Beberapa bulan yang lalu, sebuah tweet yang sangat lucu lewat di beranda saya. Isinya adalah keheranan dari fans Manchester United (MU) melihat Arsenal ada di puncak klasemen Liga Inggris. Yah, begitulah fans Setan, kalau nggak heran ya hari-hari mereka berisi kedengkian. Namanya setan.
Tweet lucu itu menyamakan Arsenal seperti gajah yang duduk di atas pohon. Kita tidak tahu gimana ceritanya itu gajah bisa nangkring di pucuk pohon. Namun, kita sama-sama tahu kalau suatu saat nanti di gajah pasti akan jatuh sendiri. Yah, kira-kira begitu isi tweet heran dari fans MU.
Sudah terbiasa digoda setan
Saya sih tidak marah. Saya, sebagai fans Arsenal, sudah sangat paham bagaimana tabiat fans Setan. Lha wong The Gunners cuma main bagus dan konsisten sehingga bisa memuncaki klasemen Liga Inggris saja mereka terganggu.
Apa ya performa cantik Arsenal itu seperti merdunya lantunan ayat-ayat kitab suci? Sehingga bikin setan-setan MU merasa terganggu, gitu? Ya maaf kalau seperti itu. Harmonisasi permainan The Gunners memang terkadang memberi kebahagiaan. Bahkan kepada Setan yang sengaja nontonin Arsenal buat mencari kesalahan, eh dapatnya kemerduan lantunan ayat-ayat luhur dari Gooners di Emirates.
Saya semakin maklum, mengingat Arsenal kalah dari MU di pertemuan pertama, di Old Trafford. Iya, sebuah kekalahan, yang sekali lagi diwarnai oleh kesalahan wasit, yang membatalkan gol itu. Padahal, setelah dilihat ulang, ternyata gol itu sah adanya. Begitulah, setan pasti akan saling membantu.
The Gunners menang
Fast forward ke depan, ke sebuah big match, yang sempat disebut sebagai penentu juara. Sebagai tuan rumah, Arsenal berada dalam tekanan setelah sebelumnya City mengalahkan Wolves dengan skor 3-0. Tekanan semakin berat lantaran MU sedang dalam performa terbaik. Bahkan ada yang memprediksi inilah saatnya The Gunners terpeleset. Rivalitas keras antara dua tim ini diprediksi akan memengaruhi jalannya laga.
Dan, pada intinya, MU tersungkur dengan skor 3-2. Eddie Nketiah mencetak dua gol, sementara Bukayo Saka menyumbang satu. Pencetak gol Manchester United tidak perlu kita bahas di sini karena sama sekali nggak penting.
Baca halaman selanjutnya….
Bacot De Gea
Eits, sebelum membahas lebih lanjut, mari kita mundurkan waktu ke satu hari sebelum big match. Ini seru banget.
David De Gea, kiper MU, mencoba melempar “banter” ke fans Arsenal di sebuah wawancara. Kiper asal Spanyol yang tidak bermain di Piala Dunia itu mengomentari rivalitas antara Sir Alex dan Arsene Wenger. Dia bilang: “Kita lagi ngomongin salah satu pelatih terbaik sepanjang sejarah, yaitu Sir Alex, dan seorang laki-laki dari Arsenal.”
Saya yakin waktu bilang gitu, De Gea membatin: “Gilak, gue pasti lucu banget, nih.”
Banyak fans Arsenal yang saya kenal menaruh respect kepada Manchester United. Terutama setelah mereka bisa bangkit. Paling tidak, kebangkitan MU itu yang dianggap mirip dengan perjuangan Arteta. Namun, komentar De Gea itu bertolak belakang dengan semuanya. Sebagai pemain, dia seakan-akan tidak bisa menghargai rivalitas terbaik di sejarah sepak bola Inggris.
Tapi ya nggak masalah. Setan memang cuma bisa menggoda. Yang punya iman kuat seperti Nketiah dan Zinchenko, yang akan berbahagia. Selain itu, hal ini menggambarkan betapa besarnya nama Arsenal. Nama luhur ini selalu dalam pikiran banyak rival. Selain De Gea yang kebobolan TIGA, ada juga Jurgen Klopp, pelatih Liverpool yang merasa lucu padahal dia bukan badut. Eh, bukan, ya?
Bacot Klopp
Selepas melewati match paling big sepanjang sejarah dan match paling nggak bikin ngantuk antara Liverpool vs Chelsea, Klopp mengomentari milestone laga ke-1000 yang berakhir sama lemah. Dia bilang: “Di laga ke-1000, Arsene Wenger kalah dengan skor 6-0. Jadi, saya cukup bahagia dengan hasil imbang ini.”
Lagi-lagi nama Arsene Wenger dilecehkan seperti itu. Iya, memang, Wenger melewati hari naas itu dengan kekalahan. Namun, tidak pernah satu kata buruk atau sindiran dari mulut Wenger kepada sesama pelatih. Dia, masih respect kepada semua manajer karena itulah makna menjadi fans Arsenal: kemenangan berawal dari keharmonisan. Klopp nggak bakal tahu yang kayak gitu.
Nama yang terlalu besar
Jadi, seperti itulah nama besar Arsenal, pembaca yang baik. Selalu terngiang-ngiang di otak para rival yang diameternya tak lebih dari kelereng. The Gunners sibuk sendiri, fokus dengan performa dan capaian tidak minggu saja masih ada yang mencolek. Gimana kalau elemen klub ini ikutan brengsek seperti fans dan pemain Manchester United? Pasti bakal FYP tiap hari.
Yah, pada akhirnya, semoga kemenangan Arsenal atas MU dengan skor 3-2 itu bisa menjadi segel. Sebuah penutup paling manis, untuk membungkam bacot-bacot sumbang yang tidak bisa menaruh respect kepada sesama. Itu.
Penulis: Yamadipati Seno
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Kedewasaan Arsenal Mengalahkan Tim Kampungan Bernama Tott