Siapa sih yang enggak kenal motor India ini? BANYAK!….Sebenernya sih, orang-orang kenal banget sama Bajaj, tapi yang kendaraan roda tiga itu, yang ada di sitkom Bajaj Bajuri. Yang produk Bajaj roda dua seperti Pulsar keknya emang asing deh rasanya. Toh, saya sendiri emang jarang menemui motor Bajaj Pulsar di jalanan.
Padahal seingat saya, saat menjelang masuk SMA, motor merek Bajaj pernah naik daun ketika mereka merilis tiga seri Pulsar: Pulsar 135 LS, Pulsar 180 UG4, dan Pulsar 220F. Iklannya aja sampe nangkring di TV. Sebelumnya pihak Bajaj sendiri pertama kali masuk pasar motor di Indonesia pada 2006, dengan merilis Pulsar 180 UG3.
Untuk harga Bajaj Pulsar series emang jauh lebih murah ketimbang motor-motor Jepun di kelasnya. Tapi katanya, kualitas motor India ini bisa setara dengan motor mantan penjajah itu.
Nah, suatu ketika, Bapak saya pengin banget punya montor lanang. Mulanya Bapak berniat beli baru Bajaj Pulsar 135 LS. Tapi kemudian Bapak kepincut pada Pulsar 180 UG4 bekas karena harganya relatif sama.
Kata dealernya, motor itu dulu kepunyaan bakul lanting (camilan khas Kebumen). Cuma baru dipakai sekitar sebulan, terus dijual. Jadi bisa dibilang motor itu masih kecium bau kinyis-kinyis. Akhirnya Bapak tebus cash Pulsar 180 UG4 dengan harga Rp13 juta sekian. Padahal harga barunya waktu itu kurang lebih Rp17 juta.
Warnanya merah, dengan bentuk bodi dan rangka yang kokoh, Bajaj Pulsar 180 UG4 membawa kesan gagah. Dibekali speedometer semi-digital dan desainnya yang antimenstrim (terutama di bagian headlamp yang besar), Si Merah berasa jadi motor yang lebih modern dan memiliki persona khas ketimbang motor-motor sport naked lain pada masanya.
Motor tanpa slah kaki ini memiliki transmisi 5 percepatan, berkapasitas mesin 180 cc, dan berbusi ganda, bikin performanya sangat oke, tarikannya uueennteengg. Buat melenggang di jalanan, ia gagah tapi suara mesin dan knalpotnya alusss banget.
Motor ini pun tak jarang dibawa buat mengaspal jauh. Contohnya ketika suatu kali saya dan Bapak pergi—dari kota tinggal saya Kebumen—menuju Jogja melalui Jalur Lintas Selatan-Selatan (JLSS) alias Jalan Daendels. Yang pernah lewat jalur ini pasti tahu, betapa panjang dan lurusnya (sedikit banget kelok-keloknya) jalan ini.
Jalur ini pun masih sepi dilintasi kendaraan waktu itu, padahal sudah halus beraspal. Memanfaatkan momen itu, saya coba ambil alih kemudi. Lalu saya betot gas, Si Merah bisa melaju kenceng sampai 115 km/jam (padahal buat bonceng berdua lhooo). Buat melaju kencang pun, motor ini masih tetap enak banget untuk ditunggangi.
Untuk jalan jauh pun enggak perlu khawatir soal konsumsi bahan bakar. Dengan teknologi DTS-i, Bajaj Pulsar 180 UG4 menjadi motor yang bertenaga, namun bensin tetap irit. Ketika tangki penuh, bisa muat 15 liter bensin.
Tapi, di balik semua plus-plus itu, ada hal yang kerap menjengkelkan saya. Saat dibawa berkendara, Si Merah ini susahnya minta ampun buat mindah gigi ke posisi netral, bahkan sejak pertama kali Bapak beli.
Untuk pergantian gigi motor ini cuma ada tuas injakan depan, dengan sistem rotari 1-N-2-3-4-5. Ketika mau berhenti dan nurunin ke gigi netral, malah kepolan ke gigi 1. Pas tuas gigi saya naikin dikit, eeehhh malah langsung nembus ke gigi 2. Dan baru bisa dengan gampangnya mindah gigi netral, kalau mesin motor dimatikan.
Katanya emang enggak sedikit pengguna Bajaj Pulsar yang mengalami kepelikan ini. Tentu perkara susah netral ini cukup bikin ribet. Terutama ketika berhenti di lampu merah, tangan kiri suka capek buat nahan kopling biar motor enggak njegeg.
Wingitnya lagi, pas buat jalan, tiba-tiba bisa netral sendiri ketika saya oper dari gigi 1 ke 2. Padahal saya betulan yakin kalau Si Merah sudah masuk gigi 2. Seketika langsung bunyi wrreeeeengg: gas jalan tapi motor enggak nambah laju.
Saya tidak tahu pasti penyebabnya. Dan apakah kondisi susah netral tapi sekaligus sesekali bisa tiba-tiba netral sendiri ini hanya ditemui di Bajaj Pulsar 180 UG4, atau malah di semua series. Kayaknya ada semacam kuasa invisible hand foot lagi ngisengin saya, tapi entahlah.
Tapi, seiring bertambahnya pengalaman mengendarai Si Merah, saya jadi tahu trik supaya motor ini bisa netral pas buat berkendara. Jadi gini triknya.
Misalnya pas kita mau berhenti karena ada lampu merah. Kalau motor melaju dalam posisi gigi menengah-tinggi, silakan turunin gigi dulu sampe ke gigi 2. Nah, pas udah sampe gigi 2 dan ketika laju motor mulai memelan, coba tekan agak setengah kopling, lalu injak tuas perseneling ke bawah dengan pelan sambil ngocokin gas.
Dan…voilà, gigi motor sudah dalam posisi netral, tanpa perlu matikan mesin. Intinya kita hanya bisa nurunin ke gigi netral saat motor masih dalam posisi berjalan (melaju). Ingat! Kesia-siaan adalah ketika motor udah sampai posisi berhenti tapi kalian baru mau netralin.
Selain soal susah netral tadi, ada masalah lain yang cukup merepotkan. Apalagi kalau bukan ketiadaan dealer-bengkel resmi dan kelangkaan sparepart Bajaj Pulsar.
Baru 2 tahun Si Merah menemani keluarga kami, pada 2013, eeehhhh dealer-bengkel resmi Pulsar di Kebumen malah tutup. Ini mah yang namanya: ditinggal pas lagi sayang-sayangnya. Bengkel-bengkel non-resmi yang ada di kota saya pun pada enggan atau mungkin enggak bisa servis.
Untungnya di Kebumen ada “Budi Pulsar”, bengkel khusus pengguna Pulsar. Bengkelnya seperti bengkel rumahan, kecil dan sederhana. Lokasinya di Jalan Raya Sruweng, dari Simpang Lima Kebumen ke barat sekitar sekian ratus meter. Jadi kalau Si Merah perlu perbaikan, Bapak bakal membawanya ke situ.
Untuk masalah kelangkaan sparepart mungkin ada di olshop, tapi kalau butuh cepat bisa disiasati dengan mencari part substitusinya. Contohnya belum lama ini, Si Merah rem depannya blong. Bagian handle remnya juga mesti diganti. Bapak sudah cari handle rem Pulsar di Kebumen tapi enggak nemu. Akhirnya pakai handle rem Vixion.
Sudah sekitar 9 tahun Si Merah menemani keluarga kami, motor ini pun sudah sangat teruji ketangguhannya. Beberapa kali ambruk dan bagian depan motor pernah tertabrak oleh sesama motor sport naked. Namun, bagian bodi dan rangkanya tak ada kerusakan berarti.
Terlepas dari segala kerepotan tadi, Bajaj Pulsar 180 UG4 merupakan motor tangguh nan nyaman. Saya kira Bapak takkan pernah menjualnya, sebab ia akan senantiasa punya tempat istimewa di hati kami. Eeaaaaa….
BACA JUGA 4 Langkah Mudah Memahami Penghasilan Kena PPh 21 atau Nggak bagi Freelance dan tulisan Emerald Magma Audha lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.