Bakso Cak Mali, Kasta Kuliner Tertinggi di Pasar Labang Madura

Bakso Cak Mali, Kasta Tertinggi Kuliner di Pasar Labang Madura Mojok.co

Bakso Cak Mali, Kasta Tertinggi Kuliner di Pasar Labang Madura (unsplash.com)

Rasanya Enak dan pelayanannya oke, Bakso Cak Mali memang layak jadi kuliner favorit Pasar Labang Madura. 

Bakso selalu punya tempat di lidah warga. Tidak terkecuali warga di desa saya, Desa Labang, Bangkalan, Madura. Beberapa waktu terakhir, di Pasar Labang Madura muncul banyak kuliner baru. Ada seblak, pentol bakar, telur gulung, topokki, kimchi, dan macam-macam lain yang terdengar asing di telinga. Namun, di antara banyak jenis makanan itu, Bakso Cak Mali masih menjadi favorit warga. 

Gerobak Bakso Cak Mali biasanya mangkal di depan pasar baru Labang. Belakang baru saya tahu, pedagang bakso itu bernama Jumali, tapi memang lebih akrab disapa Cak Mali. Dia biasanya mangkal dari pukul 07.00-12.00 WIB. Kalau baksonya belum habis, Cak Mali akan mendorong gerobak baksonya keliling dusun. Namun, hal itu sangat jarang terjadi, mengingat dagangannya laris manis sebelum siang menjelang. 

Bakso Cak Mali enak dan jadi langganan ibu-ibu

Soal rasa nggak usah ditanya. Kata ibu saya yang gemar memasak, bakso ini adalah paket komplit. Dengan kata lain, asinnya cukup, gurihnya nikmat, dan rasa kuahnya nendang. Kombinasi rasa yang digemari ibu-ibu Desa Labang. Nggak heran, kebanyakan pelanggan setia bakso ini adalah ibu-ibu. 

Alasan lain yang membuat bakso ini begitu digemari oleh ibu-ibu adalah rasnaya yang murah dan bisa beli dalam porsi kecil. Satu porsi bakso hanya dipatok Rp10.000-Rp12.000 tergantung isiannya. Tapi, pelanggan bisa beli separuh porsi dengan harga Rp5.000. Bahkan, kalau ada pembeli ingin jajan bakso dengan harga Rp3.000, Cak Mali masih melayani. 

Fleksibilitas harganya inilah yang bikin ibu-ibu pasar selalu setia jajan bakso di Cak Mali. Sebab, seringkali ibu-ibu hanya ingin membelikan anaknya yang masih kecil di rumah. Kalau dibelikan bakso 1 porsi bakso penuh, biasanya anak-anak kecil itu nggak habis. Makanya, ibu-ibu pembeli kadang hanya membeli setengah porsi. 

Penjual yang ramah terhadap pembeli

Cak Mali yang ramah menjadi alasan laris baksonya laris manis. Jangan pandang sebelah mata penjual yang ramah ya, sebab semakin ke sini kian banyak penjual atau pedagang yang jutek. Seolah-olah mereka nggak perlu kehadiran pembeli saja. 

Nah, itu semua berkebalikan dengan Cak Mali. Dia tahu betul pelanggannya, yang kebanyakan ibu-ibu, suka diperlukan dengan akrab dan penuh canda. Pernah suatu hari, saya melihat ibu-ibu lagi nyuapin anaknya sambil digendong. Karena dirasa si anak makannya kurang lahap, Cak Mali menawarkan agar nasinya ditambah kuah bakso, biar lebih enak. Tawaran itu disambut baik oleh si ibu. Benar saja, anaknya justru makannya lebih lahap karena ada tambahan kuah bakso Cak Mali yang enak. 

Layanan seperti itu tentu saja pelanggannya akan balik lagi dan lagi. Apalagi rasa baksonya enak dan harganya terjangkau. Nggak heran kalau bakso ini termasuk tahta kuliner tertinggi  di Pasar Labang, Bangkalan, Madura. Kalau kalian kebetulan belanja di pasar Labang, coba aja iseng tanya ke ibu-ibu di pasar tentang Bakso Cak Mali. Saya yakin hampir semua jawab tahu dan kenal. 

Penulis: Naufalul Ihya’ Ulumuddin
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA Di Jogja Sulit Mencari Bakso Enak yang Bisa Memuaskan Lidah Orang Malang

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version