Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Bikin Resah Warga seperti Saya, Mending Tradisi Sunda ‘Ngadulag’ Dihilangkan Saja!

Raihan Rizkuloh Gantiar Putra oleh Raihan Rizkuloh Gantiar Putra
26 April 2021
A A
Ngadulag_ Tradisi orang Sunda yang Sebaiknya Dihilangkan pada Saat Sahur terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Ngadulag merupakan istilah Sunda yang bisa diartikan sebagai “memukul/menabuh beduk”. Kata “dulag” sendiri dalam bahasa Indonesia mempunyai arti “beduk”. Ngadulag selalu identik dengan bulan suci Ramadan karena hampir setiap beres salat tarawih atau ketika waktu sahur, anak-anak muda—khususnya di daerah Sunda—sering berkumpul dan memukul-mukul beduk. Tradisi Sunda ini seolah tak akan hilang dan akan selalu menjadi penghias bulan Ramadan. Tentu, ngadulag ini bukan asal mukul-memukul doang, tapi juga ada variasi dan iramanya masing-masing yang bikin ngadulag jadi enak didengar.

Sebetulnya, selain toa, di kampung saya (atau mungkin Anda), alat paling efektif untuk bangunin orang sahur adalah dengan cara ngadulag. Kombinasi asyik antara tongkat pemukul di bagian kulit beduk plus besi yang juga sering dipukul-pukul memang cukup enak didengar. Sialnya, meskipun ini tradisi, masih ada aja orang yang suka kebablasan dan kadang-kadang bikin misuh. Jika kemarin publik ramai ngomongin Mbak Zaskia yang protes soal toa masjid yang kalau sahur bangunin masyarakatnya dengan cara berteriak, saya juga punya unek-unek soal tradisi ngadulag di kala sahur yang sebaiknya pemuda-pemuda resapi dan hayati. Tolonglah, jika hendak ngadulag, jangan dari jam 2 pagi juga, dong!

Serius, deh, sebagai orang yang sudah 20 tahun tinggal di rumah yang dekat dengan mesjid, tradisi ngadulag dari jam 2 pagi seakan sudah mendarah daging di kalangan para santri hingga pemuda-pemudanya seolah abai pada warga sekitar yang bisa saja terganggu akibat suara beduk yang berisik ini. Saya paham ini menunjukan semangat kalian dalam membangunkan orang sahur, tapi ya jangan terlalu dini juga. Lagi pula, orang-orang juga tak mungkin melupakan hal seprinsipil sahur kok, apalagi mereka sudah punya teknologi bernama alarm di ponselnya masing-masing.

Memangnya kalau kalian nggak ngadulag dari jam 2 pagi bakal kenapa, sih? Sakau? Tangan kalian gatel, ya, kalau nggak bisa ganggu orang-orang di waktu istirahat mereka? Saya sampai nggak bisa tidur atau tiba-tiba kebangun lho pas lagi nyenyak-nyenyaknya karena beduk di mesjid dekat rumah saya berisik. Dan, saya pun yakin orang-orang di sekitar saya juga merasa terganggu dengan polah anak-anak yang “Ramadan bingitz” ini. Hanya saja, mereka terlalu takut berbicara karena khawatir dianggap nggak suka bulan Ramadan, liberal, hingga PKI karena protes ngadulag di waktu sahur yang merupakan tradisi (menyebalkan) di bulan Ramadan ini.

Saya pribadi nggak protes jika ngadulag dilakukan misalnya dari jam 3 atau setengah 4 pagi. Lah karena ya itu sudah cukup dekat dengan waktu imsak dan shubuh sesuai dengan sunnah. Apalagi jika dilakukan setelah tarawih, ngadulag bisa menjadi daya tarik tersendiri dan bisa menjadi sebuah penanda bahwa di kampung ini Ramadan sangat disambut dengan ceria, baik dari segi ibadahnya maupun budayanya. Akan tetapi, kembali lagi, tradisi apa pun di bulan Ramadan bukan berarti kebal dari kemudharatan juga, kan?

Bayangkan saja, ada orang (ini saya) yang baru mau mulai tidur jam 2 pagi, bukannya disambut dengan mimpi indah, eh, malah dihadiahi suara-suara berisik yang akhirnya bikin saya nggak tidur seharian. Selain punya dampak negatif buat kesehatan, saya takutnya keparat-keparat yang ngadulag tak kenal waktu ini juga malah bikin dosa jariah. Itu, loh, perbuatan yang amal buruknya mengalir terus. Coba imajinasikan jika saya sakit karena kurang tidur? Tentu mereka juga ikut andil jika saya, amit-amit, sakit.

Mending kalau cuma saya, gimana dengan yang lain yang punya keresahan serupa? Pada akhirnya, menimbang-nimbang dampak negatif dan semakin majunya zaman, tradisi Sunda seperti ngadulag pada saat sahur lebih baik dihilangkan saja atau sedikitnya diundur lah. Jangan dini-dini amat~

Sumber Gambar: YouTube VideoNews

Baca Juga:

4 Ciri Warung Sunda yang Masakannya Dijamin Enak, Salah Satunya Lalapan Selalu Segar

3 Kuliner Solo yang Bikin Culture Shock Lidah Sunda Saya

BACA JUGA Saweran, Tradisi Pernikahan Sunda yang Sebaiknya Dihilangkan dan tulisan Raihan Rizkuloh Gantiar Putra lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 26 April 2021 oleh

Tags: Bahasa Sundaorang sundaSundatradisi
Raihan Rizkuloh Gantiar Putra

Raihan Rizkuloh Gantiar Putra

Duh, lieur kieu euy.

ArtikelTerkait

Olahan Kecombrang Tidak Cocok untuk Semua Orang, di Lidah Saya Rasanya Aneh Mojok.co

Olahan Kecombrang Tidak Cocok untuk Semua Orang, di Lidah Saya Rasanya Aneh

25 Oktober 2025
Metatah, Upacara Potong Gigi Orang Hindu Bali yang Beranjak Dewasa terminal mojok

Metatah, Upacara Potong Gigi Orang Hindu Bali yang Beranjak Dewasa

6 Desember 2021
liga 2 judi bola shin tae-yong konstitusi indonesia Sepakbola: The Indonesian Way of Life amerika serikat Budaya Sepak Bola di Kampung Bajo: Bajo Club dan Sejarahnya yang Manis terminal mojok.co

Budaya Sepak Bola di Kampung Bajo: Bajo Club dan Sejarahnya yang Manis

24 November 2020
Tradisi Munggahan: Tradisi Sunda Jelang Ramadan yang Bikin Perut Kembung

Tradisi Munggahan: Tradisi Sunda Jelang Ramadan yang Bikin Perut Kembung

23 April 2020
gendurenan

Gendurenan: Tradisi Thanksgiving Ala Desa Temulawak

11 September 2019
Jenis-jenis Ketawa dalam Bahasa Sunda Terminal mojok

Jenis-jenis Tawa Berdasarkan Cara Ketawa dalam Bahasa Sunda

22 Februari 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru Mojok.co

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

2 Desember 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025
Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

1 Desember 2025
Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025
Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.