Betapa Pentingnya Kehadiran McDonald’s di Pekalongan

Betapa Pentingnya Kehadiran McDonald’s di Pekalongan

Betapa Pentingnya Kehadiran McDonald’s di Pekalongan (Unsplash.com)

Pekalongan tampaknya sangat serius beranjak dari kota yang kumuh dan identik dengan rob ke kota yang elite. Tanda-tanda kemajuan di Kota Pekalongan mulai kelihatan. Yang teranyar, kota ini baru saja menyambut kehadiran franchise makanan cepat saji dari Amerika, McDonald’s atau yang sering juga disebut McD.

McDonald’s di Pekalongan belum lama ini dibuka, tepatnya pada 11 September 2023 lalu. Tentu sebagai kota dengan warga yang selalu bahagia dan tak mau kalah ketika ada sesuatu yang baru, McDonald’s menjadi primadona dalam sekejap. Mie Gacoan yang lokasinya berseberangan dengan McDonald’s berhasil dikalahkan atensinya.

Namanya saja franchise makanan cepat saji, pembangunan outlet McDonald’s di Pekalongan pun terbilang sangat cepat. Jika ingatan saya tak berkhianat, rencana pembukaan outlet McDonald’s di Pekalongan baru mencuat Februari 2023 lalu.

Itu artinya, hanya butuh waktu sekitar tujuh bulan untuk menyelesaikan bangunan outlet junk food yang satu ini. Pembangunan outlet McDonald’s di Jalan Urip Sumoharjo Pekalongan ini bahkan lebih cepat dari pembangunan Pasar Banjarsari yang rencananya sudah disusun bertahun-tahun silam.

Tentu ini wajar. Memang, selain pembangunan Pasar Banjarsari dan outlet McDonald’s adalah dua hal yang berbeda, keberadaan outlet salah satu merek junk food paling kenamaan itu sangat penting bagi Pekalongan. Ibaratnya, kalau nggak segera dibuka bisa gawat dan bukan nggak mungkin akan mengganggu stabilitas ekonomi di Kota Pekalongan itu sendiri.

Kehadiran McDonald’s di Pekalongan menciptakan persaingan

Kehadiran McDonald’s di sini akan menciptakan persaingan antar pedagang kuliner. Persaingan dunia perkulineran di Pekalongan akan bertambah meriah. Pekalongan toh juga sudah punya outlet-outlet junk food lainnya. Kehadiran McDonald’s akan menambah daya saing outlet-outlet serupa seperti KFC, Domino Pizza, sampai Pizza Hut yang sudah lebih dulu hadir di kota konsumtif ini.

Warga Pekalongan jadi punya opsi tambahan ketika mau makan junk food dengan hadirnya outlet McDonald’s. Jika bosan KFC yang ayam mulu atau makan makanan Italia di Pizza Hut, warga bisa memilih pergi ke McDonald’s yang punya menu lebih beragam. Urusan junk food sehat atau nggak, ya ampun, mau makan enak saja masih harus mikir kesehatan?

Nah, selain memberi persaingan antar perusahaan junk food, kehadiran McDonald’s tentu akan memberi persaingan berharga bagi para pedagang kuliner kecil. Selama ini atau tepatnya sebelum perusahaan junk food menginvasi, kuliner Pekalongan dikuasai oleh pedagang-pedagang kecil.

Kini pedagang kuliner kecil dan kaki lima mesti bersaing dengan perusahaan-perusahaan junk food. Selain harus menghadapi sepinya pembeli, terutama bagi mereka yang direlokasi dari alun-alun ke Pasar Sugihwaras, dengan hadirnya McDonald’s, pedagang kuliner kecil akan termotivasi. Setidaknya mereka harus berinovasi supaya tak kalah saing McDonald’s, meski kita semua tahu itu bukan perkara mudah.

Baca halaman selanjutnya: Jadi tempat baru bagi warga untuk menghabiskan duit…

Jadi tempat baru bagi warga untuk menghabiskan duit

Saya ingat pernah menulis di Terminal Mojok, bahwa Kota Pekalongan itu layak disebut dengan kota bisnis. Tulisan itu nggak hadir dari ruang hampa. Di sini memang banyak pengusaha-pengusaha hebat dan tentu kaya, walaupun tak sekaya Rayyanza Malik Ahmad. Mulai dari pengusaha batik, kuliner, mori, tekstil, dan masih banyak lagi. Selain para bos, karyawan di Pekalongan juga kece-kece.

Jangan salah, para buruh di sini adalah kelompok masyarakat yang berduit. Berbeda dengan pedagang kecil yang omsetnya berkali-kali lipat lebih sedikit dari modalnya.

Terbukti setiap tanggal 1 Mei, jalanan dan pusat kota selalu sepi. Nyaris nggak ada buruh yang berdemo atau melancarkan aksi protes. Itu menandakan kalau buruh di sini sudah sangat sejahtera. Kesejahteraan buruh inilah yang pada gilirannya akan melahirkan sikap konsumerisme.

Warga Pekalongan makin konsumtif makanya butuh tempat untuk ngabisin duit. Dan McDonald’s adalah tempat yang sangat amat tepat buat ngabisin duit. Dengan harga yang “terjangkau”, warga Pekalongan bisa langsung memborong semua menu di McDonald’s. Bukan begitu?

Kehadiran McDonald’s bisa menutupi UMR Pekalongan yang kecil

Lagi pula kehadiran outlet McDonald’s di Kota Batik juga akan berperan penting untuk menutupi UMR Kota Pekalongan yang terbilang sedikit. Selama ini warga Pekalongan juga toh sudah menganggap bahwa gaji UMR yang kini menyentuh Rp2,3 juta sekian itu termasuk tinggi.

Warga Pekalongan yang menganggap UMR adalah upah tertinggi dan dibukanya outlet McDonald’s menjadi perpaduan mantap untuk menutup realita bahwa UMR di sini tak cukup untuk hidup sebulan. UMR pada akhirnya akan semakin dianggap upah tertinggi oleh warga Pekalongan. Apalagi para buruh di Pekalongan, yang tak sedikit dari mereka adalah usia produktif dan masih muda, rajin menghamburkan uangnya ke outlet-outlet junk food, tak terkecuali McDonald’s.

Para pemangku kebijakan, terutama yang berwenang memutuskan angka UMR di Kota Batik pasti akan melihat bahwa dengan UMR segitu saja, masyarakat Kota Pekalongan bisa jajan McDonald’s. Jadi, UMR tak perlu dinaikkan, karena kalau dinaikkan warga Pekalongan akan tambah konsumtif. Dan konsumtif adalah sifatnya setan.

Penulis: Muhammad Arsyad
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Hidup di Kota Pekalongan Itu Menyenangkan, Saya Lagi Nggak Bercanda, Semenyenangkan Itu!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version