Baim Wong Bikin Konten Prank Soal KDRT, Nggak Etis!

Dear Baim Wong, KDRT Bukan Lelucon apalagi Dikomersilkan Terminal Mojok

Dear Baim Wong, KDRT Bukan Lelucon apalagi Dikomersilkan (Unsplash.com)

Lagi-lagi Baim Wong berhasil menyedot atensi publik melalui konten yang dibuatnya. Saya rasa Baim adalah contoh nyata sosok yang pandai memanfaatkan peluang. Di mana ada peristiwa viral—termasuk kemalangan—di situ pasti ada Baim yang berusaha ikut ambil peran. Kali ini yang menjadi inspirasi proses kreatif pembuatan kontennya adalah kasus KDRT yang membelit keluarga Lesti Kejora dan Rizky Billar, temannya sendiri.

Dari kasus yang viral itu, Baim Wong terinpirasi untuk membuat konten prank ke pihak kepolisian bahwa Paula, istrinya, jadi korban KDRT. Agaknya ia penasaran betul gimana reaksi polisi di negara kita pada kasus semacam ini. Akankah kepolisian tahu kalau laporan itu hanya lelucon belaka, atau akankah ditanggapi serius?

Walaupun ada feedback yang mungkin penonton dapatkan berupa tutorial melaporkan kasus KDRT ke pihak berwajib, saya rasa caranya tetap nggak etis. Kalau memang niatnya mau mengedukasi begitu kan bisa bikin podcast langsung sama polisi, nggak perlu bikin prank pakai kamera tersembunyi. Atau bisa bikin film pendek seputar KDRT yang bekerja sama dengan polisi, kan keren tuh. Kecuali Baim mau bikin konten investigasi keseharian polisi di kantornya, mereka beneran sibuk kerja menyelesaikan aduan masyarakat atau malah punya kesibukan lain. Nah, kalau kayak gini cocoknya memang pakai kamera tersembunyi.

Lagi pula kasus KDRT bukan hal yang layak dijadikan lelucon. Terlebih Baim Wong mendulang untung dari AdSense video yang mereka unggah di YouTube. Padahal kasus yang dikontenin itu menimpa temannya sendiri, lho! Mosok Paula yang sesama perempuan nggak bisa lebih peka sama kemalangan Lesti yang jadi korban kekerasan suaminya? Duh, saya nggak habis pikir ke mana empatinya pergi.

Di luar sana banyak korban KDRT yang berjuang melawan trauma seumur hidupnya, nggak cuma bertahan dari remuknya badan akibat jadi sasaran amuk pasangannya. Jadi, rasanya nggak etis kalau Baim Wong menjadikan isu sensitif semacam ini sebagai konten prank.

Banyak korban yang memilih bungkam karena berbagai alasan. Bisa jadi karena takut tindakan balas dendam dari pasangan setelah dilaporkan, belum mencapai kemandirian finansial, atau masih ada perasaan cinta. Bahkan, bisa jadi nih ya para korban ini takut akan stigma negatif yang bakal mereka terima. Tahu sendiri kan di masyarakat kita yang cenderung patriarki ini masih ada saja yang menyalahkan perempuan dalam kasus kekerasan dan pelecehan. Ha padahal jelas-jelas perempuannya yang jadi korban.

Selain itu, dalam kasus KDRT, biasanya nggak cuma perempuan yang jadi korban. Anak-anak juga turut menanggung trauma, lho. Entah karena terlampau sering melihat aksi KDRT atau karena keluarganya jadi broken home.

Makanya saya sepakat dengan artikel Mbak Rezha Rizqy Novitasary yang tayang di Terminal Mojok kemarin, bahwa sesungguhnya keberanian Lesti Kejora untuk speak up patut kita apresiasi. Melaporkan suaminya pasti merupakan keputusan yang berat bagi Lesti. Lha ini temannya bukannya kasih dukungan, malah memperkeruh suasana dengan bikin prank soal KDRT.

Tak ayal video prank yang sudah dihapus itu menuai banyak hujatan dari netizen, termasuk figur publik lain. Ya iyalah, siapa yang nggak jengkel dengan tingkah nir-empatinya Baim Wong?

Masalahnya, bukan kali ini saja Baim bikin blunder. Banyak kisah sedih yang sudah dieksploitasi olehnya. Dan anehnya, masih banyak orang yang nonton kontennya. Mungkin karena adanya pasar inilah yang bikin Baim setia dengan konsep konten andalannya alias mengeksploitasi kesedihan orang lain. Entah keviralan dan kemalangan apa lagi yang bakal jadi sumber eksploitasi Baim setelah ini. Awas saja kalau dia sampai bikin konten korban Tragedi Kanjuruhan!

Sejujurnya saya jengah sekali dengan kekonyolan Baim Wong. Saya sangsi dia akan berubah, sebab selama ini dia nggak terlihat serius belajar dari blunder yang dibuatnya di masa lalu. Paling setelah dirujak netizen, dia akan muncul bikin video permintaan maaf dan klarifikasi yang memasang tampang sedih. Tapi kalau ada kesempatan, ya diulangi lagi. Sayang banget dong kalau sampai nggak cuan…

Penulis: Erma Kumala Dewi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Keberanian Lesti Kejora Laporkan Rizky Billar karena KDRT Wajib Didukung.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version