Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Pendidikan

Biaya Masuk SD di Semarang Semakin Melejit: Jangan Lupa, selain Uang Pangkal dan SPP Bulanan Ada Biaya Penunjang Lainnya

Paula Gianita Primasari oleh Paula Gianita Primasari
10 Desember 2023
A A
Biaya Masuk SD di Semarang Semakin Melejit: Jangan Lupa, selain Uang Pangkal dan SPP Bulanan Ada Biaya Penunjang Lainnya

Biaya Masuk SD di Semarang Semakin Melejit: Jangan Lupa, selain Uang Pangkal dan SPP Bulanan Ada Biaya Penunjang Lainnya (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Biaya masuk SD di Semarang makin melejit, bahkan mengalahkan UMP Jawa Tengah. Buat yang belum berkeluarga atau belum punya anak, mending nabung dari sekarang. Serius!

Salah satu pengeluaran paling besar ketika seseorang memutuskan memiliki buah hati adalah biaya pendidikan, khususnya bagi mereka yang berkeinginan menyekolahkan anaknya di sekolah swasta. Pemikiran tersebut tentu didasari banyak pertimbangan, bukan semata lantaran berlebih sumber daya atau adu kaya. Pasalnya, banyak sekolah swasta yang saat ini menawarkan value unik yang dirasa calon orang tua murid sesuai sebagai modal masa depan anak mereka. Misalnya saja, pendidikan agama yang kuat atau pembentukan jiwa wirausaha sedari dini.

Sialnya, benefit yang akan diperoleh konsumen hampir selalu diikuti oleh pengorbanan yang setimpal, tak terkecuali dari aspek finansial. Tak perlu muluk-muluk mengintip besaran biaya masuk SD swasta di Jakarta yang terkenal bikin kepala pening, apalagi kalau acuannya adalah anak-anak artis papan atas. Di Semarang saja, nominal uang pangkal dan sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) sudah cukup membuat rakyat jelata seperti saya memeras otak setiap bulan.

Selain biaya masuk SD, siapkan biaya lainnya seperti uang buku dan seragam

Uang pangkal dan uang SPP adalah dua variabel biaya yang nyaris tak terelakkan ketika hendak masuk SD swasta. Nominalnya sudah pasti bervariasi.

Beberapa SD swasta terkenal yang dikelola yayasan Pangudi Luhur di pusat Kota Semarang, misalnya, menetapkan angka sekitar 3 sampai 5 juta rupiah untuk uang pangkal. Bayangkan, uang segitu bahkan lebih tinggi daripada UMP Jateng. Selain uang pangkal, ada biaya SPP yang harus dikeluarkan orang tua sekitar 400 hingga 800 ribu rupiah per bulan. Namun, biasanya mereka juga menerapkan kebijaksanaan subisdi silang.

Sementara itu, beberapa SD swasta milik yayasan lain tidak memberlakukan subsidi silang, melainkan memukul rata besaran uang pangkal dan SPP bagi setiap calon siswa. Umumnya, sekolah semacam itu memasang angka belasan hingga puluhan juta rupiah untuk uang pangkal serta SPP di atas 1 juta rupiah per bulan.

Jelas, angka tersebut belum termasuk uang kegiatan yang mencapai angka 1 sampai 3,5 juta per tahun. Bahkan, beberapa sekolah masih menegaskan adanya uang daftar ulang setiap pergantian tahun ajaran.

Apakah biaya masuk SD di Semarang dan kota lainnya cukup sampai di situ? Oh, tentu tidak, masih ada uang buku dan seragam. Di sekolah swasta berkurikulum nasional plus atau internasional yang menggunakan buku berbahasa asing, harga 1 buah buku bisa menjangkau angka ratusan ribu.

Baca Juga:

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Menjamurnya Bimbel Bukan karena Pendidikan Kita Ampas, tapi karena Mengajar di Bimbel Memang Lebih Mudah

Setali tiga uang, sepasang seragam sekolah yang terdiri dari atasan dan bawahan, harganya tak kurang dari 200 ribu rupiah. Sedangkan SD swasta dengan kurikulum nasional lumrahnya harga buku dan seragam tidak semahal itu, tetapi variasi seragam yang dikenakan dalam seminggu terkadang cukup banyak sehingga mau tak mau, total uang yang dikeluarkan juga tak bisa dibilang sedikit.

Jangan lupa ada biaya les penunjang belajar

Katanya, persaingan saat ini jauh lebih sengit dibandingkan saat generasi Milenial masih mengenakan seragam merah putih. Kalau dulu anak cukup belajar bahasa Inggris sebagai bahasa asing tambahan, saat ini bahasa Mandarin disisipkan pula dalam materi pembelajaran.

Berpegangan pada argumen itu, orang tua masa kini berlomba-lomba memfasilitasi anak-anak mereka dengan berbagai kursus di luar sekolah demi menambah keahlian maupun meningkatkan nilai pelajaran. Tentu saja kegiatan kursus ini menambah biaya yang harus dikeluarkan orang tua. Jadi, biaya masuk SD berupa uang pangkal dan SPP bulanan tidak cukup, ya.

Untuk mengikutsertakan anak dalam suatu lembaga les, variabel biaya yang dikeluarkan hampir mirip dengan biaya masuk SD di Semarang. Saat masuk pertama kali, ada uang pendaftaran dan uang alat atau buku yang diperlukan. Biaya pelatihan yang menghabiskan jumlah ratusan ribu nyatanya tidaklah cukup. Sebab, setiap beberapa periode tertentu, anak akan menghadapi ujian kenaikan tingkat yang sudah tentu memaksa orang tua merogoh kocek mereka.

Jangan lupakan biaya sosial

Di samping biaya masuk SD dan biaya les, ada biaya sosial yang juga harus dipertimbangkan orang tua. Contoh klasiknya perayaan ulang tahun anak. Meskipun terdengar sepele, nyatanya tidak sedikit orang tua yang kalang kabut mempersiapkan bingkisan yang akan dibagikan kepada teman sekelas anaknya.

Bingkisan berisi makanan ringan seperti beberapa dekade lalu tak lagi dianggap bergensi. Saat ini, kemasan bingkisan, desain, dan isinya juga menjadi perhatian sehingga layak disebut hampers ketimbang sekadar bingkisan. Yah, kalau perkara ini lebih menitikberatkan kepada gengsi daripada kebutuhan.

Lucunya, hajatan ulang tahun tersebut tidak hanya memberatkan pihak yang mempunyai acara. Mereka yang diundang pun seakan didapuk kewajiban untuk memberikan hadiah yang pantas. Setidaknya, harga kado yang diserahkan sebanding dengan hampers yang diterima.

Itu baru soal hampers dan kado. Perihal bekal sekolah pun tak luput dari potensi yang membuat pembengkakkan biaya. Kasus esktrim yang pernah viral beberapa bulan lalu adalah perundungan seorang siswa akibat membawa bekal ulat sagu. Tampaknya, masalah makanan pengisi perut ketika jam istirahat turut menjadi faktor kenyamanan seorang anak dalam pergaulan di lingkungan sekolah. Tidak heran, banyak ibu rela berjibaku sejak subuh guna mempersiapkan bekal estetik supaya anaknya tidak dipermalukan di kelas.

Biaya masuk SD tidak sesepele uang pangkal dan SPP tiap bulan, pertimbangkan ongkos dan jajan harian anak

Intinya, biaya pendidikan ternyata tidak berkutat pada uang pangkal dan SPP setiap bulan saja. Faktanya, terdapat banyak perintilan pengeluaran yang perlu dicermati lebih jeli lagi. Itu saja masih belum termasuk ongkos transportasi dan uang jajan harian. Pun, di setiap akhir tahun ajaran, biasanya terdapat kesepakatan tak tertulis bagi para orangtua siswa untuk menyerahkan tanda terima kasih kepada wali kelas.

Kalau sudah tahu pusingnya menganggarkan pembiayaan semua kepentingan ini, tampaknya perdebatan pakai kotak makan Smiggle tak lagi ada esensi. Buat yang belum punya anak, banyakin semangat deh untuk menabung demi pendidikan anak kelak. Ini baru biaya masuk SD, lho, belum SMP, SMA, kuliah, duh… iya, sama, pusing!

Penulis: Paula Gianita Primasari
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Biaya Pergaulan di Sekolah Favorit, Tekanan Tak Terlihat yang Begitu Nyata

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 10 Desember 2023 oleh

Tags: anak SDbiaya masuk sdbiaya sekolahSekolahuang pangkaluang spp
Paula Gianita Primasari

Paula Gianita Primasari

Mahasiswa doktoral UNDIP jurusan Manajemen Pemasaran asal Semarang.

ArtikelTerkait

rasis

Rasis: Akibat dari Sekolah yang Belum Tuntas

20 Agustus 2019
Menerka Alasan Guru Matematika Nggak Pernah Bolos Mengajar

Menerka Alasan Guru Matematika Nggak Pernah Bolos Mengajar

4 Maret 2024
Harus Ada Aturan Wajib Baca Buku untuk Guru. Segera! Kalau Nggak, Pendidikan Kita Jalan di Tempat

Harus Ada Aturan Wajib Baca Buku untuk Guru. Segera! Kalau Nggak, Pendidikan Kita Jalan di Tempat

9 April 2024
sekolah online ngapain beli seragam mojok

Kalau Sekolah Online Masih Jalan, Ngapain Harus Beli Seragam?

1 Agustus 2021
Mahasiswa PPL: Lebih Banyak Dimanfaatkan Guru Lain Ketimbang Dapat Ilmu Mojok.co

Mahasiswa PPL: Lebih Banyak Dimanfaatkan Guru Lain Ketimbang Dapat Ilmu

25 November 2023
Namanya doang Study Tour, Aslinya Lebih Banyak Jalan-jalan daripada Studinya Mojok.co

Demi Kesehatan Mental Guru, Sebaiknya Study Tour Nggak Usah Diadain Aja

5 Februari 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

17 Desember 2025
Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

16 Desember 2025
Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

16 Desember 2025
4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

18 Desember 2025
Dosen Bukan Dewa, tapi Cuma di Indonesia Mereka Disembah

4 Hal yang Perlu Kalian Ketahui Sebelum Bercita-cita Menjadi Dosen (dan Menyesal)

17 Desember 2025
Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.