Saya ngakak betul melihat konten “balasan” dari OPPO atas review OPPO Reno 12 dari David GadgetIn. Saya tahu orang bisa saja tersinggung atas alasan apa pun, tapi sampe bikin konten segitunya buat review produk? Tolong lah.
Oke, saya berusaha ngerti kalau mungkin, mungkin, David review-nya nggak berimbang, isinya jelek-jelekin doang. Tapi, masalahnya, David jarang banget kan call out satu produk sejelek itu?
Kecuali perkara layanan Samsung Flip, saya hampir nggak pernah liat David “marah”. Bahkan saya menganggap, kalau butuh review untuk meyakinkanmu beli satu produk, jangan liat David doang. Tapi bukan berarti nggak valid lho ya, saya terbiasa melihat reviewer nggak cuma satu soalnya. Jadi nggak pernah pegang review David sebagai satu-satunya kebenaran.
Saya berusaha liat konten tersebut secara utuh. Dalam review tersebut, David GadgetIn berusaha ngasih penilaian terhadap produk OPPO secara mendalam kok. Kita diberi kelebihannya plus kekurangannya. Review yang sebagaimana mestinya lah.
Lalu, ngapa dah lu kocak amat bikin konten begituan, OPPO? Takut jeblok penjualannya? Ya elah. Malu lu sama Xiaomi Indonesia yang tiap hari disikat abang GTID.
OPPO, belajar sana sama Xiaomi
Siapa yang nggak tiap hari ngejelekin Apple dan Samsung di jagat maya? Di Terminal Mojok saja, udah berapa naskah yang jelek-jelekin Apple. Nggak kehitung, sumpah.
Coba kalau orang-orang Apple melakukan apa yang OPPO lakuin, jelas kena sikat sedunia. Saya yakin Samsung dan Apple nggak akan peduli gituan sih. Soalnya ya wajar, di tiap produk, akan selalu ada kekurangan yang outstanding. Embrace it, forget it, and move the fuck on.
Review gadget, menurut saya, nggak akan luput dari yang namanya ngomongin kekurangan. Menurut saya amat wajar, soalnya dengan kita tahu kekurangannya, kita bisa menakar apakah hal tersebut bisa kita terima saat memakai produknya, dan nggak perlu menggerutu. Wong udah tahu kekurangannya, masak protes pas beli? Ya aneh.
OPPO harusnya udah tahu betul perkara ini. Sekalipun kekurangan yang dibuka ke umum itu adalah kekurangan yang paling kentara, ya mau gimana lagi? Itu hape tetep akan laku kok. Apalagi yang diomongin chipset. Alah, mana peduli orang-orang. Selama kameranya bisa bikin mereka cantik/ganteng di luar nalar, desainnya cantik, gas!
Dicengin nggak terima, tapi nyenggol chipset lain
Justru dengan “sirkus” yang dilakuin OPPO ini, bisa jadi orang malah ilfil. Masak brand gede kena beginian ngamuk? Saranku mah sekalian pake buzzer, kalau mau konyol, sekalian.
Sekali lagi, yang namanya kekurangan dalam suatu produk itu hal yang nggak bisa dihindari. Orang-orang akan berdamai dengan itu, dan tetap beli. OPPO nggak usahlah khawatir dengan review dari David GadgetIn. Saya pengguna Samsung, pernah kena green line, nggak betah sama panasnya, tapi ya tetep pakai. Kenapa? Ya karena saya tahu memang inilah kekurangan Samsung, tapi keunggulannya menutupi kekurangannya. Simpel.
Kalau OPPO besok-besok masih kek gini kalau kena review jelek dikit, lo baiknya jualan panci aja jelas. Sekalian kalau mau konyol. Saya nggak benci OPPO sama sekali, hanya kecewa kenapa brand besar masih aja ada yang ngerespons review dengan amat buruk.
Kalau caranya merespons begini mah, ambruk sendiri lama-lama. Lagian David juga nggak jelekin produk ente sampai seambruk itu. Mana ente nyenggol brand lain di konten tersebut. Makin kocak ini mah. Lo nggak terima disenggol, tapi bikin konten respons dengan nyenggol chipset lain, idemu amat buagus.
Penulis: Rizky Prasetya
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Oppo Reno 6, Ponsel ‘yang Gitu-gitu Aja’ Mending Beli Poco
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.