Teruntuk Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berdomisili di Jakarta dan sekitarnya, yang sedang bergerilya dan berjuang agar tidak dipindah ke ibu kota negara yang baru, percayalah bahwa pindah ke IKN tidak seburuk itu. Banyak hal menggiurkan yang bisa didapat jika kita mau berpikir secara jangka panjang.
Sudah sekitar tiga tahun saya bekerja sebagai ASN di salah satu kementerian di Jakarta. Kerasnya hidup di Jakarta sudah sedikit banyak saya rasakan. Sebut saja masalah-masalah klasik seperti polusi, kemacetan, sewa tempat tinggal yang mahal, sesak dan padatnya kota, fast paced life tanpa jeda, dll.
Sebagai informasi awal, saya adalah satu dari segelintir ASN yang sejak awal ditempatkan di Jakarta sangat ingin dipindah ke IKN di Kalimantan Timur. Walaupun selepas lulus dari suatu kampus kedinasan, saya secara sengaja memilih instansi yang kantornya hanya di Jakarta, pada dasarnya saya kurang suka hidup di Jakarta. Jakarta selalu terkonotasi di pikiran saya sebagai kota yang serba mahal dan sulit untuk dijalani dalam bentuk rumah tangga.
Ketika berita rencana pemindahan ibu kota negara mencuat pada tahun 2019 silam, saya sangat sumringah. Selain karena saya lahir dan besar di Kalimantan (Ketapang, Kalimantan Barat tepatnya), saya juga senang karena jika saya kelak dipindah ke IKN, saya memiliki peluang untuk bekerja di suatu kota baru tanpa terbayang mutasi. Bagi saya, Jakarta sudah sulit untuk ditinggali anak muda yang ingin hidup dengan proper dan sejahtera dalam jangka panjang.
Ada beberapa alasan mengapa IKN seharusnya menjadi hal yang sangat menarik bagi para ASN muda yang baru masuk ke dunia birokrasi di Jakarta.
#1 Terhindar dari masalah-masalah klasik Jakarta
Kebanyakan rekan kerja atau ASN muda yang enggan pindah ke IKN biasanya memiliki satu alasan klasik: mereka tinggal di Jawa dan punya keluarga di Jawa. Mereka sudah sangat lama menikmati pulang kampung dengan kereta api saja. Kemudahan transportasi, konektivitas, dan pembangunan yang terpusat di pulau Jawa membentuk pola pikir mereka. Jika mereka pindah ke IKN, mereka jelas akan jauh dari keluarga dan harus keluar ongkos lebih mahal untuk membeli tiket pesawat.
Padahal, mereka yang tinggal di Jakarta ke depannya akan semakin menghadapi beratnya kehidupan Jakarta dengan masalah-masalah klasiknya. Kemacetan, polusi, biaya hidup mahal di Jakarta mungkin tidak seberapa jika dibandingkan dengan kenikmatan pulang kampung dengan mudah dan murah. Tetapi, dalam jangka panjang, ini bisa menjadi sirna.
Semakin kita dewasa, justru kita akan semakin menjalani hidup sendiri. Kita akan terus mendewasa, menikah, memiliki anak, dan seterusnya. Keluarga dan orang tua akan meninggalkan kita cepat atau lambat. Kehidupan sulit di Jakarta tidaklah layak bagi kita yang ingin berkeluarga.
Sementara itu, IKN menawarkan kehidupan baru di kota yang baru. Padatnya penduduk, kemacetan, polusi, mahalnya biaya hidup yang menjadi isu di Jakarta tidak lagi kita rasakan di IKN. Tentu ini sangat menggiurkan bagi kita yang ingin berkeluarga dengan proper dan layak.
Ada kesempatan untuk memiliki rumah yang memadai dan layak huni. Kesempatan untuk menjalani hidup dengan biaya normal besar. Ada peluang untuk tumbuh kembang anak di ruang hidup yang luas. Hingga adanya peluang untuk menikmati transportasi umum yang layak dan terkoneksi. Banyak sekali keuntungan yang bisa kita menikmati dengan hanya meninggalkan sedikit kenyamanan kita di pulau Jawa.
Baca halaman selanjutnya
Janji insentif menggiurkan dari pemerintah…