Setelah wasit meniup peluit tanda akhir pertandingan, Mikel Arteta resmi mencatatkan kemenangan ke-100 selama menukangi Arsenal. Sebuah kemenangan dengan sajian terbaik di atas lapangan. Komentator menyebutnya champagne football. Serba 100 ini semakin indah setelah Gabriel Jesus kembali dari cedera. Malam yang sempurna untuk The Gunners.
Saya masih ingat, di tahun-tahun awal Arteta melatih, Arsenal sempat melewati rentetan kekalahan. Mungkin, ada sekitar 80 persen followers saya di @arsenalskicthen yang menyatakan diri tidak lagi percaya kepada pelatih muda itu. Saya sendiri, seperti biasanya, selalu memberi waktu satu tahun penuh kepada pelatih untuk menunjukkan perkembangan.
Jujur saja, saya juga khawatir manajemen Arsenal tidak mempunyai tambahan kesabaran waktu itu. Bisa saja Arteta harus mengundurkan diri lantaran dua musim gagal lolos ke Liga Champions. Namun, untungnya saya tidak salah untuk menahan diri tidak ikut terjun ke dalam arus deras yang bernama #ArtetaOut. Dan, “spark joy” mulai menunjukkan pesona ketika Gabriel Jesus menendang bola untuk Arsenal.
Nilai 100 untuk Gabriel Jesus
Saya langsung menolak dengan tegas ketika banyak dari kawan dan netizen menganggap Arsenal pasti akan juara. Pernyataan itu muncul sebelum Piala Dunia 2022 yang sungguh aneh itu. Bagi saya, gelar juara itu masih sangat jauh dari progres yang sedang menggelinding. Setidaknya, The Gunners lolos dulu ke Liga Champions.
Saya sendiri percaya diri untuk mengatakan bahwa Arsenal akan lolos ke Liga Champions ketika Gabriel Jesus bisa beradaptasi secara instan. Dia, Zinchenko, dan Saliba yang kembali dari masa peminjaman, menjadi semacam trigger bagi keyakinan itu. Hingga sebuah kata bisa kita sepakati bersama, bahkan diamini oleh Bukayo Saka, yaitu believe.
Sejak Robin van Persie, tidak ada lagi striker Arsenal yang bisa membuat saya merasa “aman” di lini depan. Entah kenapa, siapa saja yang mengenakan nomor punggung sembilan pasti akan flop. Tidak ada yang bisa menularkan rasa aman dan yakin kepada fans Arsenal di seluruh penjuru dunia.
Baca halaman selanjutnya
Nilai 100 untuk Arteta
Keyakinan dan harapan itu bisa kamu rasakan kembali ketika memutar siaran ulang Fulham vs Arsenal. Tonton ulang momen ketika Gabriel Jesus masuk menggantikan Gabriel Martinelli. Gegap kebahagiaan terdengar nyaring dari tribun away. Suara gemuruh penonton itu seakan-akan menjadi wujud bahwa harapan tinggi itu belum padam.
Semakin menyenangkan ketika ternyata Gabriel Jesus tidak kehilangan ketajaman gerak di atas lapangan. Iya, striker asal Brasil itu memang membutuhkan menit bermain untuk mencapai kebugaran terbaik. Jika saja dia langsung dalam kondisi fit, umpan manja dari Fabio Vieira pasti berbuah gol. Namun, kita semua bisa memakluminya.
Sampai di sini, kita perlu mengapresiasi Arteta. Khususnya kamu semua yang beberapa tahun lalu berteriak paling kencang meminta pelatih asal Spanyol itu untuk minggat. Mantan asisten Guardiola itu meminta proses kesembuhan Gabriel Jesus dipercepat dan kita beruntung memiliki pelatih visioner.
Selain itu, Arteta juga layak mendapatkan apresiasi atas keberhasilannya menutup absennya Gabriel Jesus. Dia berhasil membantu Eddie Nketiah, striker yang akan selalu diragukan, menemukan kepercayaan diri. Semua fans Arsenal khawatir ketika striker utama absen, tetapi Nketiah memberi “rasa aman” dengan caranya sendiri.
Tidak ada yang mudah
Sangat tidak mudah menggantikan Gabriel Jesus. Saya tidak perlu menjelaskan lagi, bukan, perihal kemampuan teknis Jesus? Dia belum bisa menjadi “striker 30 gol”, tetapi kontribusinya di aspek lain itu sulit tergantikan. Namun, Nketiah bisa, setidaknya, menyumbang gol dan berkontribusi di kemenangan-kemenangan penting ketika Jesus absen. Keberhasilan Nketiah adalah keberhasilan Arteta dan tim muda ini.
Kembalinya Gabriel Jesus tidak otomatis membuat Arsenal “pasti juara”. Ingat, dia membutuhkan waktu untuk menemukan sentuhan terbaik. Namun, setidaknya, menjelang periode tidak mudah di depan, striker yang sempat “spark joy” itu sudah kembali.
Arsenal masih akan menikmati secuil jadwal yang “terlihat ringan”. Sebuah periode yang semoga bisa menjadi momen bagi semua pemain untuk bersatu sekali lagi. Supaya musim ini bisa “bernilai 100”, The Gunners hanya perlu mengalahkan diri sendiri. Tidak banyak syarat, meski syarat tersebut sungguh berat adanya.
Yah, setidaknya, untuk sesaat, kita bisa merayakan champagne football. Sepak bola bernilai 100 di kemenangan ke-100 Arteta. Ingat, semuanya dimulai dari langkah kecil. Step by step berkembang dan menjadi sempurna pada waktunya. Apapun yang akan dicapai kelak, musim ini sungguh menyenangkan. Nikmati sewajarnya, ya.
Penulis: Yamadipati Seno
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Kedewasaan Arsenal Mengalahkan Tim Kampungan Bernama Tott