Bayar UKT Mahal, tapi Dosen Nyuruh Mahasiswa Belajar dari YouTube, Logikanya di Mana sih?

Dosen yang Jarang Ngajar, Nggak Pernah Koreksi Tugas, Plus Pelit Nilai Sebenarnya Minta Diapain sih? youtube, UKT

Dosen yang Jarang Ngajar, Nggak Pernah Koreksi Tugas, Plus Pelit Nilai Sebenarnya Minta Diapain sih? (Pixabay.com)

Saya kasih hal lucu: kuliah bayar UKT mahal, tapi sama dosen disuruh belajar lewat YouTube. Ketawa aja, nggak apa-apa.

Padahal kita kuliah ya tujuannya untuk belajar, bertemu dosen, bertanya kalau ada yang nggak paham. Kalau dosen cuman modal link YouTube sih, saya yakin anak SMA juga bisa.

Saya nggak nyalahin dosen yang kasih link YouTube loh ya. Maksudnya, silakan kalau dosen mau share pengetahuan yang mungkin belum pernah kita dapatkan. Atau mungkin juga dosen pengin mengaitkan pembelajaran dengan teknologi, nggak ada salahnya kok. Yang jadi masalah, masa iya cuma dikasih link dari YouTube, setelah itu mahasiswa disuruh untuk merangkum videonya? Dosen hanya share, setelah itu duduk manis.

Saya yakin bukan hanya saya yang merasakan. Mungkin beberapa mahasiswa lainnya juga merasakan hal yang sama.

Kata andalan “kamu itu mahasiswa bukan siswa lagi”

Kayanya setiap dosen yang masuk selalu mengatakan hal ini. Lah terus kalau kita mahasiswa nggak butuh penjelasan? Nggak butuh arahan?

Banyak sekali dosen yang menuntut mahasiswanya untuk bisa belajar secara mandiri. Saya tau kok niat bapak, ibu ini sangat baik, tapi lebih baik lagi jikalau share link YouTube pembelajaran, dijelaskan sedikit materinya. Sedikit saja itu sudah lebih dari cukup. Dosen banyak menuntut mahasiswanya harus mengerti, harus mandiri, padahal tidak pernah mengajarkan bagaimana menjadi mahasiswa yang mandiri itu.

Baca halaman selanjutnya

UKT jalan, dosen hilang dari pandangan

Dosen sering absen, tapi UKT jalan terus

Bayar UKT itu bener-bener nggak terasa. Tiba-tiba udah ujian dan disuruh bayar UKT. Padahal nggak pernah belajar, eh tiba-tiba ujian aja. Giliran bayar UKT nomor 1, tapi kalau belajar dosen nggak pernah masuk. Terkadang saya suka kesal liat dosen begini. Bukannya tidak menghargai, tapi ya kalau nggak pernah mengajar, mending saya belajar dari rumah aja. Lihat YouTube selesai sudah.

Hanya saja, yang diinginkan mahasiswa bukan itu. Benar kata orang kalau mau pintar bukan hanya sekolah yang bikin pintar, belajar dari rumah bahkan kita bisa jauh lebih pintar. Tapi yang ingin didapatkan mahasiswa di perkuliahan bukan sekadar materi belaka, tetapi bisa berdiskusi, bertukar pendapat, merasakan proses belajar mengajar yang sebenarnya.

Mahasiswa yang telah meluangkan waktu, uang, dan energi untuk datang ke kampus sudah sepatutnya mendapatkan hak mereka sebagai mahasiswa. Bukan hanya kewajiban uang saja yang dipikirkan. Tetapi, bagaimana menciptakan mahasiswa yang berprestasi di bidangnya.

Belajar dari YouTube itu nggak efektif

Mungkin amarah saya kelewat gamblang terlihat di tulisan ini. Padahal, saya nggak marah. Saya hanya bingung saja, gara-gara saking seringnya ketemu dosen yang share link YouTube, terus mahasiswa diminta menganalisis. Tapi kalau keliru, disalahin.

Lha ya mau bener dari mana kalau dijelasin aja nggak pernah? Kalau cuman belajar dari YouTube sih, mending di rumah aja, nggak usah datang ke kampus

Tapi memang tidak semua kaya gini kok. Masih banyak yang benar-benar effort untuk mengajari mahasiswanya. Mereka benar-benar prepare sebelum mengajar. Yang paling penting adalah bagaimana agar UKT yang telah kita bayar tidak terbuang sia-sia begitu saja hanya karena dosen yang tidak ada usahanya sama sekali.

Penulis: Tri Andini
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Dosen Bukan Lagi Manusia Setengah Dewa, tapi Memang Sudah (Cosplay) Jadi Dewa

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version