Andai Tokyo Manji Gang Hidup di Indonesia, Ini Motor yang Cocok untuk Mereka

rekomendasi anime time leap tokyo manji gang tokyo revengers mojok

tokyo manji gang tokyo revengers mojok

Sebagai orang yang masa mudanya suka mencari masalah namun berujung kalah, manga dan anime bertemakan delinquent selalu menjadi tontonan favorit saya. Dan itu alasan yang cukup untuk saya tak berpikir dua kali untuk membaca dan menonton Tokyo Revengers.

Cerita tentang Takemicchi (saya manut Mikey) dan Tokyo Manji Gang begitu menarik. Ya walau yang ditampilkan masih kayak manga pada umumnya, namun bukan berarti minat saya berkurang. Selama porsi gelutnya banyak, menurut saya cukup. Dan Tokyo Revengers memberi porsi gelut yang bagi saya turah-turah.

Tapi, saat menonton dan membaca manganya, saya berandai-andai seperti ini: bagaimana kalau Tokyo Manji Gang bermarkas di Indonesia? Nggak perlu maksa ganti nama jadi Depok Manji Gang atau semacamnya, nggak lucu soalnya.

Kalau Tokyo Manji Gang bermarkas di Indonesia, tentu saja mereka bakal menggunakan motor lokal. Nah, di sini saya akan memberikan motor yang cocok untuk anggota Tokyo Manji Gang, terutama untuk para eksekutifnya. Nggak semuanya saya sebut satu-satu, males nyuk. Apalagi Tetta Kisaki. Modaro, Su.

Mikey

Manjiro Sano, atau Mikey, andai hidup di Indonesia, motor yang pas untuknya adalah Honda NSR 150 SP. Kalau di versi aslinya kan dia pakai CB250T keluaran 1978 kan ya, kalau di Indonesia motor yang kayane cah geng banget tapi lawas ya Honda NSR 150 SP itu.

Kalau Mikey wira-wiri pakai itu motor, bisa ditebak orang-orang akan memandangnya dengan penuh takjub. Kenapa? Soalnya ini motor mahal banget. Sumpah. Nggak usah googling, apalagi kalian yang gajinya UMR Jogja. Gaji sepuluh tahun kerja ditabung pun nggak akan kebeli.

Draken

Draken ini tipenya cah ngganteng gede duwur medeni gitu kan, motor yang cocok menurut saya sih CBR tipe baru. Bebas mau yang 150cc atau yang 250cc. Lebih cocok CBR250 menurut saya. Gede, banter, medeni. Pas sama Draken.

Baji

Baji ini tipikal mas-mas gondrong yang nggak indie, nggak sok pinter ke maba, tapi seneng kopi, kayane. Oleh karena dia preman beneran tapi bukan tukang klitih, motor yang cocok buat dia adalah R15 edisi pertama. Kenapa? Ya cocok wae kayane.

Mitsuya

Mitsuya ini adalah tipikal cah kalem yang disegani banyak orang. Orang-orang kayak gini biasanya punya motor sport yang nggak sport banget, soalnya biar bisa dipake boncengan sama adek dan kawannya. Nah, untuk Mitsuya, motor yang cocok adalah Yamaha Vixion.

Vixion ini meski gagah, tapi masih friendly buat harian. Pertimbangan saya memilih Vixion karena Mitsuya itu sering mengasuh adiknya. Nah, kalau dia pake motor macam KLX gitu, nggak cocok, nggak bisa boncengan. Kalau dia naik begituan, ntar dikira anak buah Kang Mus dong.

Kazutora

Kazutora ini adalah founding members Tokyo Manji Gang yang bertugas sebagai attack unit, sama kayak Baji. Belum muncul sih di anime Tokyo Revengers. Nah, kalau Baji motornya adalah R15 versi pertama, maka motor yang cocok untuk Kazutora adalah GSX150R. Jangan salah, motor iki banter, meski wagu.

Pah-chin

Jujur saja, saya dari awal melihat Pah-chin, saya langsung suka sama tokoh ini. Mengingatkan saya sama Makise. Berangasan, galak, dan goblok adalah bahan yang tepat untuk menjadi preman. Makanya, saya merasa Pah-chin ini adalah tokoh yang menarik. Nggak nyambung ya? Ya wis ben.

Nah, melihat Pah-chin ini punya perawakan macam gondes-gondes yang bisa kita temui di pinggir-pinggir waduk, maka motor yang cocok untuk Pah-chin adalah RX King. Cocok kan, numpak RX King, bleyer-bleyer, wangun.

Takemicchi

Motor yang cocok buat Takemicchi adalah Honda Beat. Nggak usah protes.

Nah, itulah motor-motor yang cocok untuk anggota Tokyo Manji Gang andai mereka hidup di Indonesia. Kalau kalian punya rekomendasi lain, bisa tulis di komentar di bawah!!!

Sumber gambar: YouTube Tokyo Revengers ID.

BACA JUGA Seandainya Tokyo Revengers Ikut Tawuran dan Klitih di Jogja dan artikel Rizky Prasetya lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version