Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kuliner

Begini Rasanya Tinggal di Desa yang Tidak Dijangkau GoFood dan GrabFood

Dini Sukmaningtyas oleh Dini Sukmaningtyas
14 September 2021
A A
Begini Rasanya Tinggal di Desa yang Tidak Dijangkau GoFood dan GrabFood terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Kehadiran GoFood dan GrabFood sekarang ini memudahkan kaum urban memesan makanan secara online. Namun, gimana dengan orang-orang yang tinggal di pedesaan yang jauh dari hiruk-pikuk perkotaan?

Sebagai wong ndeso yang literally tinggal di desa, saya bisa membanggakan banyak hal, walaupun yang saya keluhkan juga tak kalah banyak. Hidup di desa kecil yang jauh dari kota, apalagi di lereng gunung, boleh dibilang bikin saya bersyukur. Di sini nggak ada kebisingan bak kota besar, udaranya masih sejuk sehingga nggak butuh AC, masih banyak pepohonan yang bisa ditemui, airnya pun dingin dan jernih. Benar-benar sebuah privilese.

Saking tenang dan sunyinya desa saya, kalau sudah lewat dari pukul delapan malam, nggak banyak kendaraan yang melintas. Paling hanya satu atau dua sepeda motor. Selain itu, yang terdengar adalah suara jangkrik dan serangga malam yang bersahut-sahutan. Nggak heran juga kalau jam segitu orang-orang sudah mengunci rumahnya rapat-rapat lantaran suasananya memang sepi.

Bagi teman-teman saya yang orang kota, jelas suasana seperti ini sangat langka bagi mereka. Karena sering terpapar hiruk-pikuk suasana perkotaan, mereka betah berlama-lama dolan di rumah saya. Mereka bilang, “Enak, ya, kalau tinggal di sini. Adem banget, pasti betah di rumah, deh.”

Wqwqwq, mereka belum tahu saja.

Teman-teman saya dan orang kota lain pasti nggak tahu bagaimana struggle saya yang tinggal di desa. Catat, ya, desa kecil di lereng gunung yang aksesnya 45 menit dari pusat kota. FYI, saya pernah merantau ke ibu kota, ya walaupun ibu kotanya Jawa Tengah, sih. Selama delapan tahun di perantauan, saya benar-benar takjub dengan segala kemudahan yang saya dapatkan. Setelah kembali tinggal ke desa, saya seolah mengalami culture shock dan harus beradaptasi kembali. Padahal sedari awal, desa ini adalah kampung halaman saya.

Salah satu hal yang membuat saya sulit beradaptasi kembali ketika tinggal di desa yaitu ketiadaan layanan pesan antar makanan seperti GoFood atau GrabFood. Dulu ketika merantau, saya merasa dunia berada dalam genggaman, karena sebagai anak kos, saya sering lapar di tengah malam. Ada juga masanya ketika saya lapar, tapi malas keluar untuk membeli makan. Di saat seperti itulah layanan GoFood dan GrabFood benar-benar membantu. Walaupun banyaknya variasi makanan sering membuat saya bingung, setidaknya perut lapar saya bisa terselamatkan tanpa harus repot-repot keluar kosan.

Ketiadaan GoFood dan GrabFood di desa ini membuat saya sedih saat ingin makan sesuatu, tapi mager. Misalnya, untuk sekadar membeli martabak saya harus berkendara sekitar 20 menit, itu pun belum termasuk terpaan hawa dingin pegunungan yang harus saya hadapi karena biasanya pedagang martabak membuka lapaknya di malam hari.

Baca Juga:

5 Alasan Pesan Makan Online Masih Lebih Logis daripada Beli Langsung di Warung meski Zaman Promo Sudah Berlalu

Nggak Enaknya Jadi Orang Desa, Mau Belanja Online Harus Ngumpet karena Banyak Tetangga Kepo!

Beruntung koneksi internet di desa saya nggak jelek-jelek amat, sehingga saya masih bisa menghibur diri dengan scrolling Twitter. Tapi, rasa iri saya kembali membuncah setiap kali saya melihat postingan dari akun menfess makanan yang isinya pamer beli makanan murah dari hasil promo GoFood atau GrabFood, bahkan saat ini sudah ditambah ShopeeFood yang promonya gila-gilaan. Kan kzl!

Namun, di balik kedengkian saya kepada masyarakat perkotaan yang dengan mudahnya delivery makanan, saya berusaha mengambil hikmahnya.

Pertama, pengeluaran jadi lebih hemat. Dibandingkan saat masih merantau di mana saya sering tergoda untuk membeli jajanan atau camilan saat sedang senggang, saat ini pengeluaran saya untuk perut sangatlah irit. Bukannya saya sengaja mengirit, tapi memang terjadi secara natural. Lha, gimana, mau beli makanan juga keburu mager soalnya jauh. Akhirnya nggak jadi, deh.

Kedua, jadi nggak impulsif. Dulu, saya sering membeli makanan bukan karena lapar, melainkan karena mumpung ada promo. Saya merasa bangga bisa dapat makanan enak dengan harga murah, walaupun sebenarnya nggak kepingin-kepingin amat. Padahal, perilaku tersebut merupakan impulsive buying. Syukur-syukur kalau makanannya bisa habis, kalau nggak? Kan jadi buang-buang makanan.

Ketiga, belajar ikhlas. Misalnya ketika saya tiba-tiba ingin makan martabak, tapi nggak jadi beli karena jauh. Tentu saya harus legowo karena memang keadaannya seperti ini. Terima saja, toh biasanya itu hanya keinginan sesaat.

Keempat, jadi lebih kreatif. Tinggal jauh dari peradaban kota dan nggak bisa delivery makanan membuat saya mau tak mau sering membuat camilan sendiri dengan bermodalkan nonton video masak di YouTube. Selain hemat juga mengasah kreativitas karena saya harus memikirkan cara untuk tetap bahagia walaupun tanpa layanan pesan antar makanan.

Kalau dipikir-pikir, tanpa delivery makanan pun saya masih bisa hidup dengan baik dan makan dengan enak, kok. Namun, jika suatu saat desa saya sudah bisa dijangkau GoFood atau GrabFood, saya berharap tetap menjadi diri saya yang sekarang agar nggak dikit-dikit jajan, dikit-dikit jajan. Jajan, kok, cuma dikit-dikit?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 14 September 2021 oleh

Tags: gofoodgrabfoodorang desa
Dini Sukmaningtyas

Dini Sukmaningtyas

Suka menulis, tapi lebih sering membaca. Bisa leluasa menulis ketika anak sedang tidur.

ArtikelTerkait

4 Mi Instan yang Nggak Cocok untuk Orang Ndeso, Jangan Coba-coba!

4 Mi Instan yang Nggak Cocok untuk Orang Ndeso, Jangan Coba-coba!

21 Januari 2024
Membandingkan ShopeeFood, GoFood, dan GrabFood: Mana yang Lebih Baik? terminal mojok.co

Membandingkan ShopeeFood, GoFood, dan GrabFood: Mana yang Lebih Baik?

19 Januari 2022
4 Hal Mewah bagi Orang Kota yang Sebenarnya Biasa Saja bagi Orang Desa

4 Hal Mewah bagi Orang Kota yang Sebenarnya Biasa Saja bagi Orang Desa

29 Juli 2022
4 Ide Usaha yang Cocok Dijalankan di Desa selain Toko Sembako Mojok.co

4 Ide Usaha yang Cocok Dijalankan di Desa selain Toko Sembako

14 November 2024
promo

Diet Plastik Memang Baik, Tapi Godaan Promo GoFood dan GrabFood Susah Dilawan!

15 Oktober 2019
Tips Jelajah Jogja Solo dan Sebaliknya, Nggak Perlu Ribet Bawa Kendaraan dengan Fitur Ini Terminal Mojok.co (Unsplash.com)

Tips Jelajah Jogja-Solo dan Sebaliknya, Nggak Perlu Ribet Bawa Kendaraan dengan Fitur Ini

24 Maret 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025
Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

29 November 2025
4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025
5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang (Unsplash)

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

4 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.