Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Belajar dari Vincenzo Cassano, Kita Harus Punya Hal-hal Ini untuk Tumbangkan Oligarki

Khalimatu Nisa oleh Khalimatu Nisa
28 Mei 2021
A A
Belajar dari Vincenzo Cassano, Kita Harus Punya Hal-hal Ini untuk Tumbangkan Oligarki terminal mojok.co

Belajar dari Vincenzo Cassano, Kita Harus Punya Hal-hal Ini untuk Tumbangkan Oligarki terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Perjuangan masyarakat sipil Negeri Anu melawan oligarki sudah berumur panjang. Namun, alih-alih berhasil menggoyahkan komplotan elite penguasa, makin hari kejahatan justru makin merajalela. Simak saja apa yang terjadi. Ada banyak kasus pembunuhan aktivis beberapa dekade silam yang terkatung-katung meski aksi damai tuntutannya tak pernah absen dilangsungkan. Di era kiwari, cerita senada masih terdengar. Baru-baru ini sejumlah aktivis konflik agraria digebuk aparat. Patgulipat pejabat dan para cukong lewat Omnibus Law pun tak mempan diprotes massa dari segala penjuru mata angin. Jangan tanya lagi soal korupsi yang bahkan memanfaatkan situasi pagebluk.

Kejahatan yang beranak pinak dan tak pernah tuntas diungkap itu seolah menunjukkan bahwa kekuatan penguasa lalim mustahil dilawan.

Namun, sesungguhnya kondisi yang naudzubillah runyam itu tidak berbeda jauh dengan situasi di negeri kimchi tempat Park Joo-Hyeong alias Vincenzo Cassano dilahirkan. Kongkalikong perusahaan culas, penegak hukum korup, dan penguasa tamak, ramai-ramai menindas rakyat kecil: menggusur tempat tinggal mereka hingga menghabisi nyawa-nyawa tak bersalah dengan tangan dingin.

Kedatangan Vincenzo Cassano, anak yatim yang diadopsi dan menjelma jadi pengacara alias consigliere mafia Italia ke tanah kelahirannya itu nyatanya mampu membalikkan keadaan. Ia menumbangkan oligarki hanya dalam beberapa saat, menepis pesimisme yang selama ini menggelayuti.

Sang consigliere mengampanyekan paradigma baru bahwa kejahatan hanya bisa dikalahkan oleh kejahatan yang lebih kuat. Perjuangan menumbangkan oligarki tidak bisa mengandalkan hukum dan aksi damai. Sebab, hukum adalah omong kosong. Equality before the lawhanyalah ilusi.

Keberhasilan Vincenzo Cassano bisa menjadi uswatun hasanah bagi rakyat Negeri Anu untuk mengganti strategi perjuangannya agar lebih efektif dan efisien. Dari abang consigliere yang brutal tapi manisnya bagai gula Jawa dikasih nyawa itu, bisa dirinci hal-hal yang perlu dimiliki untuk melawan rezim nan zalim.

Pertama, data intelijen. Di era 4.0 data adalah segalanya, tak terkecuali dalam upaya melawan penindasan. Data intelijen merupakan senjata nomor wahid yang bisa digunakan untuk menjegal para penguasa. Lihatlah bagaimana Vincenzo menggunakan File Guillotine yang berisi catatan hitam para elite untuk mencari titik kelemahan mereka.

Ada kalanya berkas itu dibongkar untuk menciptakan tekanan sosial sehingga membikin gerombolan penguasa itu kalang kabut. Di situasi yang lain, file itu digunakan untuk mengurai jejaring oligarki dan menemukan orang-orang yang terlibat di balik suatu kasus.

Baca Juga:

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Drama Korea Typhoon Family, Membahas yang Terlewat dalam Debat Perintis vs Pewaris di Media Sosial

Bagaimana data semacam itu didapatkan? Hmmm, ini pertanyaan cukup sulit mengingat Vincenzo menemukannya secara “tak sengaja”. Meski demikian, bekerja sama dengan intelijen sebagaimana Vincenzo dan An Gi-Seok bisa jadi opsi untuk dicontoh. Atau, berdayakan hacker level dewa seperti Seo Mi-Ri untuk menemukan data-data krusial.

Kedua, kecerdikan siasat. Data sehebat apa pun tak akan berguna tanpa siasat yang jitu. Vincenzo Cassano selalu punya rencana beyond imagination untuk menjebak lawan. Perhatikan bagaimana ia menjadi gay demi merayu anak direktur Bank Shinkwang untuk membatalkan perjanjian investasi dengan perusahaan culas Babel sekaligus membongkar skandal pelecehan seksual. Simak juga penyamarannya jadi dukun palsu untuk menipu media partisan Daechang Daily. Kemampuan berstrategi seperti ini hanya bisa didapatkan lewat kreativitas yang tinggi dan sekolah kehidupan mafia yang keras.

Ketiga, skill bela diri tak tertandingi. Pertama-tama kita harus membayangkan bahwa penguasa zalim itu mempekerjakan gerombolan preman untuk menjalankan pekerjaan-pekerjaan kotor. Saat berhadapan dengan mereka yang tak segan-segan menembak tempurung kepala itu, kecakapan fisik amat diperlukan.

Masyarakat sipil Negeri Anu tak cukup hanya bisa menyelamatkan diri dari gas air mata atau berkelit dari tangkapan aparat saat demonstrasi. Belajar dari Vincenzo Cassano, paling tidak satu orang harus bisa melibas keroyokan belasan preman sekaligus. Bahkan dengan tangan kosong sekalipun. Terdengar tak masuk akal tapi memang begitulah seharusnya.

Lihatlah bagaimana wajah Vincenzo tetap mulus tanpa codet dan tak pernah sekalipun pegal linu meski harus menghajar puluhan preman. Itu adalah hasil exercise yang nggak kaleng-kaleng.

Keempat, sokongan dana. Modal finansial amat dibutuhkan untuk keperluan operasional memberi pelajaran pada oligarki. Dana itu di antaranya diperlukan untuk memperoleh senjata api demi menebar ancaman sekaligus melindungi diri. Budget yang tidak sedikit juga dibutuhkan untuk kabur sewaktu-waktu diburu aparat.

Ingat Vincenzo adalah borjuis Italia dan punya emas segudang sebagai modal melicinkan aksinya. Meski sudah membunuh banyak penjahat, ia tetap bisa hidup aman dengan kabur ke pulau yang dibelinya di negeri antah berantah. Perjuangan ini memang mahal Bung, tapi yakinlah, setimpal dengan hasil yang didapatkan.

Kelima, persatuan dan keberanian. Poin terakhir ini terdengar paling masuk akal. Manifestasi seruan, “Rakyat bersatu melawan penindasan tak bisa dikalahkan,”. Kekompakan warga Plaza Geumga menolak penggusuran adalah contohnya. Mereka mengerahkan segala daya upaya dan menghalau segala bentuk ketakutan untuk menghadapi terkaman penguasa.

Sayangnya persatuan dan keberanian saja tak bisa berhasil tanpa keempat elemen yang lain. Faktanya, sebelum Vincenzo datang sebagai juru selamat, komunitas warga itu selalu kalah dan kalah.

Nah, sudah cukup jelas kan kiat-kiat efektif dan efisien menggulingkan oligarki? Jadi gimana, siap bertarung? Udah punya data sekelas File Giullotine untuk membidik penguasa tamak? Koneksi intelijen? Udah bisa merancang siasat yang outstandingnan dramatis untuk memerangkap musuh rakyat itu? Siap membekuk selusin preman kurang dari lima menit? Udah punya emas berapa ton?

Nggak ada? Apa? Semua itu cuma ada di drama? Jadi punyanya apa, dong? Poin terakhir aja? Yah kalau gitu, silakan turun ke jalan dan ribut-ribut di media sosial aja kayak biasanya.

Sumber Gambar: YouTube The Swoon

BACA JUGA Begini Jadinya jika Drama Korea ‘Vincenzo’ Punya Latar Cerita Di Indonesia

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 27 Mei 2021 oleh

Tags: drama koreaHiburan TerminaloligarkivincenzoVincenzo Cassano
Khalimatu Nisa

Khalimatu Nisa

Menonton drakor dengan tuma'ninah.

ArtikelTerkait

Hidden Love, Drama Cina yang Bikin Penggemar Drakor Berpaling

Hidden Love, Drama Cina yang Bikin para Penggemar Drakor Berpaling

15 Juli 2023
Di Balik Keluguan Patrick Star, Ada Jiwa Diktator dalam Dirinya Saat Jadi Pemimpin terminal mojok.co

Di Balik Keluguan Patrick Star, Ada Jiwa Diktator dalam Dirinya Saat Jadi Pemimpin

13 Juli 2021
Membayangkan Hidup di 4 Desa Paling Populer dalam Drama Korea, Paling Enak Tinggal di Mana?

Membayangkan Hidup di 4 Desa Paling Populer dalam Drama Korea, Paling Enak Tinggal di Mana?

29 Juni 2023
7 Alasan Drama Korea Romance Sering Dijadikan Pelarian Terminal Mojok.co

7 Alasan Drama Korea Romance Sering Dijadikan Pelarian

27 Mei 2022
sulli

Miliki Banyak Haters, Netizen Adalah Pelaku Pembunuhan Sulli yang Sebenarnya

16 Oktober 2019
5 Drama Korea Omnibus Kayak Our Blues Terminal Mojok

Rekomendasi 5 Drama Korea Omnibus Kayak Our Blues

10 Juni 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

3 Desember 2025
3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

30 November 2025
Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

1 Desember 2025
Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025
7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.