Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Bagaimana KKN Mahasiswa UNS Tetap Offline di Masa Pandemi

Nursyifa Afati Muftizasari oleh Nursyifa Afati Muftizasari
8 September 2020
A A
suasana kuliah kerja nyata kkn offline uns 2020 wabah corona mojok.co

suasana kuliah kerja nyata kkn offline uns 2020 wabah corona mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Jumat pagi (5/6) pukul 07.00 WIB, Yama Kinanti mulai mengemas stiker informasi cara memakai masker yang benar. Stiker tersebut akan dimasukkan ke plastik masker kain, untuk dibagikan kepada masyarakat Desa Ngringo, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Yama, mahasiswa Pendidikan Fisika angkatan 2017 di Universitas Sebelas Maret yang sudah tiga bulan melakukan kuliah jarak jauh, kini tengah menjalani program “Relawan UNS Tanggap Covid-19” yang merupakan rekognisi dari program KKN, atau sering disebut KKN Covid-19. Program tersebut bertujuan agar mahasiswa KKN UNS ikut ambil peran dalam pemutusan rantai penyebaran Covid-19.

Tanggal 30 April 2020, Rektor UNS Prof. Dr. Jamal Wiwoho memberi pembekalan dan launching KKN melalui siaran langsung YouTube. UNS mengambil kebijakan bahwa pada KKN Covid-19 ini, mahasiswa melaksanakan KKN di sekitar rumah. Mahasiswa bisa memilih akan membuat program KKN tingkat RT, RW, atau desa/kelurahan, sesuai dengan target yang mereka tetapkan.

Dengan konsep KKN yang terfokus pada Covid-19, mahasiswa UNS “dipaksa” untuk belajar lebih dalam tentang Covid-19 supaya bisa membuat program yang sesuai.

“Kampus memberi delapan tema pilihan, dari sanalah mahasiswa mendapat kelompok dan dosen pembimbing lapangan. Tapi ini KKN-nya individu. Jadi fungsinya kelompok hanya untuk pemantauan,” ungkap Yama.

Sesuai dengan arahan kampus, Yama membuat sepuluh program, yakni penyemprotan disinfektan, produksi dan pembagian hand sanitizer, pendataan warga pulang dari perantauan, pembagian masker, sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat, sosialisasi informasi Covid-19, pendampingan belajar siswa SMA, ketahanan pangan desa, pelatihan pemulasaraan jenazah korban Covid-19, dan persiapan lomba kampung siaga Covid-19.

Pagi itu, sesuai jadwal, Yama akan memasang spanduk dan stiker kawasan wajib pakai masker. Selain itu, dia juga menyiapkan enam buah poster ukuran A3 untuk ditempel. Poster tersebut berisi langkah cuci tangan, etika batuk, cara pakai masker, cara menjaga kebersihan, imbauan untuk menggerakkan badan supaya tetap bugar, dan pesan untuk warga pendatang.

Setelah semua persiapan selesai, Yama berangkat menuju Balai Desa Ngringo. Celana panjang biru tua yang dia kenakan tampak senada dengan almamater UNS yang berwarna biru muda. Kerudung hitam dan masker kain warna merah turut meramaikan penampilannya pagi itu.

Baca Juga:

5 Hal yang Bikin Saya Kaget Waktu KKN di Madiun

5 Hal Lumrah di UNS yang Bikin Mahasiswa Kampus Lain Keheranan

Pukul 09.00 WIB, Yama secara simbolis menyerahkan poster dan spanduk kepada Kepala Desa Ngringo untuk kemudian dipasang di berbagai tempat umum.

Dibantu kepala dan perangkat desa, dia memasang spanduk dengan rapi di depan Kantor Balai Desa Ngringo. Enam buah poster juga dia pasang di gerbang masuk balai desa sehingga dapat dibaca semua orang dan mengedukasi warga yang berkunjung ke balai desa. Selanjutnya, masker kain yang sebelumnya sudah ditata rapi dengan stiker, Yama sebarkan ke warga desa. Masker tersebut merupakan produk buatan warga Ngringo yang sudah Yama beli sebelumnya.

Sepuluh program yang Yama susun telah dia mulai sejak 5 Mei 2020, baik secara tatap muka maupun melalui media daring. Selain poster yang dia tempel di balai desa, sebelumnya Yama sudah beberapa kali menyebarkan poster online melalui instagram.

Dia menyusun jadwal harian KKN hingga 19 Juni 2020. Oleh karena bulan Mei masih belum masuk masa libur, Yama lebih fokus pada program online dan berbagai persiapan untuk program tatap muka. Bulan Juni, barulah dia bisa lebih fokus untuk program tatap muka dengan masyarakat.

“Meski KKN ini individu dan program saya banyak, tapi saya mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak juga,” tutur Yama.

Masih dengan kisah KKN Covid-19 di Kabupaten Karanganyar, mari kita bergeser ke Kecamatan Tasikmadu.

Rabu pagi (17/6), Adha Ratia mengunjungi rumah salah satu warga Dusun Jetis, RT 02 RT 04, Desa Suruh, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Dia hendak melakukan sosialisasi tentang Covid-19.

Sebagai mahasiswa yang mengambil mata kuliah KKN di masa pandemi, Adha, mahasiswa Pendidikan Ekonomi angkatan 2017, juga membuat berbagai program KKN terkait Covid-19, salah satunya sosialisasi door-to-door tentang Covid-19.

Adha berpakaian rapi lengkap dengan jas almamater dan masker. Dia menyiapkan materi sosialisasi sembari menunggu dipersilahkan masuk.

Setelah beberapa saat menunggu, tuan rumah mempersilakannya masuk.

“Sebentar ya, saya belum mandi. Tunggu dulu,” ucap ibu pemilik rumah yang merasa tidak nyaman jika harus mendengarkan sosialisasi dengan kondisi belum mandi, mengingat akan ada sesi dokumentasi di tengah sosialisasi.

Adha menyetujui permintaan tersebut tanpa protes. Dia sudah biasa, sebab ini bukan yang pertama kalinya. Setelah dua hari menjalani program sosialisasi door-to-door ini, dia telah terbiasa dengan aturan main ibu-ibu yang merasa harus cantik dan rapi ketika difoto.

Setelah pemilik rumah selesai mandi, Adha memulai sosialisasi tentang apa itu Covid-19, bagaimana penyebarannya, dan apa saja yang harus dilakukan masyarakat untuk memutus rantai penyebaran virus tersebut.

Dia menjelaskan dengan bahasa seringan mungkin supaya mudah dipahami warga. Dia pun telah siap menjawab jika ada warga yang bertanya tentang Covid-19.

Sesuai jadwal yang dia susun, ini adalah hari terakhir melalukan sosialisai door-to-door. Namun, ini bukanlah warga terakhir yang dia kunjungi, masih ada sesi selanjutnya.

Rumah demi rumah dia datangi dengan hingga berakhirlah program ini. Tiga puluh rumah telah dia datangi. Tiga hari yang cukup melelahkan baginya.

Selain sosialisasi door-to-door, Adha juga membuat program sosialisasi melalui media daring. Ada dua grup WhatsApp yang dia gunakan untuk sosialisasi rutin, grup karang taruna dan grup ibu-ibu RT. Di sana, dia memberi berbagai informasi Covid-19, mulai dari apa itu Covid-19, cara pencegahan, hingga data harian penyebaran Covid-19 di Kabupaten Karanganyar.

Selain itu, dia juga memanfaatkan media Instagram untuk sosialisasi. Melalui WhatsApp dan Instagram, Adha membagikan berbagai poster sosialisasi yang telah dia siapkan sendiri. Ya, KKN kali ini memang serba ndewe, kata Jawa untuk sendiri.

Menurut jadwal yang dia susun, sosialisasi daring berlangsung secara intensif pada 25 Mei sampai 29 Juni.

“Hambatannya, yakni anggota grup kurang responsif, jadi komunikasinya sering satu arah. Padahal aku berharap dapat banyak respons, syukur-syukur kalau bisa aktif berdiskusi,” tutur Adha.

Adha menyadari bahwa KKN di lingkungan sekitar rumah memang terdengar tidak menarik bagi sebagian besar mahasiswa. Tapi baginya, KKN semacam ini justru memiliki banyak manfaat, misalnya menambah kedekatan dengan tetangga. Dia sadar bahwa pengabdian tidak selalu harus dilakukan di tempat yang dianggap “pelosok”. Mengabdi di tempat kita tinggal juga merupakan hal bernilai bagi masyarakat.

Ilustrasi yang digunakan bukan dari kegiatan KKN yang dikisahkan dalam tulisan. Foto oleh Unjbinong Subang via Wikimedia Commons.

BACA JUGA KKN Literasi Kerjanya Lebih Nyata Ketimbang KKN di Desa-Desa dan tulisan Nursyifa Afati Muftizasari lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 8 September 2020 oleh

Tags: covid-19KKNUNSwabah corona
Nursyifa Afati Muftizasari

Nursyifa Afati Muftizasari

Lahir di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Mahasiswa Universitas Padjadjaran. Ikuti saya di instagram @afa_mufti.

ArtikelTerkait

KPU RI Nggak Salah soal Pilkada, Pemerintah Aja yang Hilang Arah terminal mojok.co

KPU RI Nggak Salah soal Pilkada, Pemerintah Aja yang Hilang Arah

4 Desember 2020
Memakai Masker di Bulan Ramadan selain Taat Prokes Juga Bikin PD. #TakjilanTerminal39 terminal mojok.co

Memakai Masker di Bulan Ramadan selain Taat Prokes Juga Bikin PD. #TakjilanTerminal39

3 Mei 2021
khofifah indar parawansa gubernur jawa timur risma tri rismaharini wali kota surabaya sinetron konflik mobil tes pcr wabah corona mojok.co

Konflik Khofifah-Risma Adalah Contoh Sinetron yang Baik

2 Juni 2020
KKN Itu Asyik dan Menyenangkan, tapi Tidak untuk Diulang

KKN Itu Asyik dan Menyenangkan, tapi Tidak untuk Diulang

8 Maret 2023
laporcovid-19 vaksinasi covid-19 vaksin nusantara indonesia lepas pandemi ppkm vaksin covid-19 corona obat vaksin covid-19 rapid test swab test covid-19 pandemi corona MOJOK.CO

Positif Kena Covid-19 sebagai Ujian Hidup Dadakan

3 November 2020
Tolong ya, UIN Solo Nggak Sesedih Itu, Lagian Ngapain Coba Dibandingin sama UNS? Ya Nggak Pas!

Tolong ya, UIN Solo Nggak Sesedih Itu, Lagian Ngapain Coba Dibandingin sama UNS? Ya Nggak Pas!

28 September 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025
Pengalaman Naik Bus Eka dari Banjarnegara ke Surabaya: Melihat Langsung Orang Berzikir Saat Pedal Gas Diinjak Lebih Dalam

Pengalaman Naik Bus Eka dari Banjarnegara ke Surabaya: Melihat Langsung Orang Berzikir Saat Pedal Gas Diinjak Lebih Dalam

15 Desember 2025
3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

16 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025
Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.