Belajar Strategi Marketing dari ‘Admin Twitter Grab yg Gajinya Belum Naik’

admin grab

admin grab

Viralnya kasus tersebarnya menu tulisan tangan maskapai penerbangan Garuda Indonesia di media sosial oleh salah seorang influencer membuat Garuda merilis sebuah edaran. Edaran yang diunggah di akun media sosial @GarudaCares berisi tiga poin utama yang intinya adalah imbauan untuk tidak mendokumentasikan segala kegiatan di dalam kabin pesawat baik oleh awak kabin maupun penumpang kecuali atas izin perusahaan.

Namun, unggahan surat edaran tersebut ditarik kembali tak lama kemudian. Admin GarudaCares mengonfirmasikan bahwa surat edaran tersebut merupakan surat edaran internal yang belum final dan bukan untuk publik. Pihak Garuda berdalih bahwasanya hal itu mereka imbau untuk dilakukan demi menjaga privasi penumpang lain dan awak kabin yang sedang bertugas.

Tentu saja banyak komentar kecewa yang lantas mengalir deras dari warganet untuk maskapai nomor 1 di Indonesia ini. Dengan dirilisnya surat edaran tersebut oleh Garuda, seolah menunjukkan bahwa Garuda memang tengah menutup-nutupi kekurangan pelayanan mereka, alih-alih memperbaiki dan meningkatkan kualitasnya.

Kejadian yang membawa apes bagi Garuda Indonesia ini justru menjadi momentum yang menguntungkan bagi moda transportasi darat, yaitu Grab Indonesia. Admin Twitter Grab Indonesia yang memang belakangan ini gencar melakukan strategi marketing melalui engagement dengan followers di media sosial dengan konten-konten viral pun tak mau ketinggalan “merayakan” kontroversi ini.

Admin Twitter Grab Indonesia mengunggah surat edaran serupa yang kemudian menjadi viral karena humor recehnya mampu menarik perhatian jagat maya. Sepertinya, kuliah di Universitas Grab Madju membuat admin Twitter Grab mumpuni dalam perkara strategi marketing di media sosial.

Dalam surat edaran ala Grab Indonesia berdasarkan analisis warganet twitter yang dimotori oleh @DianOnno, dalam satu buah foto surat edaran yang Grab buat dan menjadi hits di kalangan warganet tak lain karena di sana memuat keyword yang populer di kalangan masyarakat Indonesia. Seperti JKT48, Game of Thrones season 8, Telkomnet Instan, Saras 008, Boomerang, TikTok, viral, netizen, hingga tanda tangan yang mirip motor Dilan.

Hal itu lantas menjadi topik hangat dan naik ke puncak trending Twitter Indonesia untuk berjam-jam lamanya, tagar #NaikkanGajiAdminTwitterGrab pun anteng di antara deret trends tagar yang lain. Strategi marketing (gratis) seperti ini agaknya memang paling mujarab dilakukan di era kiwari seperti saat ini. Melalui konten media sosial yang viral dan dikemas dengan humoris, konsumen akan merasa lebih dekat dan berpikir, “Hmmm, I can relate” dan “So relateable”.

Perusahaan tentu saja mendapatkan keuntungan dari strategi ini. Perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk iklan, konsumen sudah berdatangan. Engagement warganet terhadap akun media sosial Grab jadi mengalami peningkatan, tanpa ads. Bukan sekali ini Grab dapat memanfaatkan peluang marketing dari momentum viral, masih banyak yang lain lagi apabila kita tengok di sosial media mereka.

Selain keuntungan bagi perusahaan, berkat viralnya marketing surat edaran tersebut para followers dan pengguna setia Grab juga memperoleh peluang beruntung dengan mengikuti giveaway yang Grab adakan. Yaitu sebuah challenge berhadiah dengan meniru tanda tangan motor Dilan si admin. Strategi lain yang tak kalah Twitter user friendly yang Grab lakukan adalah dengan memanfaatkan berbagai meme. Mulai dari meme kekoreaan hingga meme biawak yang sempat viral beberapa waktu yang lalu.

Isu politik terkait rekonsiliasi Prabowo-Jokowi dengan temu kangen di MRT pun tak luput dari perhatian Grab sebagai ajang strategi promosi mereka. Tidak ada cebong dan tidak ada kampret, yang ada hanya turun MRT pesen Grab bareng. Begitu juga dengan kontroversi meme viral HokBen yang membuat band indie Polka Wars mendapat paket HokBen gratis. Grab menyuguhkan promonya bagi mereka yang belum sempat bikin meme viral untuk dapat paket makan HokBen dengan harga murah. dan masih banyak lagi yang lainnya.

Hm… Apa makin ke sini saya seperti sedang mempromosikan Grab juga? Padahal saya tidak dibayar, tidak mengenal admin Twitter Grab dan juga bukan customer setia Grab. Saya malah lebih nyaman pakai perusahaan sebelah. Hehehe. Karena terlepas dari mahzab moda transportasi yang saya anut, strategi marketing admin Twitter Grab yang gajinya belum naik ini patut dipelajari dan diteladani. Kepekaan dan sikap tanggap juga cepatnya nomor satu. Semoga tak hanya dari sisi marketing saja namun juga dalam segala aspek yang dapat mensejahterakan driver dan customer di seluruh Indonesia.

Exit mobile version