Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Bersepeda di Tempat Wisata Jadi Tren: Berkah yang Jika Tak Diolah, Bisa Jadi Bencana

Gusti Aditya oleh Gusti Aditya
13 September 2020
A A
tren bersepeda di tempat wisata sompok imogiri jogja pemandangan sawah hutan mojok.co

tren bersepeda di tempat wisata sompok imogiri jogja pemandangan sawah hutan mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Selain apa yang dikatakan oleh selebtwit bahwa Jogja itu romantis, terkadang luput diingat bahwa Jogja juga kota sepeda. Bel sepeda, beberapa dekade lalu, masih bersuara menembus jalanan Jogja yang lengang. Sempat kehilangan sebuah hal yang menjadi julukannya, selama pandemi ini Jogja seakan mendapatkan identitas lamanya yang sempat tenggelam.

Tepat setelah pemerintah menggunakan istilah normal baru, hampir tiap hari lautan manusia bersepeda memenuhi Jogja. Indikasinya ada banyak, selain mengadopsi kata normal yang banyak disalahartikan (karena pemerintah yang terlalu main-main dengan istilah), sepinya kendaraan bermotor di jalanan menjadi pendorong minat bersepeda.

Kini, Jogja tidak ada bedanya dengan masa sebelum pandemi. Kendaraan bermotor semakin banyak, tempat umum kian riuh, ditambah massa pengguna sepeda kian memuncak. Padahal, kurva pandemi corona di Jogja belum menurun. Melihat Jogja makin ramai dan pengguna sepeda tidak seleluasa awal-awal tren ini naik, ada indikasi baru yang menjadi geliat, yakni bersepeda di pedesaan dan tempat wisata.

Minggu lalu saya menginap di rumah kawan di daerah Sompok, Imogiri. Saya datang Sabtu malam bakda Isya. Betapa terkejutnya saya, ketika pagi menjelang, di depan rumah kawan saya tersebut tampak ribuan manusia yang sedang bersepeda lewat.

Tujuan mereka adalah Desa Wisata Srikeminut, Sriharjo, Imogiri. Jadi rupanya, mulainya tren bersepeda di Jogja beriring dengan meningkatnya kunjungan ke tempat wisata ini. Selain memperlihatkan pemandangan yang indah, trek Jogja-Sriharjo terbilang mudah. Uniknya, banyak juga yang membawa mobil atau pick-up, sementara sepedanya baru digunakan ketika sampai di area wisata.

Saya juga menemukan hal menarik lainnya. Beberapa ibu tampak membawa anaknya menggunakan kereta kelinci. Entah datangnya dari mana, wisata Minggu pagi ini nyatanya bukan hanya menarik mereka yang gemar bersepeda. Muda-mudi yang memadu kasih, beberapa orang yang bertujuan keceh di pinggiran Sungai Oyo juga terlihat begitu banyak.

Tujuan mereka tentu melepas penat. Jika ada yang mengatakan motifnya adalah kesehatan, saya tidak yakin karena manusia yang banyak jumlahnya dan berjubel-jubel gitu malah berisiko tular-menulari virus yang sedang mewabah di Jogja dan Bantul bagian utara. Apalagi sebagian mereka tampak tak mengenakan masker.

Walau begitu, fenomena ini ada blessing in disguise-nya juga. Kedatangan pengunjung jadi berkah tersendiri bagi masyarakat sekitar. Soalnya sebelum sampai ke spot tujuan, yani Desa Wisata Srikeminut, ada beberapa spot unggulan yang juga sering dikunjungi, salah satunya Jembatan Gantung Sompok.

Baca Juga:

Cepogo Cheese Park di Boyolali Memang Istimewa, tapi Saya Ogah Kembali ke Sana

Drini Park, Tempat Wisata Viral di Gunungkidul yang Cukup Dikunjungi Sekali Saja

Cara warga sekitar memanfaatkan potensi pariwisata ini beragam. Dari yang membangun spot tersendiri seperti wisata perahu dan kafe di sekitar Sungai Oyo, ada pula yang membangun stan makanan. Mereka memusatkan kegiatan pada satu titik sehingga jadinya seperti pasar hiburan dengan aneka jajanan. Selain pemandangan alam, pesepeda juga disediakan kuliner khas Bantul.

Tapi, dari semua itu, ada yang janggal dari terbukanya lokasi-lokasi wisata ini. Pertama, semua akses dibuka, baik itu dari arah Makam Raja Imogiri atau dari arah Jalan Imogiri-Siluk. Tidak ada pengecekan suhu serta kewajiban penggunaan masker dan cuci tangan. Kedua, kita tidak tahu siapa yang datang, dari mana mereka, sebelumnya berjumpa dengan siapa dan, yang terpenting, mereka terinfeksi atau tidak. Mereka yang datang tentu bukan dari Bantul saja. Ada yang dari Jogja dan bahkan menurut keterangan kawan saya, banyak yang membawa sanak saudaranya.

Menurut saya, pemerintah daerah seharusnya memperhatikan ini. Bantul dan wisata sudah menjadi kenyataan. Selama pandemi, peluang wisata naik lagi dari sektor sepeda. Bagaimanapun, pariwisata bisa menjadi mata pencaharian tambahan warga sekitar. Apalagi hasil panen sedang angin-anginan.

Tapi tak bisa diabaikan bahwa jumlah kasus positif di Jogja dan Bantul Utara juga terus naik. Khawatirnya, ini nanti berimbas ke Bantul Selatan yang kebanjiran wisatawan. Jadi perlu dipikirkan bagaimana caranya pariwisata tetap hidup, namun tidak menimbulkan klaster corona baru yang jadi malapetaka.

Foto persawahan di Imogiri, Bantul, oleh Cahyo Ramadhani via Wikimedia Commons

BACA JUGA Coffee on The Bus: Cara yang Berbeda untuk Menikmati Jogja dan tulisan Gusti Aditya lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 13 September 2020 oleh

Tags: imogirisepedatempat wisatawisata
Gusti Aditya

Gusti Aditya

Pernah makan belut.

ArtikelTerkait

Tegal Tempat Merantau Paling Cocok untuk Orang Jogja, Banyak Kemiripannya! Mojok.co

Tegal Tempat Merantau Paling Cocok untuk Orang Jogja, Banyak Kemiripannya!

2 Agustus 2024
5 Rekomendasi Wisata Sumber Mata Air Gratis di Kediri yang Wajib Dikunjungi

5 Rekomendasi Wisata Sumber Mata Air Gratis di Kediri yang Wajib Dikunjungi

27 April 2023
Wisata Surabaya Nggak Cuma Mal Besar, Ada juga Tempat-tempat Bersejarah yang Menarik Mojok.co

Wisata Surabaya Nggak Cuma Mal, Ada Juga Tempat-tempat Bersejarah yang Menarik

15 April 2024
8 Pantai di Kabupaten Trenggalek yang Worth It untuk Didatangi terminal mojok.co

8 Pantai di Kabupaten Trenggalek yang Worth It untuk Didatangi

8 Desember 2021
Tetaplah Hidup agar Bisa ke Banda Neira, Cuilan Surga yang Jatuh ke Indonesia

Tetaplah Hidup agar Bisa ke Banda Neira, Cuilan Surga yang Jatuh ke Indonesia

26 April 2023
Alasan Saya Ogah ke Lawang Sewu Semarang, meski Tempatnya Benar-benar Ikonik

Alasan Saya Ogah ke Lawang Sewu Semarang, meski Tempatnya Benar-benar Ikonik

2 Desember 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label “Mobil Taksi”

16 Desember 2025
Mio Soul GT Motor Yamaha yang Irit, Murah, dan Timeless (Unsplash) yamaha mx king, jupiter mx 135 yamaha vega zr yamaha byson yamaha soul

Yamaha Soul Karbu 113 cc: Harga Seken 3 Jutaan, tapi Konsumsi BBM Bikin Nyesek

17 Desember 2025
Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa
  • Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional
  • Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis
  • Terpaksa Jadi Maling-Mendekam di Penjara karena Lelah Punya Orang Tua Miskin, Sejak Kecil Hanya Bisa Ngiler ke Hidup Enak Teman Sebaya
  • Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi
  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.