Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Arsenal, Karyawan yang Dirumahkan, dan Serangan Tidak Berfaedah kepada Mesut Ozil

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
7 Agustus 2020
A A
Apa Betul Arsenal Bisa Hidup Tanpa Arsene Wenger? MOJOK.CO

Apa Betul Arsenal Bisa Hidup Tanpa Arsene Wenger? MOJOK.CO

Share on FacebookShare on Twitter

Arsenal, nampaknya memang sudah kehilangan identitasnya. Bukan lagi institusi hati, tapi sebatas institusi bisnis saja di tangan KSE. Bagi banyak orang, anggapan “pada akhirnya adalah bisnis” mungkin terkesan biasa saja. Namun, maaf, tidak untuk saya, di mana klub ini sudah menjadi bagian dalam hidup.

Adalah logis ketika sebuah klub profesional di mana saja terkena dampak global pandemi corona. Banyak klub yang memanfaatkan bantuan atau insentif dari pemerintah untuk menutup pengeluaran sehari-hari. Namun tidak untuk Arsenal. Mereka satu-satunya klub di Inggris yang tidak mau menggunakan uang pemerintah.

Di satu sisi, sikap Arsenal ini membuat saya bangga. Memang harus begini sikap klub yang berdaya guna untuk semua manusia yang terlibat di dalamnya. Namun, di sisi lain, saya khawatir kalau pandemi corona masih akan berlanjut sampai waktu yang tidak bisa diprediksi. Apakah klub ini punya sumber daya untuk bertahan?

Apakah klub ini punya sumber daya untuk bertahan tanpa menggunakan uang pemerintah? Kekhawatiran itu sedikit berkurang ketika para pemain Arsenal seiya sekata menerima pemotongan gaji sebesar 12,5 persen. Pemotongan itu, konon katanya, akan dialokasikan untuk menutup gaji staf. Sehingga, ke depannya, tidak akan ada pemecatan atau penghilangan divisi yang berujung perumahan karyawan (redundancy).

Kembali, rasa bangga itu muncul. Arsenal memang harus begini. Sebuah klub yang selalu menomorsatukan “keharmonisan”. Pemain yang bergaji tinggi membantu staf yang terancam kehilangan pekerjaannya. Lalu, setelah itu, semuanya kembali ke sedia kala. Fans lupa dengan masalah ini, terutama ketika The Gunners menapaki jalur monumental di Piala FA untuk kemudian menjuarainya.

Setelah momen juara itu, media sosial dijejali perayaan. Suka cita. Musim yang aneh dan mengecewakan, masih bisa ditutup dengan rasa haru bahagia. Suka cita. Apalagi beberapa jam setelah hari bahagia itu, rumor transfer langsung hadir begitu meriah. Memberikan sebuah harapan akan perbaikan skuat dan nasib musim depan.

Namun, sayangnya, suka cita itu luruh dengan cepat ketika manajemen mengumumkan sebuah kebijakan yang terasa getir. Ada 55 karyawan yang akan dirumahkan karena pekerjaan mereka masih bisa di-cover oleh orang lain. Istilah yang digunakan adalah redundancy. Jika ingin menyingkatnya menjadi pemecatan pun boleh saja untuk konteks ini supaya lebih mudah dipahami.

Masalahnya adalah timing. Ketika nampaknya semua baik-baik saja, sebuah kabar tidak mengenakkan dikeluarkan Arsenal. Saya mencoba memahaminya….

Baca Juga:

Persamaan Kontroversi Feodalisme Pondok Pesantren dan Liverpool yang Dibantu Wasit ketika Menjadi Juara Liga Inggris

Manchester United Adalah Lelucon Dimulai dari Internal, tapi Selalu Bodoh lalu Menyalahkan Pelatih dan Pemainnya

Sebetulnya tidak “aneh” ketika sebuah klub profesional seperti Arsenal memecat karyawannya. Terutama di tengah masa pandemi sekarang ini. Namun, saya merasa, semuanya sedang “tidak pada tempatnya”. Untuk soal ini, saya sepakat dengan opini arseblog. Dia menulis begini:

“Bagi saya, bagian paling mengerikan adalah cara klub untuk memainkan emosi fans dengan pernyataan yang mereka buat. Pemecatan di-framing sebagai sebuah keharusan untuk memperkuat skuat selama periode transfer,” tulis arseblog.

Sementara itu, Arsenal sendiri mengumumkan: “Kami harus mengurangi pengeluaran untuk memastikan tetap bisa beroperasi secara berkelanjutan dan bertanggung jawab dan memungkinkan kami untuk terus berinvestasi ke dalam tim.”

Bagi arseblog, pernyataan ini sungguh bertolak belakang dengan cara manajemen Arsena menjalankan klub ini. Seakan-akan, perumahan karyawan dibenturkan dengan “keinginan fans” melihat kedatangan pemain baru. Padahal, banyak fans sadar bahwa klub ini “lebih dari sekadar klub”.

KSE juga seakan-akan berlindung di balik kebodohan para fans yang menganggap perumahan karyawan adalah sebuah sentilan untuk Mesut Ozil. Kita tahu, Ozil mendapat gaji sampai 350 ribu paun per pekan karena kualitasnya. Toh manajemen Arsenal mau saja membayar gaji tinggi itu.

Kita seharusnya juga sadar kalau ternyata Mesut Ozil tidak punya dosa. Ketika gajinya hendak dipotong, Ozil meminta kejelasan ke mana alokasi gaji hasil pemotongan itu akan dialirkan. Karena tidak ada kejelasan, Ozil tidak mau menerima pemotongan gaji. Dan ternyata, klub ingkar janji, Ozil berada di sisi yang benar.

Klub ingkar janji karena pemotongan gaji di awal pandemi akan digunakan untuk menggaji karyawan supaya tidak ada pemecatan. Mengetahui hal ini, dipimpin Granit Xhaka, para pemain Arsenal menuntut audiensi dengan manajemen untuk meminta kejelasan. Love the players, not the owner.

Arseblog memberi gambaran seperti ini:

“Arsenal Football Club hanya sebatas bisnis untuk mereka, tetapi lebih buat saya dan untuk kamu semua saya yakin betul. Arsenal adalah inistitusi yang sangat berharga, sesuatu yang sudah menjadi bagian hidup kita selama bertahun-tahun, yang menjadi perwujudan sesuatu yang lebih ketimbang sekadar koleksi franchise orang kaya.”

Perumahan karyawan di tengah pandemi bukan hal baru, dan mungkin masih akan terus terjadi. Apalagi di musim depan, pertandingan sepak bola masih tanpa penonton dan akan ada penurunan nilai hak siar. Neraca klub pasti akan terdampak. Namun, untuk klub sebesar Arsenal, hal seperti ini seharusnya bisa dihindari.

Melihat orang lain kehilangan pekerjaan selalu bikin dada saya sesak. Di tengah periode susah, orang kehilangan mata pencaharian. Berat sekali. Semoga 55 karyawan yang dirumahkan bisa secepatnya mendapatkan pekerjaan baru atau setidaknya mendapatkan jaminan hidup yang layak dari Arsenal.

Berat sekali memikul victoria concordia crescit Arsenal. Keharmonisan sebuah kisah kasih memang tidak mudah untuk diperjuangkan.

BACA JUGA Milan Kalahkan Juventus, tapi Dapat Penalti, Milanisti Kecewa dan tulisan Yamadipati Seno lainnya. 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 7 Agustus 2020 oleh

Tags: arsenalkroenkeKSEliga inggrisozilpandemi
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

ArtikelTerkait

Anthony Taylor: Wasit Premier League, Kualitas Liga Indonesia chelsea wasit liga inggris VAR

VAR Nggak Akan Ada Gunanya Selama Kualitas Wasit Liga Inggris Gini-gini Aja

4 September 2022
Menghitung Denda Pelanggaran PSBB yang Dilakukan Warga Rawa Bebek terminal mojok.co

Menghitung Denda Pelanggaran PSBB yang Dilakukan Warga Rawa Bebek

1 Oktober 2020

Kombo Menyebalkan Fans Rachel Vennya yang Bilang: Buna Berhak Bahagia

15 Oktober 2021
kapan wisuda lulus mahasiswa tingkat akhir wisuda mojok

2 Macam Mahasiswa Tingkat Akhir dalam Menghadapi Kebijakan Wisuda

17 Juli 2020
liverpool

City vs Arsenal: Fans Liverpool Jangan Terlalu Berharap, Tahu Sendiri Arsenal Gimana

17 Juni 2020
manchester united Liverpool MOJOK

Manchester United Layak Dibenci Karena Fans Mereka Seperti Anak Kecil

7 Juli 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label “Mobil Taksi”

16 Desember 2025
Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025
Gak Daftar, Saldo Dipotong, Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life Stres! (Unsplash)

Kaget dan Stres ketika Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life, Padahal Saya Nggak Pernah Mendaftar

21 Desember 2025
Isuzu Panther, Mobil Paling Kuat di Indonesia, Contoh Nyata Otot Kawang Tulang Vibranium

Isuzu Panther, Raja Diesel yang Masih Dicari Sampai Sekarang

19 Desember 2025
Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.