Belajar Budaya Jepang lewat Naruto Lite Karya Sensei Taira

Jika Naruto Benar-benar Mati, Kita Harus Persiapkan Hal Ini terminal mojok.co

Jika Naruto Benar-benar Mati, Kita Harus Persiapkan Hal Ini terminal mojok.co

Masashi Kishimoto memang terkenal dengan karyanya bertajuk Naruto Shippuden. Kelanjutan serial Boruto pun kini telah kembali ke tangan Sensei Kishimoto dan menarik untuk terus disimak. Namun, yang ingin saya bahas di sini adalah karya dari asisten beliau saat menggarap Naruto Shippuden bernama Kenji Taira. Sensei Taira adalah penulis serial Rock Lee: The Full Power Ninja Chronicles dan Sasuke Uchiha’s: Sharingan Legend yang diangkat dari manga Naruto ke dalam plot parodi yang lucu.

Dalam karya Sensei Taira itu, karakter-karakter yang dibuat oleh Sensei Kishimoto dalam Naruto digambar dalam bentuk mungil sehingga di sini saya menyebutnya sebagai Naruto versi Lite saja. Selain menceritakan kisah Rock Lee dan Sasuke berbentuk mungil dalam menjalankan visi mereka sebagai shinobi, karya Naruto Lite oleh Sensei Taira ini juga mengenalkan budaya-budaya Jepang yang disisipkan ke dalam cerita.

Kipas harisen

Saat membaca karya Sensei Taira, saya jadi tahu kalau dalam komedi Jepang itu ada properti khusus bernama kipas harisen yang digunakan untuk melucu. Kipas itu berukuran besar dan biasanya digunakan oleh pelawak untuk memukul rekannya yang berperan sebagai boke alias “orang bodoh”. Ya, kira-kira mirip properti dalam Opera Van Java begitu lah. Properti sengaja dipukulkan dalam pementasan komedi sebagai bahan untuk melucu.

Dalam cerita Naruto Lite-nya Sensei Taira sendiri, kipas harisen ini muncul dalam beberapa chapter. Seperti dalam chapter kisah Rock Lee saat Lee membantu Tenten yang diperintahkan Tsunade untuk menyamar menjadi dirinya. Tenten yang merupakan shinobi spesialis senjata pun menyamar menjadi hokage dan malah mempersenjatai para anbu dengan kipas harisen. Selain itu, kipas Harisen juga muncul di chapter awal kisah Sasuke di mana Itachi diperlihatkan dalam genjutsu tengah mengeksekusi para anggota klan Uchiha menggunakan kipas harisen.

Kabedon

Dari karya Sensei Taira pula, saya pun jadi tahu pula kalau ada suatu pose yang pernah tren di Jepang yang bernama kabedon. Kabedon adalah pose di mana seorang menyudutkan orang yang disukainya ke tembok sambil meletakkan salah satu tangan di sebelah kepala orang yang disukai itu. Pose kabedon mungkin sering kita temui dalam adegan film yang menampilkan laki-laki dan perempuan yang tengah akan berciuman. Namun, pose ini ternyata adalah pose yang berasal dari dan pernah tren di Jepang.

Dalam karya Naruto Lite-nya Sensei Taira, pose Kabedon ini muncul dalam chapter yang mengisahkan Tim Taka yang dibentuk Sasuke. Suigetsu memergoki Sasuke tengah menyudutkan Karin ke sebuah batang pohon. Mengira Sasuke tengah melakukan kabedon untuk mencium Karin, ternyata Sasuke melakukannya hanya untuk menggigit tangan Karin yang dikenal bisa memulihkan chakra.

Perayaan Setsubun

Selepas membaca karya Sensei Taira, saya pun akhirnya tahu pula kalau di Jepang ada budaya tahunan untuk mengusir roh jahat yang bernama perayaan Setsubun. Perayaan Setsubun diadakan tiap tanggal 3 Februari dengan ritual melempar kacang. Dalam ritual itu, kacang dilemparkan ke orang yang berperan menjadi setan atau roh jahat.

Perayaan Setsubun sendiri muncul di cerita Sensei Taira dalam chapter yang menceritakan pertemuan Sauke dengan Itachi Uchiha. Di sela-sela pertemuan, Suigetsu bertanya siapakah di hari yang bertepatan dengan perayaan Setsubun itu yang akan berperan menjadi setan. Jugo pun mengatakan pemerannya tentu saja adalah Suigetsu dan Kisame yang penampilannya paling mirip setan. Namun, tak lama kemudian amukan Jugo tiba-tiba kumat dan mengubahnya ke wujud sage. Suigetsu pun mengatakan bahwa Jugo lah yang malah penampilannya paling mirip setan.

Itulah beberapa budaya Jepang yang disisipkan oleh Sensei Taira ke dalam karya Naruto versi Lite-nya. Walaupun ceritanya merupakan parodi dari kisah karakter-karakter dalam Naruto Shipudden, karya dari Sensei Taira telah membuka wawasan terhadap aneka budaya Jepang yang mungkin selama ini terlewatkan.

Mungkin masih banyak lagi aneka budaya Jepang yang terselip dalam cerita karya Sensei Taira. Saya hanya bisa mengumpulkan dari beberapa chapter yang bisa saya dapatkan di Gramedia terdekat. Jika penasaran dengan budaya Jepang lainnya yang digunakan Sensei Taira melalui kisah Naruto Lite-nya, pembaca bisa memburu chapter-chapter lainnya.

Sumber gambar: Akun Twitter @Maki123Hakdog

BACA JUGA Frieza, Gambaran Sempurna Pemimpin Dunia Modern dan tulisan Muhammad Bintang Aldijana lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version