Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Belajar Toleransi Beragama dengan Datang Langsung ke Ambon

Ulul Azmi Afrizal Rizqi oleh Ulul Azmi Afrizal Rizqi
21 Oktober 2020
A A
Belajar Toleransi Beragama dengan Datang Langsung ke Ambon terminal mojok.co

Belajar Toleransi Beragama dengan Datang Langsung ke Ambon terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Hampir tiga tahun saya menetap di Maluku. Satu tahun saya tinggal di Kota Masohi, ibu kota Kabupaten Maluku Tengah dan dua tahun di Kota Ambon. Bagi saya, yang terbiasa hidup dengan suasana kampung di Jawa, lalu berpindah untuk merantau di wilayah dengan budaya dan kebiasaan masyarakat yang berbeda dari sebelumnya, tentu memberikan pengalaman luar biasa. Terutama dalam memahami toleransi beragama.

Pertama kali tiba di Maluku, satu hal yang membuat saya tidak menyesal datang ke sini, yaitu tingginya sikap toleransi. Benar, waktu itu saya meninggalkan Jawa dalam kondisi sedang ramainya demo berjilid-jilid, yang bagi saya kurang penting-penting amat.

Urusan lidah kepleset sedikit, ramainya hingga berlarut-larut. Memang benar adanya, lidah tiada bertulang, namun terasa sakit jika telah menghujam perasaan orang lain. Namun, bukan itu substansi yang akan saya sampaikan. Pada tulisan ini saya akan menyinggung betapa tingginya toleransi beragama masyarakat Maluku.

Saya bukan bermaksud membuka luka lama. Namun, perlu kita ingat, kala itu sekitar awal 2000-an, di Ambon pecah perang saudara. Kemanusiaan harus bertumpah darah atas nama agama. Banyak “mutiara” Maluku menjadi korban akibat konflik tersebut.

Kini, setelah hampir 20 tahun berlalu, saya merasakan sendiri betapa putra putri Maluku, khususnya Ambon menyesali konflik berdarah yang pernah terjadi. Masyarakat Ambon justru hidup rukun tanpa memandang apa agama kita.

Jika dilakukan sertifikasi sikap toleransi, saya akan mengatakan masyarakat Ambon telah lulus terlebih dahulu dalam hal toleransi beragama di saat banyak wilayah lain baru mulai belajar. Atau lebih kasarnya lagi, orang Ambon akan menertawakan kelompok masyarakat yang masih saling menolak hadirnya kelompok agama lain di lingkungan tempat tinggalnya.

Data Maluku dalam angka oleh BPS menyebutkan 53% penduduk Maluku beragama Islam. Sedangkan sebesar 46% beragama Protestan dan Katolik, lalu satu persen beragama Hindu dan Buddha.

Selama hampir tiga tahun di Maluku, belum pernah sekalipun saya melihat adanya kasus intoleransi dalam beragama. Justru saya melihat dan merasakan langsung pengalaman indahnya hidup damai tanpa memandang apa agama kita.

Baca Juga:

Rasanya Bermalam di Ketajek Jember, Tempat Konflik Tanah yang Hingga Kini Belum Usai

3 Hal Indah tentang Jogja yang Ternyata Hanyalah Mitos

Pengalaman pertama saya dapatkan ketika saya masih di Kota Masohi. Sebagai orang yang baru pertama kali menginjakkan kaki di Maluku, tentu saya masih buta akan segala hal tentang Maluku. Siapa sangka, saat baru turun dari kapal, saya diantar dan dijemput seorang Bapak separuh baya yang hingga kini hubungan kita masih terjalin baik, bahkan saat kini saya harus pindah ke Ambon. Padahal, kami berbeda agama. Tidak ada ucapan beliau ketika pertama kali melihat saya, “Agama kamu apa?”

Tak cukup sampai disitu. Ceritanya saat itu Ramadhan pertama saya di Maluku. Sebab pekerjaan yang menumpuk, saya secara tidak sengaja tertidur di tempat kerja dengan kondisi belum membeli makan sahur untuk keesokan harinya. Tak pernah saya kira sebelumnya, pukul 03.00 WIT saya dibangunkan dengan sudah ada makan sahur di depan saya. Luar biasa.

Pengalaman berikutnya juga saya peroleh ketika bertugas ke Pulau Saparua, tempat kelahiran Pattimura. Kala itu saya sedang melakukan pengumpulan data salah satu survei. Ketika masuk waktu salat, saya sempat kebingungan mencari tempat ibadah. Kebetulan saya memperoleh wilayah tugas di tempat yang 100% penduduknya bukan Muslim. Mungkin tahu gelagat saya yang kebingungan, responden yang saya data menyiapkan salah satu ruang di rumahnya agar saya bisa beribadah. Indah bukan?

Sebenarnya masih banyak pengalaman pribadi yang secara langsung merasakan eratnya toleransi beragama di Maluku. Termasuk, kurang lakunya cebong kampret saat gelaran pilpres tahun lalu. Nyaris tak ada jualan agama di sini.

Maka saya agak terheran jika melihat di media massa masih ada pemberitaan mengenai sikap intoleran terhadap kaum agama lain. Apa iya, harus ada konflik berdarah dulu baru sadar arti pentingnya hidup dengan mengutamakan kepentingan kemanusiaan?

Jelas semua orang akan menghindari pertumpahan darah. Oleh karena itu, ada baiknya kita meniru gaya toleransi beragama orang Maluku untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Paling tidak jangan bertanya apa agamamu sebelum menolong orang lain.

BACA JUGA Cerita “Digoyang” 1000 Kali Gempa Ambon dan tulisan Muhammad Ulul Arham lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 21 Oktober 2020 oleh

Tags: intoleransikonflik
Ulul Azmi Afrizal Rizqi

Ulul Azmi Afrizal Rizqi

Tukang Sensus, tinggal di Ambon. Bercita-cita kembali ke Banda Naira(lagi).

ArtikelTerkait

Rasanya Bermalam di Ketajek Jember, Tempat Konflik Tanah yang Hingga Kini Belum Usai

Rasanya Bermalam di Ketajek Jember, Tempat Konflik Tanah yang Hingga Kini Belum Usai

11 Desember 2024
Jokowi Sebaiknya Turun Mendamaikan Babarsari, ketimbang Ngurusin Putin yang Ngeyelan

Jokowi Sebaiknya Turun Mendamaikan Babarsari, ketimbang Ngurusin Putin yang Ngeyelan

5 Juli 2022
Jogja di Mata Orang Solo: Saya Tak Punya Cukup Alasan Membenci Jogja

Jogja di Mata Orang Solo: Saya Tak Punya Cukup Alasan Membenci Jogja

1 Agustus 2022
Cahaya Dari Timur_ Beta Maluku, Film yang Bikin Terharu Meski Ditonton Berkali-kali terminal mojok

Cahaya Dari Timur: Beta Maluku, Film yang Bikin Terharu Meski Ditonton Berkali-kali

19 September 2021
Konflik Grup Pencak Silat Tiap Tahun Selalu Terjadi, Nggak Bisa Selesai atau Nggak Mau Selesai?

Konflik Grup Pencak Silat Tiap Tahun Selalu Terjadi, Nggak Bisa Selesai atau Nggak Mau Selesai?

26 Juli 2024
Tukang Parkir Liar Nggak Hanya Bikin Pengendara Sebel, tapi Juga Bikin Pengusaha Kecil Bangkrut tempat parkir ilegal tukang parkir atm, capres surabaya bogor, kota malang polisi cepek qris parkir indomaret

Surabaya Itu Kota Paling Nyaman di Jawa Timur, asal Tukang Parkir Liar Dibasmi Total!

21 Februari 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Penyakit Gredek Honda Vario Memang Bukan Kerusakan Fatal, tapi Mengganggu Mojok.co

Penyakit Gredek Honda Vario Memang Bukan Kerusakan Fatal, tapi Mengganggu

13 Desember 2025
Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

15 Desember 2025
Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo Mojok.co

Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo

14 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025
Pengalaman Naik Bus Eka dari Banjarnegara ke Surabaya: Melihat Langsung Orang Berzikir Saat Pedal Gas Diinjak Lebih Dalam

Pengalaman Naik Bus Eka dari Banjarnegara ke Surabaya: Melihat Langsung Orang Berzikir Saat Pedal Gas Diinjak Lebih Dalam

15 Desember 2025
Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur
  • Fedi Nuril Jadi Mantan “Raja Tarkam” dan Tukang Judi Bola di Film Bapakmu Kiper
  • Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang
  • Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal
  • Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah
  • Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.