Kemarin, dan hari-hari sebelumnya, nama Mesut Ozil mendobrak pemberitaan. Ketika Liga Inggris menggelar laga pamungkas, bukan klub yang menjadi pusat pembicaraan, tetapi Ozil. Kemarin, tanpa terduga, gelandang serang Arsenal itu menjadi pemuncak trending topic Indonesia. Ada apa?
Satu hal yang pasti, Mesut Ozil adalah salah satu nama pesepak bola yang paling punya kekuatan untuk memecah belah opini publik. Salah satu pemain yang paling seksi untuk terus dibicarakan. Satu hal lainnya, adalah perkara transfer pemain yang makin digemari setelah Liga Inggris usai. Dan, di tengah-tengahnya, ada nama Arsenal.
Baru tadi malam, menurut pemberitaan David Ornstein, ada 5 nama pemain Arsenal yang “kemungkinan” masuk dalam daftar jual. Berarti ada 6 nama yang kemungkinan akan dilepas. Mereka adalah Mesut Ozil, Rob Holding, Shkodran Mustafi, Papa Sokratis, Matteo Guendouzi, dan Lucas Torreira.
Belum berhenti di sana, nama Alex Lacazette dan Reiss Nelson pun punya kemungkinan untuk dilego. Kenapa nama-nama ini yang masuk ke dalam daftar jual? Saya yakin, ada banyak fans Arsenal yang kaget ketika nama Rob Holding masuk dalam daftar jual. Kenapa bukan Calum Chambers saja?
Sebagai bahan diskusi, mari kita telusuri duduk perkaranya secara singkat.
Kenapa Mesut Ozil?
Soal Ozil, setelah membaca tulisan Muhammad Ridwansyah yang tayang di Terminal Mojok, setidaknya kita sudah dapat 2 alasan logis. Pertama, soal niat manajemen Arsenal mengurangi beban gaji dan mengalihkannya ke pemain lain. Kedua, Ozil tidak cocok dengan profil taktik Mikel Arteta.
Ridwansyah menambahkan satu poin lagi, yang menurut saya, cukup legit. Bisa jadi, saya tekankan bisa jadi, karena tidak tahu duduk perkara sebenarnya, Ozil tidak menunjukkan determinasi yang cukup di lapangan latihan. Pelatih yang objektif, berhak menentukan 11 pemain utama dari performa mereka ketika latihan.
Saya kira, untuk masalah Ozil, duduk perkaranya sudah terang-benderang.
Kenapa Holding, bukan Chambers?
Sederhana saja. Chambers sedang menderita cedera lutut dan diperkirakan baru akan sembuh di akhir tahun. Sementara itu, jendela transfer tidak dibuka selama itu. Jika Arteta membutuhkan bek baru yang lebih segar, masuk akal kalau menjual pemain yang saat ini bebas dari cedera.
Bersama Holding, nama Sokratis dan Mustafi juga masuk dalam daftar jual. Soal Sokratis, kita tak perlu berlama-lama berdebat. Kontraknya tingga satu tahun saja dengan gaji yang cukup besar. Demi pemain baru, jika menjual Sokratis, maka kebijakan Arsenal bisa dibenarkan. Bagaimana dengan Mustafi?
Bek asal Jerman itu baru akan sembuh di Oktober. Jadi, menurut saya, Mustafi tidak akan dijual. Setidaknya di “musim panas” ini, melainkan di jendela transfer musim dingin jika konsistensinya tidak terjaga.
Duduk perkara yang perlu fans Arsenal pahami adalah, semua ini baru sekadar rencana, wacana. Arteta, yang mendasarkan penilaiannya kepada objektivitas, tidak akan mengherankan jika akhirnya, misalnya, mempertahankan Holding. Apalagi kalau sukses menjual Sokratis. Maka, Arsenal tinggal membeli 1 bek lagi.
Kenapa Guendouzi dan Torreira?
Tidak ada yang akan membantah kalau Guendouzi adalah pemain muda dengan potensi sangat tinggi. Namun, semua pelatih, sekali lagi, punya standar, baik soal teknis maupun non-teknis, misalnya soal sikap atau kedewasaan.
Pep Guardiola bisa dibenarkan ketika “mengusir” Zlatan Ibrahimovic. Apalagi, setelah Ibra pergi, Barcelona berhasil membentuk skuat yang, kita tahu, menjadi klub terbaik di milenium yang lalu. Jadi, ada semacam justifikasi dari tindakan Pep. Tidak mengherankan kalau Arteta punya pendirian yang sama terkait Guendouzi.
Untuk Torreira, saya rasa, masalahnya ada pada sistem yang konon akan menjadi pakem Arsenal, yaitu 4-3-3. Dua gelandang di tengah, bertipe advance #8, contohnya seperti Kevin De Bruyne dan David Silva atau Bernardo Silva.
Duduk perkaranya, Torreira, meskipun pemain bagus, tidak masuk ke dalam konsep tersebut. Jika ingin bersaing di pos #6, Torreira akan head to head dengan Granit Xhaka. Kita tahu, keberadaan Xhaka sangat penting untuk aliran bola Arsenal saat ini. Menguangkan Torreira ketika bisa diuangkan bukan kebijakan yang buruk.
Bagaimana dengan Laca dan Nelson?
Ketika masuk di babak kedua melawan Watford, Nelson bermain cukup apik. Namun, mungkin saja, bagi Arteta, penampilan bagus selama beberapa menit itu tidak cukup. Semenjak kembali dari masa peminjaman bersama Hoffenheim yang terbilang sukses, Nelson menjadi tidak konsisten, apalagi setelah periode cedera.
Meski patut disayangkan, tetapi menjual pemain yang bisa diuangkan, untuk sekarang ini, bukan kebijakan buruk. Toh, dana belanja Arsenal juga sangat bergantung kepada hasil penjualan pemain. Alasan yang sama bisa kita gunakan untuk membaca duduk perkara terkait Lacazette.
Kalau Arsenal ingin mempertahankan Aubameyang dan mengejar penyerang sayap sebelah kiri, menjadi masuk akal kalau melepas Laca. Sebagai cadangan, sudah ada Eddie Nketiah dan 2 pemain bagus di akademi. Fans Arsenal pasti paham siapa yang saya maksud.
Begitulah duduk perkara dari beberapa kabar yang cukup bikin kaget ini. Namun, ketika Arsenal punya wacana cuci gudang, saya akan menyambutnya dengan riang hati. Cuci gudang, artinya merombak skuat, melepas mereka yang sudah terlalu lama hidup dalam inkonsistensi dan lembeknya mental. Dua masalah besar Arsenal selama 1 dekade terakhir.
BACA JUGA Milan Kalahkan Juventus, tapi Dapat Penalti, Milanisti Kecewa dan tulisan Yamadipati Seno lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.