Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup

Bersepeda dengan Gelas Plastik yang Diselipkan pada Ban Adalah Suatu Kemewahan Bagi Generasi 90-an

Seto Wicaksono oleh Seto Wicaksono
28 Juni 2021
A A
Bersepeda dengan Gelas Plastik yang Diselipkan Pada Ban Adalah Suatu Kemewahan Bagi Generasi 90-an terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Sewaktu kecil, saya cukup yakin kebanyakan dari kita senang berkhayal tentang beberapa hal. Bahkan, sering kali khayalan tersebut diaplikasikan pada saat bermain peran dengan teman sebaya. Memerankan adegan antara dokter–pasien, ayah–ibu, guru–murid, dan sebangsanya. Semuanya dipraktikkan dengan daya imajinasi yang tinggi khas anak-anak.

Selain itu, ada satu khayalan lain khas anak-anak yang populer pada masanya, sekaligus akan lebih menyenangkan jika dilakukan dengan teman sebaya lainnya. Suka atau tidak, praktik ini lebih umum dilakukan oleh generasi 90-an. Yakni, bermain sepeda dengan gelas plastik yang diselipkan antara ban dan sepatbor. Bisa ban depan atau ban belakang. Tujuannya sederhana saja, untuk meniru suara yang dihasilkan oleh knalpot motor sport para pembalap yang dilihat di TV.

Kemasan gelas plastik yang digunakan biasanya didapat dari bekas air mineral kemasan gelas yang diminum. Atau biasa kami temukan di jalan. Bunyi yang dihasilkan memang terbilang khas. Antara nyentrik, cempreng, dan bising. Mirip suara motor dua tak lah. Namun jujur saja, hal tersebut menjadi suatu kemewahan tersendiri bagi kami sewaktu masih kecil. Lantaran di waktu bersamaan, ada imajinasi bahwa kami sedang balapan satu sama lain di suatu sirkuit. Kombinasi antara mewah, seru, dan merasa paling keren melebur menjadi satu.

Praktik seperti ini punya efek samping, khususnya bagi ban sepeda yang sudah bisa ditakar sebelumnya. Pertama, laju atau gowesan sepeda menjadi lebih berat dari biasanya. Kedua, secara perlahan dan bertahap, menyebabkan ban lebih cepat “botak”—karet ban terkikis dan tidak menemui pakemnya. Akibatnya, jadi gampang tergelincir karena licin. Meskipun begitu, tetap saja banyak yang masih melakukan hal tersebut beramai-ramai karena keasyikan dan keseruan yang sangat sulit dielakkan.

Generasi 90-an mana yang mau memungkiri bahwa bersepeda dengan gelas plastik yang diselipkan antara ban dan kerangka sepeda adalah tren pada masanya yang tidak boleh dilewatkan begitu saja? Sensasinya betul-betul sulit dilupakan hingga saat ini. Yang jelas suara hasil dari gesekan gelas plastik dan ban tergantung seberapa kuat seseorang menggowes pedal sepeda. Makin kuat gowesannya, makin nyaring bunyinya dan akan nyaris seperti suara knalpot motor dua tak.

Cara seperti ini—bersepeda dengan gelas plastik yang diselipkan antara kerangka sepeda dan ban—betul-betul bisa dijadikan opsi utama ketika pengin gaya-gayaan saat bersepeda. Gimana, ya, daripada hanya disuarakan melalui mulut. Bisa dan sah-sah saja, sih. Tapi, tenggorokan bisa kering, Sob. Kalau tenggorokan sudah kering, ujung-ujungnya beli air mineral dalam kemasan gelas plastik, terus gelas plastiknya diselipkan di ban agar bisa menghasilkan suara nyaring ala-ala motor sport/racing. Ya sama saja, dong.

Sebetulnya, sangat bisa dipahami kenapa anak-anak di zaman sekarang hampir tidak pernah melakukan hal serupa—bersepeda dengan gelas plastik agar terlihat keren layaknya pembalap. Lantaran—entah sampeyan sudah mengetahui atau belum—saat ini, ada alat yang lebih modern, yang menggantikan peran gelas plastik dalam menghasilkan bunyi nyaring saat bersepeda. Harganya mulai dari Rp50 ribu-Rp350 ribuan.

Siapa yang menyangka bahwa peran gelas plastik untuk menghasilkan suara nyaring dan sporty ala-ala saat bersepeda, secara perlahan akan terdisrupsi juga oleh alat yang satu ini.

Baca Juga:

Susu Tunggal, Susu yang Bikin Nostalgia Masa Kecil Warga Blitar

Jalur Luna Maya, Rute Terbaik untuk Bersepeda di Kulon Progo

Mau bagaimanapun, bagi saya, permainan seperti ini cukup dirindukan sekaligus menjadi nostalgia tersendiri bagi generasi 90-an, yang dikenal punya banyak jenis permainan atraktif dengan segala filosofinya. Selain bisa dimainkan beramai-ramai, nggak perlu biaya mahal untuk menikmati sesuatu yang sangat menyenangkan. Selama tahu konsekuensinya (ban menjadi gundul), ya dilakukan aja gitu.

Apa pun permainan populer yang menjadi kenangan bagi generasi 90-an, rasanya tidak berlebihan jika dilambangkan sebagai suatu kemewahan tersendiri yang sulit dilekang oleh zaman. Pasalnya, sebagian di antaranya hampir sulit ditemukan atau dimainkan kembali di masa sekarang karena beragam faktor. Mulai dari keterbatasan alat, sampai dengan lupa bagaimana cara memainkannya.

Nah, selagi ada permainan yang hanya membutuhkan perlengkapan sederhana, mudah didapat, dan nggak mahal, sepertinya belum terlambat jika kita bergembira bersama, kembali memainkan sesuatu yang dahulu sempat mengisi hari-hari para generasi 90-an. Salah satunya, ya bersepeda dengan gelas plastik yang diselipkan di ban itu.

BACA JUGA Nostalgia Buku Tahunan: Melihat Kembali Quotes dan Pemikiran Jenaka ala Anak Sekolah dan artikel Seto Wicaksono lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 26 Oktober 2021 oleh

Tags: Gaya Hidup Terminalgenerasi 90-annostalgiasepeda
Seto Wicaksono

Seto Wicaksono

Kelahiran 20 Juli. Fans Liverpool FC. Lulusan Psikologi Universitas Gunadarma. Seorang Suami, Ayah, dan Recruiter di suatu perusahaan.

ArtikelTerkait

investasi kambing mojok.co

3 Alasan Mahasiswa Perlu Mencoba Investasi Kambing

10 Juli 2021
kodomo kodomo teman baikku mojok

Kodomo, Pasta Gigi yang Bikin Rajin Sikat Gigi

3 Agustus 2021
Kirim Salam Lewat Program Radio Adalah Cara Mbribik Paling Romantis pada Masanya terminal mojok.co

Kirim Salam Lewat Program Radio Adalah Cara Mbribik Paling Romantis pada Masanya

22 November 2020
Waktu Kanak-kanak Saya Punya Pengalaman Zalim Kerap Mengeksploitasi Binatang terminal mojok

Waktu Kanak-kanak Saya Punya Pengalaman Zalim Kerap Mengeksploitasi Binatang

19 Agustus 2021
Saya Nggak Tau Seenak Apa Nasi Blue Band, tapi Nasi Jelantah dan Garam Juga Enak mojok.co

Saya Nggak Tahu Enaknya Nasi Blue Band, tapi Nasi Jelantah dan Garam Juga Enak

17 Februari 2021
Toko Kelontong Bukan Tempat Penukaran Uang, Tolong Kesadarannya, Hyung warung kelontong mitra tokopedia grosir online terminal mojok.co

Nostalgia 6 Kebiasaan Masa Kecil Pas Disuruh ke Warung sama Ibu

8 April 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi Mojok.co

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

29 November 2025
4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025
3 Spot Jogging di Kota Semarang yang Cocok untuk Pemula Mojok.co

3 Spot Jogging di Kota Semarang yang Cocok untuk Pemula

28 November 2025
Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

30 November 2025
Gear Ultima, Wujud Kebohongan Motor Yamaha

Gear Ultima Wujud Kebohongan Yamaha, Katanya Bikin Motor Matik Ternyata Bikin Tank

28 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih
  • Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.