Bikin Bawang Goreng Homemade Itu Nggak Semudah yang Dibayangkan

Bikin Bawang Goreng Homemade Itu Nggak Semudah yang Dibayangkan

Bikin Bawang Goreng Homemade Itu Nggak Semudah yang Dibayangkan (Midori via Wikimedia Commons)

Di Indonesia ada banyak sekali sajian kuliner yang membutuhkan bawang goreng sebagai bahan pelengkapnya. Makanan yang sudah enak akan terasa jauh lebih sedap kalau ditambahkan bawang goreng. Mau ditaburkan di berbagai makanan pun rasanya akan masuk ke lidah kita.

Sekilas, bumbu tabur ini tampak sederhana dan mudah dibuat. Sayangnya, pembuatannya nggak semudah itu, Gaes. Kalian yang suka memasak, pasti pernah kepingin membuat bawang goreng sendiri di rumah sebagai taburan untuk sajian makanan. Ini juga yang terjadi pada saya dan nenek saya beberapa waktu lalu.

Sebagai orang awam, saya pikir membuat bawang goreng homemade ya tinggal mengiris tipis bawang merah, lalu menggorengnya begitu saja. Akan tetapi, alih-alih seperti bawang goreng kemasan yang siap makan, hasil yang saya dapatkan justru bikin kececwa. Ternyata bukan cuma saya yang kecewa ketika membuat sendiri di rumah, banyak juga orang yang mengalami hal serupa. Biasanya orang akan mengeluhkan tekstur bawang yang jadi lembek, rasanya yang pahit, hingga menghitam. Kira-kira kenapa bisa begitu, ya?

Jangan asal pilih bawang merah

Selama ini, kalau berbelanja di pasar, kita tinggal beli bawang yang sesuai persediaan. Toh, sama-sama bawang merah. Namun, ternyata ini keliru, lho.

Rupanya bawang merah yang biasa dijual di pasar memang kurang sedap jika digunakan untuk membuat bawang goreng. Jenis bawang merah lokal umumnya memang cuma digunakan sebagai bumbu dapur, bukan digunakan untuk olahan lainnya. Maka tak heran kalau ada yang mengeluhkan rasa bawang goreng yang dibuat jadi pahit. Kalau pengin mendapatkan bawang merah dengan rasa manis, kita bisa membeli jenis bawang merah Brebes atau Sumenep.

Harus dikeringkan sebelum digoreng

Membuat bawang goreng nggak sesederhana diiris tipis lalu digoreng, Gaes. Hasilnya bakal sia-sia saja karena tekstur bawang jadi lembek. Apalagi umbi lapis ini memang punya kadar air yang tinggi. Sayang banget kan kalau udah beli bawang merah seabrek-abrek tapi gagal jadi bawang goreng yang kriuk.

Biar bisa lumayan krispi, ada tahap pengeringan terlebih dahulu. Untuk tahap ini kita kudu teliti. Kita harus meletakkan irisan bawang satu per satu supaya nggak tumpang tindih. Setelah itu, irisan bawang merah diangin-anginkan dulu minimal selama 15 menit, baru digoreng. Udah terdengar ribet belum?

Suhu minyak goreng wajib disesuaikan

Keribetannya belum berhenti sampai di situ, Gaes. Proses penggorengan bawang pun cukup tricky. Banyak orang yang mengeluh bawang gorengnya gosong karena minyak yang terlalu panas. Tapi kalau digoreng di minyak yang belum panas, bawang jadi menyerap minyak. Bingung nggak tuh?

Nah, di tahap ini kita harus pintar-pintar memainkan api kompor. Kalau dirasa sudah terlalu panas, kecilkan api dan jangan langsung memasukkan bawang ke dalam minyak. Selain itu, waktu mengangkatnya juga harus tepat. Bumbu tabur satu ini harus diangkat saat warnanya masih kuning kecokelatan biar nggak gosong.

Proses penirisan lebih dari sekali

Bawang yang sudah digoreng bukan berarti bisa langsung dimasukkan ke dalam stoples, Gaes. Kesalahan ini cukup umum dilakukan orang-orang. Jika sudah matang, kita harus meniriskannya sampai minyaknya benar-benar tiris dan dikeringkan lagi menggunakan tisu dapur atau kertas roti untuk menyerap kelebihan minyak.

Kalau minyaknya sudah tiris, diamkan bawang sampai benar-benar dingin. Karena kalau dimasukkan begitu saja saat masih panas ke dalam stoples, risikonya bikin bawang goreng cepat lembek dan malah berbau tengik.

Sekarang kebayang kan betapa sulitnya bikin bawang goreng homemade? Jadi, kalau kalian nggak mau ribet, ya mending beli yang sudah jadi saja daripada membuatnya sendiri di rumah. Tapi, kalau kalian telaten dan punya banyak waktu, kalian bisa mencoba hal-hal di atas supaya bawang goreng kalian berhasil. Ingat, untuk mendapatkan bawang goreng yang krispi, gurih, sekaligus manis, kalian harus berani trial and error, ya. Semangat, Gaes!

Penulis: Laksmi Pradipta Amaranggana
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 7 Makanan Berkuah Homemade yang Cocok Disantap di Musim Hujan.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version