Daftar Isi
#6 Cukclak
Kata “cukclak” sebetulnya mengacu pada bunyi tetesan air hujan sesaat sebelum turun hujan deras. Jadi kalau ada orang Sunda bilang “hayu geura balik, ieu geus cukclak!”, itu artinya dia mengajakmu cepat-cepat pulang karena sudah ada tetesan air hujan yang jatuh dari langit. Yang pasti bukan gerimis, karena “cukclak” dalam bahasa Sunda ini berarti butiran air hujannya lebih besar dengan intensitas yang cepat.
#7 Buricak burinong
Istilah bahasa Sunda ini digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang menarik perhatian karena warna-warni yang menyilaukan mata. Misalnya, “eta dandanan maneh meni buricak burinong kitu” yang artinya “dandanan kamu kok warna-warni ngejreng begitu?”. Istilah ini semacam “kelap-kelip” atau “gemerlap warna-warni” dalam bahasa Indonesia, meski sebetulnya artinya bukan itu juga sih.
#8 Cileupeung
Kata “cileupeung” biasanya digunakan sebagai umpatan, tapi lebih halus dibandingkan dengan kata umpatan yang lain dalam bahasa Sunda seperti kehed (sialan) atau belegug (bodoh). “Cileupeung” itu lebih ke bodoh karena sok tahu, ngeyel, dan nggak mau dikasih tahu.
Contoh: Dibejaan tong balik kalahka balik, dasar cileupeung! (Dikasih tahu jangan pulang malah pulang, dasar bodoh!).
#9 Tikojot
Misalkan kamu sedang jalan kaki, lalu tiba-tiba terjatuh gara-gara kaki nyangkut atau menginjak tali sepatu sendiri, kira-kira apa bahasa Indonesianya? Nggak ada, kan? Nah, kalau dalam bahasa Sunda, itu namanya “tikojot”. Memang tergolong lucu sih, tapi menjelaskan artinya itu nggak selucu namanya. Seriusan.
#10 Euy
Kalau kata ini sih sudah ciri khas percakapan orang Sunda. Sebetulnya kata ini bisa berarti “ya”. Kalau biasanya orang Jawa menjawab panggilan dengan kata “dalem”, nah orang Sunda menjawabnya dengan kata “euy” ini. Tapi ternyata kata ini juga sering disisipkan dalam percakapan sebagai sapaan akrab tanpa arti apapun. Misalnya, “rek kamana, euy?” yang artinya “mau ke mana, nih?”
#11 Merekedeweng
Sebetulnya susah mencari definisi yang pas untuk kata “merekedeweng” dalam bahasa Sunda ini. Oh ya, huruf “e” pada kata itu dibaca tipis seperti huruf “e” pada kata “petani”. Kalau boleh saya artikan sendiri, “merekedeweng” itu adalah hasil kawin silang antara egois, keras kepala, dan nggak mau dikasih tahu. Pokoknya begitu lah ya, susah saya menjelaskannya. Wqwqwq.
#12 Kalikiben
Huruf “e” pada kata “kalikiben” dibaca tipis seperti pada kata “merekedeweng” tadi. Istilah ini sebetulnya nama suatu gejala penyakit, tapi saya belum nemu padanan kata yang sesuai dalam bahasa Indonesia. Pokoknya kalikiben itu gejala nyeri di ulu hati akibat olahraga berat setelah selesai makan. Yaaa semacam gejala maag gitu lah, tapi bukan maag.
#13 Teh
Kata “teh” di sini bukan berarti daun teh atau Teteh (kakak perempuan) dalam bahasa Sunda, ya. “Teh” ini biasanya disisipkan dalam percakapan orang Sunda, misalnya “itu teh apa?” yang artinya “itu apa, sih?”.
Kata ini nggak punya arti apa pun. Fungsinya hanya sebagai penegas dalam sebuah percakapan. Jujur, saya teh bingung kalau ditanya apa arti “teh” dalam percakapan orang Sunda.
#14 Mah
Selain kata “teh” tadi, orang Sunda juga sering menyisipkan kata “mah” dalam percakapan kami. Bahasa Sunda satu ini juga nggak punya arti apa-apa, sih. Fungsinya hanya untuk membandingkan dengan sesuatu. Sebagai contoh, kalimat “si eta mah emang kitu jelemana” (dia memang begitu orangnya) menggambarkan perbandingan antara orang yang bicara dengan orang yang dibicarakan. Semoga kamu nggak bingung, ya.
#15 Tiseureuleu
Istilah ini menggambarkan kondisi di mana seseorang terpeleset tapi nggak sampai jatuh. Jadi, orang itu masih bisa jaga keseimbangan gitu. Beda halnya kalau sampai orang itu jatuh, itu istilahnya ganti jadi “tisoledat”.
Nah, kata “tiseureuleu” maupun “tisoledat” dalam bahasa Sunda ini belum saya temukan padanan kata yang sesuai dalam bahasa Indonesia. Satu-satunya kata yang mendekati ya “terpeleset” tadi, tapi ya nggak sampai di situ saja.
Sebetulnya masih banyak lagi kosakata dalam bahasa Sunda yang memang susah dijelaskan secara gamblang dalam bahasa Indonesia. Tapi ya cukup segitu saja dulu, deh.
Kalau kamu lagi gabut, coba deh tanyakan kosakata atau istilah tadi ke kerabat, teman, atau tetangga yang asli Sunda. Pasti mereka bakalan bengong. Bukan karena nggak tahu artinya, tapi bingung bagaimana cara menjelaskannya ke kamu.
Penulis: Andri Saleh
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 15 Istilah Bahasa Sunda yang Sering Digunakan Sehari-hari.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.