Bikin Susah Khusyuk, Ini yang Saya Alami Saat Pakai Mukena Parasut dan Terusan

Bikin Susah Khusyuk, Ini yang Saya Alami Saat Pakai Mukena Parasut dan Terusan terminal mojok

Sebagai seorang muslim, salat lima waktu adalah hal yang wajib ditegakkan sampai mati. Nggak peduli sesibuk apa, seorang muslim ya harus tetap salat. Katanya ustaz-ustaz di pengajian, ibadah dibuat mudah saja karena Islam adalah agama yang memberikan kemudahan. Sebenarnya saya setuju, sih, sama pernyataan ini karena Islam memberi banyak keringanan dalam menunaikan ibadah. Namun, yang jadi masalah keringanan ini agak berbeda antara laki-laki dan perempuan.

Tenang, di sini saya bukan mau mendiskriminasi, sambat, atau bilang hal-hal negatif soal agama saya. Saya mau bilang kalau dalam hal salat, terutama kalau sedang berada di luar, saya suka iri dengan laki-laki yang nggak perlu repot-repot bawa mukena atau mencicipi mukena one for all di musala kampus atau mal.

Ngomongin soal mukena one for all alias mukena pinjem musala karena nggak bondho, saya sampai hafal macam-macam bentuk mukena yang disediakan untuk para jamaah. Tapi, mukena yang selalu jadi primadona masjid dan musala adalah tipe parasut dan terusan. Saya nggak tahu alasannya, mungkin biar lebih praktis kali, ya. Nah, sering kali saya mengalami hal-hal yang bikin salat nggak khusyuk saat mengenakan salah satu dari dua jenis mukena ini, dan saya yakin para muslimat lainnya juga sering mengalami hal yang sama.

#1 Persoalan klasik: atasan mukena tiba-tiba terbalik ketika sujud

Kejadian satu ini lumayan sering terjadi. Selain mengalami sendiri, saya juga sering melihat orang lain mengalami kejadian serupa. Penyebabnya nggak lain dan nggak bukan gara-gara mukena parasut.

Biasanya, nih, mukena terbalik akibat si jamaah berada di bawah kipas angin memakai mukena parasut tanpa tahu risiko yang bakal terjadi. Saya pernah mengalaminya saat tengah salah berjamaah di musala kampus. Saat iqomah sudah enak-enak berdiri di pojokan, eh, tahu-tahu disuruh maju dan berakhir berdiri di bawah kipas angin. Aduh, jantung langsung dag-dig-dug-ser tiap kali mau sujud karena perjuangannya minta ampun kalau sudah terbalik. Belum lagi menahan malu dan ragu apakah salatnya diterima atau nggak. Celaka dua belas lah.

#2 Rok mukena parasut melorot

Masih dalam konteks mukena parasut. Sudah nggak terhitung berapa kali rok mukena saya mengalami “penurunan” setiap kali bangun dari sujud apalagi tahiyat awal. Beberapa rok mukena parasut memang gampang banget melorot lantaran bahan karetnya yang lebih tipis dari mukena biasa. Jadi, setiap kali tumit menginjak ujung rok, seolah ada alarm berbunyi karena kemungkinan melorot bisa terjadi. Saran saya, segera betulkan rok mukena kalian selagi masih stuck di sekitar paha supaya risiko melorot nggak tambah parah.

#3 Mukena terusan yang selalu kegedean

Di musala, mukena terusan kain putih juga cukup sering ditemukan. Tapi, sejujurnya saya betul-betul benci dengan mukena tipe ini karena selain berat, tiap saya pakai ukurannya selalu kegedean. Kalau kegedean hanya di bagian dagu, sih, nggak masalah. Lha, ini semua bagian gede. Punggung tangan saya juga sering banget kelihatan ketika melakukan gerakan salat, sebab tali jari untuk menahan bagian tangan nggak mampu saya gapai akibat ukuran lengan yang terlampau panjang. Selain itu, mukena ini juga bikin berabe kalau tumit nggak sengaja menginjak roknya. Bisa-bisa ketarik semua, bahkan kerudung yang kegedean itu bakal ketarik melebihi kening dan bikin rambut sedikit demi sedikit nongol. Pokoknya gawat lah kalau sudah pakai mukena jenis ini.

#4 Kelamaan pakai mukena terusan

Sampai usia segini, saya masih saja kesulitan kalau mau memakai mukena terusan kain. Selain ukurannya yang betul-betul jumbo buat saya, cari bolongan kepalanya saja susahnya bukan main. Kalau boleh sedikit lebay, rasanya seperti mencari jalan keluar dari labirin, hanya saja yang ini bentuknya dalam kain sempit.

Dulu, saya pernah salah di musala perpustakaan kampus bersama seorang teman. Teman saya ini wudu duluan dan saya menyusul kemudian. Setelah saya selesai, tentu saja dia sudah bersiap mau takbiratul ihram. Lucunya, sejak dia takbiratul ihram sampai salam, saya nggak mulai-mulai salat dan masih berjuang mencari sisa kain mukena yang nyangkut di pinggang. Huhuhu. Boleh jadi saya sudah menghabiskan 10 menit cuma untuk memakai mukena simpel yang ternyata super ribet ini.

Itulah 4 kejadian bikin salat nggak khusyuk yang pernah saya—dan mungkin muslimat lainnya—alami ketika memakai mukena parasut dan terusan. Sebenarnya, masih banyak lagi kejadian-kejadian yang bikin salat nggak khusyuk, tapi keempat di atas adalah yang paling sering dan familier. Kira-kira dari keempat kejadian di atas, kejadian mana yang paling sering kalian alami? Lupa? Coba korek-korek ingatan kalian saat terakhir kali memakai salah satu dari dua mukena tersebut. Siapa tahu ada kejadian yang luput dari ingatan! Wqwqwq.

Sumber Gambar: YouTube Yusuf Adni

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version