Masa kecil saya dan kalian dipastikan sangat berkesan dan bahagia kalau pernah beli dan makan snack Aries dan Panser. Dulu tahun 2000-an, tepatnya waktu saya duduk di sekolah dasar, saya sering sekali jajan snack murah meriah ini. Jujur saja rasanya enak sekali untuk sekelas anak SD seperti saya dulu.
Sampai sekarang sih masih banyak yang jual snack Aries di warung-warung dekat rumah. Tapi, kalau Panser sudah susah dicari, bahkan hampir nggak produksi lagi, deh, saya rasa. Padahal, snack Aries dan Panser adalah favorit saya waktu kecil dulu. Kalau rasanya dijabarkan, mungkin lebih seperti rasa ayam bawang yang gurih-gurih gimana gitu.
Teksturnya yang kalau digigit langsung lumer di mulut itu membuat sensasi makan snack Aries dan Panser semakin menyenangkan. Snack-nya lucu karena bentuknya kecil-kecil berwarna kuning. Kalau makan keduanya dijamin pasti berantakan karena mudah hancur. Hahaha, lucu juga kalau diingat lagi.
Snack Aries dan Panser sangat ramah di kantong anak-anak SD waktu itu. Gimana nggak ramah, sebungkus snack Aries dan Panser hanya dibanderol seharga Rp500 saja. Bungkusnya menggembung dengan isi yang sangat banyak. Ya jangan ditanya kalau sekarang. Beda tahun jadi beda ukuran dan isinya. Alias sekarang jadi semakin kecil dan sedikit sekali isinya. Hadeh.
Namun, izinkan saya menceritakan hal paling epic yang saya rasakan waktu SD setiap makan snack Aries dan Panser. Cerita yang bikin saya kaya mendadak waktu itu. Jadi, Aries dan Panser jadi snack paling banyak diburu anak sekolahan karena selain murah dan enak, juga bisa dapat uang. Serius.
Ini lucu, sih. Saya selalu dapat uang setiap beli paling sedikit lima bungkus snack Aries dan Panser di kantin sekolah dulu. Wah, sumpah deh saya langsung kaya mendadak. Nah, karena itulah sebenarnya saya jadi suka sekali beli makanan ringan ini. Coba bayangkan saja untuk ukuran anak SD, uang senilai Rp500 sampai Rp2 ribu itu merupakan anugerah yang harus wajib kudu disyukuri. Hahaha.
Kadang saya bisa bawa pulang sampai Rp5 ribu ke rumah berkat jajan Aries dan Panser. Oh ya, uang di dalam snack Aries dan Panser pasti dibungkus dengan kertas wajit warna kuning yang langsung menarik perhatian mata sekilas setelah membuka bungkusnya.
Dulu saya punya trik untuk tahu bagaimana bungkus snack Aries dan Panser ada uangnya atau nggak. Caranya dengan ditimbang-timbang saja. Kalau berat, saya yakin pasti ada uangnya. Yah, setidaknya satu koin Rp500 lah. Duh, saya nggak nyangka ternyata saya pintar sekali kalau urusan perduitan dulu. Sampai sekarang, sih.
Dulu saya beli Aries dan Panser berenceng-renceng. Dalam satu bungkus, nggak jarang saya dapat dua sampai tiga bungkusan kertas wajit kuning yang bisa langsung saya tebak berapa jumlah uang di dalamnya.
Kalau nggak koin Rp500, ya uang kertas seribu. Bisa dibayangkan kalau saya beli satu renceng? Ya memang nggak semua ada, sih. Hanya saja intensitas saya dapat uang dari makanan ringan itu terbilang cukup sering. Hoki saya bagus juga ternyata.
Bayangkan saja seorang anak SD kaya mendadak setelah beli Aries dan Panser hanya dengan modal Rp2 ribu. Balik modah deh itu uang jajan saya. Entah dulu saya hoki atau pintar memilih bungkusan mana yang ada uangnya atau nggak. Keren juga saya. Ah, tapi kalau sekarang sudah nggak ada lagi bungkusan isi uang. Padahal kalau masih ada, mau saya beli satu karung. Hehehe.
Bagi anak SD macam saya dulu, uang Rp500 sampai Rp2 ribu itu besar, lho, nilainya. Makanya, waktu saya dapat banyak sekali uang dari snack Aries dan Panser, saya merasa jadi orang terkaya di seantero sekolah. Konyol memang.
Lumayan, kan, pulang sekolah bisa jajan slime yang dulu harganya masih Rp500. Atau per pegas warna-warni pelangi kalau sekarang disebutnya rainbow spring slinky. Lebih keren lagi bisa buat jajanin teman-teman satu jemputan. Hahaha.
Sumpah, deh, dulu kalau bel istirahat sudah berbunyi, saya bergegas pergi ke kantin bersama sahabat karib saya hanya untuk membeli serenceng dua renceng Aries dan Panser, lalu membukanya di taman belakang sekolah. Setelah itu menghitung hasil pendapatan dari banyaknya buntalan kertas wajit kuning yang didapatkan. Wah, kalau sekarang kayaknya bisa jadi modal buka warung.
Sumber Gambar: YouTube Rus Amanah
BACA JUGA Dulu Saya Sering Beli Chiki Hanya demi Tazos dan tulisan Ayu Octavi Anjani lainnya.