Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Berkaca dari Kasus Sulli: Netizen Memang yang Terbaik Untuk Urusan Merusak Kesehatan Jiwa Orang Lain

Atik Soraya oleh Atik Soraya
15 Oktober 2019
A A
sulli

sulli

Share on FacebookShare on Twitter

Tanggal 14 Oktober 2019, Twitter dan mungkin semua platform media sosial lain hingga portal media resmi heboh dengan berita mengejutkan dari salah satu artis Korea, Sulli. Sulli dikabarkan meninggal, jasadnya pertama kali ditemukan di rumahnya di kawasan Seongnam bagian utara kota Seoul, Korea Selatan oleh sang manajer.

Setelah menyatakan keluar dari girlband F(x) asuhan SM Entertainment pada 2015 lalu, Sulli memang kerap kali mendapatkan image dan label negatif dari netizen hampir di seluruh dunia.

Dan sampai ia menghembuskan nafas terakhirnya di usia 25 tahun, ia juga masih kerap mendapatkan tuduhan negatif yang tidak berdasar. Bagi Kpopers, skandal dan kontroversi Sulli serta hujatan yang ia terima bukanlah hal yang baru lagi bahkan kpopers mungkin bisa tahu bagaimana kejamnya jempol netizen dalam berkomentar seenak jidat. Kalau kamu lagi gabut coba buka instagram Sulli dan scroll komentar-komentar netizen di unggahan-unggahan yang ada. Kalau belum ketumpuk dengan ucapan belasungkawa yang ada, kamu bisa menemukan komentar pedas dalam bahasa inggris, korea, maupun Indonesia.

Berita tewasnya Sulli sudah jelas sangat mengagetkan. Terlepas dari gaya hidup Sulli yang dianggap oleh sebagain orang sebagai hal yang tidak patut dilakukan oleh sosok public figure, mari kita fokus dengan insiden yang datang dari industri hiburan korea kali ini. Setidaknya sampai tulisan ini dibuat, memang belum ada pernyataan resmi yang memberitakan bahwa Sulli mungkin saja mengidap penyakit kejiwaan tertentu namun bisa bayangkan bagaimana peran netizen yang selama ini menghakimi Sulli dengan semua pernyataan amarah penuh maki yang lebih mirip seorang majikan menghakimi budaknya.

Yang coba saya katakan adalah, netizen yang sibuk memberikan komentar itu tidak tahu apa yang selama ini Sulli alami, penderitaan apa yang coba ia sembuhkan, pikiran apa yang mengganggu batinnya, bagaimana kehidupannya di luar panggung dan di luar kamera akun sosial medianya, ada setumpuk hal yang kita semua tidak tahu. Sebagian orang tidak tahu dan tidak bisa menjawab beberapa pertanyaan sederhana tadi namun dengan sok tahu netizen (atau sebagian dari kita) bisa berkomentar dengan dalih “ya dia kan seorang artis makanya aku bisa berkomentar tentangnya.”

Di tengah kebutaan netizen soal pribadi Sulli yang sesungguhnya, netizen selama ini senang dan sepertinya hobi sekali memberikan pandangan negatif secepat kilat. Tidak mengenalnya bahkan tidak pernah ketemu Sulli secara personal, yang penting kalau ada tingkah Sulli yang bisa dikomentarin ya barbar aja semua netizen berkomentar.

Makanya jangan merasa heran apalagi terganggu jika semakin banyak orang yang peduli terhadap kesehatan jiwa, semakin banyak orang yang mengaku dirinya sedang tidak baik-baik saja, karena kehidupan bersosial kita nampak semakin buruk. Sosial media tidak hanya jadi ajang eksistensi diri atau sebuah wadah untuk memamerkan pencapaian hidup dan kemewahan. Sosial media jadi tempat menyenangkan untuk mereka si netizen anonim yang memang memiliki bakat merusak hingga memperparah kesehatan jiwa orang lain.

Yang memiliki pendapat berbeda semakin mudah mendapatkan justifikasi hina, minoritas semakin terpojok lewat stereotip yang masih dipelihara dengan baik, menghakimi seseorang jadi perkara yang sudah dianggap normal dan wajar, lalu ketika yang merasa tersakiti ini berbicara tantang apa yang ia rasakan akan dianggap terlalu baper, ketika melawan akan semakin dihujani dengan beragam hal lain yang dianggap sebagai kelemahan kita, ketika mempertahankan apa yang kita percaya dan apa yang disukai jadi sesuatu yang rumit karena banyak orang yang mengusik ranah pribadi.

Baca Juga:

7 Ide Usaha Paling Laris dan Unik Selama KPop Masih Digemari di Indonesia

Pengalaman Mengakses Layanan Kesehatan Jiwa di Puskesmas: Murah, tapi Dapat Ceramah yang Bikin Down Dulu

Sepertinya kita semua sakit, entah Sulli atau saya atau kamu yang sedang membaca ini atau si netizen anonim yang tanpa rasa malu menghakimi orang lain yang tidak ia kenal dengan baik. Kita semua bisa jadi tanpa sadar sedang memupuk rasa sakit dari semua omongan dan komentar orang yang hanya melihat kita dari satu sudut kamera. Kita semua juga mungkin tanpa sadar pernah menjadi si netizen anonim yang pernah dengan enak menyudutkan orang lain lewat perspektif sendiri.

Kasus seperti ini bukan yang pertama kali terjadi. Bentuk perundungan, penghakiman, justifikasi, hinaan, yang sering dilemparkan ke seseorang hingga berakhir dengan kematian seperti sesuatu yang terus berulang. Setelah kasus Sulli mungkin kita akan sibuk membuat tweet, unggahan, meramaikan tagar, atau apapun itu bentuknya seolah selalu ada hikmah dari semua ini. Namun manusia tidak pernah bisa menjalankan hikmah yang mereka buat sendiri, dan kebanyakan dari kita selalu mengulang hal yang sama, itu sangat memuakkan.

Ucapan positif ataupun negatif akan sangat berdampak. Pilihan kita, mau menjadi bagian dari orang yang bisa memupuk motivasi dan rasa percaya diri orang lain dengan kalimat positif yang kita usaha utarakan. Atau mau ambil bagian dari barisan netizen anonim yang memperburuk mental seseorang.

Sebagian dari yang lain mungkin akan memberikan wejangan, “jangan masukan semua komentar orang ke dalam hati.” Memang benar, idealnya kita tidak harus peduli dengan kata orang lain tapi berbicara akan selalu lebih mudah daripada menjalankannya. Kalau istilah “masuk kuping kanan, keluar kuping kiri” bisa dilakukan dengan mudah ketika mendapatkan hujatan dan pandangan negatif, mungkin kita semua akan sehat-sehat saja, termasuk Sulli.

Sejujurnya, jika ada kesempatan saya ingin sekali melakukan wawancara mendalam dengan para netizen anonim yang selalu mengutarakan hal menyakitkan hati. Mungkin pertanyaan pertama akan saya mulai dengan, “Apakah sangat menyenangkan bersembunyi dibalik ketidakjelasan identitas untuk bisa merusak kejiwaan orang lain?” (*)

BACA JUGA Benarkah Kpopers Sering Jadi Objek Eksploitasi? atau tulisan Atik Soraya lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 18 Oktober 2019 oleh

Tags: Bullyf(x)kesehatan jiwakpopPerundungansm entertainmentsullisulli bunuh dirisulli meninggal
Atik Soraya

Atik Soraya

ArtikelTerkait

sulli

Miliki Banyak Haters, Netizen Adalah Pelaku Pembunuhan Sulli yang Sebenarnya

16 Oktober 2019
suga bts labral tear mojok

Mengenal Labral Tear, Cedera Bahu yang Dialami Suga BTS

9 November 2020
4 Fakta tentang Ijime, Perenggut Kebahagiaan Anak-anak di Jepang

4 Fakta tentang Ijime, Perenggut Kebahagiaan Anak-anak di Jepang

21 Maret 2022
bullying perundungan sekolah mojok

Kok Bisa Ada Orang Tua Bangga Anaknya Jadi Pelaku Bullying?

28 Juli 2020
13 reasons why

Membayangkan Emile Durkheim dan Max Weber Berseteru Memperdebatkan Serial ’13 Reasons Why’

11 Juni 2019
drama korea

Alasan-Alasan Drama Korea Lebih Menarik Daripada Sinetron Indonesia

5 Juli 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Video Tukang Parkir Geledah Dasbor Motor di Parkiran Matos Malang Adalah Contoh Terbaik Betapa Problematik Profesi Ini parkir kampus tukang parkir resmi mawar preman pensiun tukang parkir kafe di malang surabaya, tukang parkir liar lahan parkir

Rebutan Lahan Parkir Itu Sama Tuanya dengan Umur Peradaban, dan Mungkin Akan Tetap Ada Hingga Kiamat

2 Desember 2025
QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

Surat untuk Pedagang yang Masih Minta Biaya Admin QRIS, Bertobatlah Kalian, Cari Untung Nggak Gini-gini Amat!

5 Desember 2025
Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025
Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

5 Desember 2025
Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

2 Desember 2025
3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.