oleh Alban Hogantara
10 November 2025
A A
Ikut Bimbel buat Membantu Lulus Ujian Nasional Itu Efektif Banget, kok, Asalkan Cuma Itu Tujuannya guru bimbel

Ikut Bimbel buat Membantu Lulus Ujian Nasional Itu Efektif Banget, kok, Asalkan Cuma Itu Tujuannya

Share on FacebookShare on Twitter

Saat liburan semester kemarin, saya kaget melihat Karawang tiba-tiba jadi mirip tempat saya kuliah, Malang. Bukan, bukan tiba-tiba romantis dan bikin tiruan Malioboro macam Kayutangan, tapi karena banyak lembaga bimbel baru berdiri.

Tak bisa dimungkiri, pertumbuhan bimbel di seluruh Indonesia memang pesat. Iklan-iklan mereka seakan-akan menunjukkan hanya tempat merekalah yang sanggup memberikan pendidikan yang baik, yang lain, tidak. Alumni-alumni mereka yang berada di PTN favorit dipajang, seakan-akan jadi jaminan bahwa merekalah yang terbaik.

Tak heran jika orang tua rela merogoh kocek mereka lebih dalam, semata agar anak mereka jadi model pajangan selanjutnya.

Oh iya, target pasar bimbel sekarang tak lagi PTN. Sekolah kedinasan dan masuk TNI/Polri juga masuk. Agak bingung jujur saja, tapi nyatanya ada, ya mau gimana lagi.

Tapi, di balik menjamurnya lembaga bimbel di seluruh Indonesia, ada satu borok terbuka: kualitas pendidikan di sekolah jadi dipertanyakan, hingga siswa dan orang tua merasa itu tidak cukup.

Bimbel menjamur karena ada demand-nya

Kita tidak bisa memungkiri, bimbel menjamur karena demand-nya memang ada. Gara-gara ketakutan akan perasaan sekolah tidak cukup dalam memberi materi. Sehingga, orang tua dan anak memilih menambah jam belajar di luar sekolah.

Nyatanya, tutor di tempat les tak jarang lebih kompeten ketimbang guru di sekolah. Materi dan bahan ajarnya sangat bagus daripada kurikulum yang diajarkan. Tempat belajar yang nyaman dan peserta yang minim menjadi unggulannya.

Singkatnya, bimbel justru jadi tempat yang lebih ideal untuk belajar ketimbang sekolah.

Baca Juga:

4 Dosa Bimbel terhadap Dunia Pendidikan: Kesejahteraan Guru Diabaikan, Esensi Belajar Dilupakan

Ironi ini adalah tamparan keras, sebuah cermin buram bagi wajah pendidikan nasional kita. Fenomena menjamurnya bimbel bukan hanya gejala. Tetapi sudah menjadi epidemi yang menggerogoti esensi sekolah formal. Sekolah, seharusnya menjadi fondasi utama tempat ilmu diajarkan dan karakter dibentuk, kini hanya menjadi formalitas.

Siswa datang, duduk, kadang mencatat. Tapi pemahaman mendalam justru dicari di luar jam pelajaran, di tempat-tempat les berbayar. Dan seringnya, malah lebih nyantol di bimbel ketimbang di sekolah

Mengapa ini terjadi? Jawaban yang paling pahit adalah ketidakmampuan sistem di sekolah dalam memenuhi tuntutan akademik yang kian tinggi. Terutama untuk tembus gerbang PTN atau instansi kedinasan.

Kurikulum yang terlalu padat, terus berubah setiap menteri berganti, dan rasio guru-murid yang tidak ideal sering kali membuat siswa kesulitan menyerap materi di kelas. Alhasil, orang tua yang realistis memilih jalur pintas berbayar. Supaya anak mendapatkan perlakuan lebih personal, materi yang lebih terfokus, dan trik-trik jitu menghadapi ujian. Dana ratusan ribu hingga jutaan rela dikeluarkan, menegaskan bahwa kepercayaan publik terhadap kualitas sekolah formal, terutama di tingkat SMA, telah menurun drastis.

Kesejahteraan guru

Namun, di balik kegagalan sistem sekolah, ada fakta lain yang menyayat hati, yaitu banyak guru yang justru menjadi “komponen” dari menjamurnya bimbel tersebut. Tidak sedikit guru sekolah harus mencari tambahan penghasilan dengan mengajar atau membuka les di luar jam ngajar. Mengapa? Jawabannya jelas: kesejahteraan yang jauh dari kata layak.

Tugas seorang guru sungguh mulia dan berat. Mereka bukan sekadar pengajar, tapi juga pendidik, pembentuk karakter, sekaligus ujung tombak pencerdasan anak bangsa. Mereka dibebani tanggung jawab moral dan akademik yang luar biasa. Tapi sayangnya, gaji dan apresiasi yang diterima sering kali jauh dari kata layak.

Belum lagi dengan orang tua yang tidak terima jika anak kesayangannya dihukum. Kalian cari tahu beritanya sendiri saja. Banyak, dan berlipat ganda.

Bayangkan, seorang guru dengan tugas seberat itu, harus pulang ke rumah dan melihat keluarganya hidup dalam keterbatasan ekonomi karena gaji yang tidak sebanding dengan dedikasinya. Kondisi ini memaksa mereka untuk “bermain dua kaki”, mengajar di sekolah untuk memenuhi kewajiban, dan mengajar di bimbel untuk memenuhi kebutuhan dapur.

Ironisnya, di tempat les itulah mereka dibayar jauh lebih tinggi, menegaskan adanya distorsi nilai profesi.

Nyalakan tanda bahaya

Untuk Menteri Pendidikan, fenomena bimbel ini adalah lonceng tanda bahaya. Bukan hanya untuk SMA, tapi juga untuk SMP, bahkan SD yang kini juga mulai terjangkit les baca-tulis, hitung, dan mata pelajaran wajib. Jangan hanya fokus pada pergantian kurikulum yang silih berganti dan program flagship yang terkesan hanya di permukaan. Selesaikanlah masalah yang paling mendasar: kualitas dan kesejahteraan guru.

Tingkatkan gaji pokok, hingga mencapai standar hidup layak sehingga mereka tidak perlu lagi terpaksa mencari penghasilan tambahan di tempat bimbel. Guru yang tenang secara finansial akan menjadi guru yang fokus, berdedikasi, dan mampu berinovasi di dalam kelas. Jangan biarkan guru yang mencerdaskan anak bangsa justru harus berjuang agar keluarga di rumah tidak kelaparan.

Berikan pelatihan yang relevan dan berkelanjutan, bukan sekadar memenuhi administrasi. Dan yang lebih penting, berikan penghargaan yang tulus. Jika tutor bimbel dinilai lebih kompeten karena materi yang fokus, harus ada evaluasi total terhadap kurikulum dan kemampuan guru di sekolah.

Ini mungkin terlalu melebar, tapi jangan lupa terapkan kembali tinggal kelas dan jangan paksakan anak yang tidak mencapai kelulusan untuk naik kelas.

Jika langkah-langkah ini tidak segera diambil, impian Indonesia melahirkan generasi emas akan menjadi wacana dan angan-angan saja.

Penulis: Alban Hogantara
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Guru Bimbel, Profesi Paling Pengertian di Dunia

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 10 November 2025 oleh

Tags: bimbel terbaik di Indonesiakualitas guru di indonesiakualitas pendidikan di indonesialembaga bimbel
Alban Hogantara

Alban Hogantara

Perantau asli Karawang yang kini tinggal di Malang.

ArtikelTerkait

Ikut Bimbel buat Membantu Lulus Ujian Nasional Itu Efektif Banget, kok, Asalkan Cuma Itu Tujuannya guru bimbel

4 Dosa Bimbel terhadap Dunia Pendidikan: Kesejahteraan Guru Diabaikan, Esensi Belajar Dilupakan

7 Oktober 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025
Setup Makaroni Kuliner Khas Solo, tapi Orang Solo Nggak Tahu

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

19 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri
  • Talent Connect Dibimbing.id: Saat Networking Tidak Lagi Sekadar Basa-basi Karier
  • Ironi Perayaan Hari Ibu di Tengah Bencana Aceh dan Sumatra, Perempuan Makin Terabaikan dan Tak Berdaya
  • Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.