Perkembangan industri media khususnya bidang industri musik dan film bikin banyak penyedia layanan streaming musik atau film kayak Spotify, VIU, Netflix, HOOQ, JOOX, dst dst makin laris di Indonesia. Meskipun aplikasi-aplikasi ini mengharuskan penggunanya bayar buat berlangganan layanan mereka, tapi hal itu nggak menghalangi popularitas mereka.
Kalau ditelusuri, ternyata aplikasi itu makin laku karena ada pengguna yang memanfaatkan cara nakal untuk tetap bisa mengakses aplikasi tersebut. Yhaa, kan orang Indonesia tidak sugih semua, mereka mengakali itu dengan membeli akun Spotify Premium dan Netflix dari orang-orang yang promosi di kolom-kolom komentar orang yang ribut-ribut di twitter yang harganya jauh lebih murah dibanding kalau kita langganan lewat aplikasinya langsung.
Kalian pasti bertanya-tanya, kok bisa sih mereka menawarkan harga yang lebih murah? Apa mereka melakukan pembajakan?
Dari apa yang saya pahami setelah melakukan survei di media sosial saya, saya menemukan bahwa orang yang terlibat dalam bisnis tersebut menyatakan bahwa akun-akun yang mereka jual itu legal, bukan hasil bajakan atau crack-crackan. Mereka juga tetap membayar ke Spotify/Netflixnya langsung.
Terus kenapa bisa murah kayak gitu? Sebagai perbandingan, jika kita ingin berlangganan spotify premium secara resmi lewat Spotify langsung, kita harus mengeluarkan ongkos +/- 50 ribu per bulan, sedangkan jika kita membeli lewat mereka-mereka ini, kita hanya perlu membayar 5-20 ribu per 3 bulan.
Setelah saya selidiki lagi, ternyata mekanisme pembelian orang yang jualan akun tadi adalah menggunakan sistem Spotify Premium Family. Spotify Premium Family adalah sebuah fitur dari Spotify yang dapat membuat anggota keluarga yang tinggal serumah dapat menikmati hingga 6 akun premium dengan hanya perlu membayar 80 ribu per bulan. Tentu selisih harganya sangat terlihat jika dibandingkan dengan langganan Spotify premium secara pribadi.
Sedangkan untuk Netflix, praktik yang digunakan hampir sama yakni mereka menggunakan fitur Netflix yang mampu masuk dalam 4 perangkat yang berbeda. Entah bagaimana caranya, sehingga akun Netflix tersebut dapat digunakan oleh 4 orang yang berbeda secara bersamaan.
Oooo. Gitu.
Pertanyaan selanjutnya, emang boleh ya kayak gitu?
Sebenarnya sih praktik seperti ini sempat dikeluhkan baik oleh Spotify maupun Netflix. Dilansir dari Kumparan, menurut laporan dari Independent, topik pelarangan pengguna berbagi akun menjadi perhatian perusahaan dalam sesi wawancara mengenai pendapatan Netflix selama kuartal ketiga 2019. Menurut Greg Peters, Chief Product Officer Netflix, pihaknya belum memiliki rencana untuk segera mengumumkan kebijakan baru dalam waktu dekat. Netflix sendiri masih mencoba secara persuasif untuk mendorong penggunanya memiliki akun sendiri tanpa perlu berbagi dengan orang lain.
Soal boleh atau tidak boleh sebenarnya relatif. Yang jelas, kita tidak bisa memungkiri kalau praktik seperti tadi banyak terjadi. Temen-temen saya juga banyak kok yang langganan Spotify dan Netflix dari akun-akun yang jualan di Olshop tadi. Artinya memang ada pasarnya.
Bagi sebagian orang, uang berlangganan Spotify Premium dan Netflix ini kemahalan. Dan orang-orang yang jualan akun juga sebenarnya tidak mengambil keuntungan yang super duper banyak. Bisa dibilang ini win-win solution. Tapi yah, tahu apa saya soal hehehe.
Saya tidak akan dan tidak ingin menghakimi siapa pun soal bisnis ini, itu semua tergantung kondisi yang dimiliki masing-masing orang. Salah tidaknya silahkan dipikirkan sendiri saja. Toh saya yakin semua pilihan pasti ada konsekuensinya.
Saya juga bukan orang yang hidupnya 100% menggunakan produk orisinil kok hehe. Masih ada beberapa bagian dari hidup saya yang menggunakan produk-produk “bajakan”, tapi kalau mampu beli produk ori, ya kenapa harus beli produk bajakan?
Kembali lagi, itu semua tergantung situasi dan preferensi masing-masing. Yah harapannya sih semoga saja ke depannya biaya berlangganan aplikasi-aplikasi tersebut bisa kita jangkau, entah itu harganya yang turun atau rejeki kita yang bertambah. Amiin.
BACA JUGA Anime: Senjata Rahasia Netflix Melawan Kedigdayaan Disney Plus dan HBO Max? atau tulisan Nurul Arrijal Fahmi lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.