Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Andai Candi Borobudur Bisa Bicara, Barangkali Ia Akan Bilang, “Aku Lahir di Magelang!”

Ike Fitriani oleh Ike Fitriani
4 Agustus 2025
A A
Aturan Tidak Tertulis Candi Borobudur Magelang yang Perlu Dipahami Pengunjung

Aturan Tidak Tertulis Candi Borobudur Magelang yang Perlu Dipahami Pengunjung (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

“Yogyakarta lagi? Aku itu lahir di Magelang, lho. Jangan salah alamat terus, dong!”

Ya, barangkali seperti itulah gambaran uneg-uneg Candi Borobudur seandainya ia bisa berbicara. Ia mungkin akan mendesah lelah sambil menggeleng-gelengkan kepalanya karena berulang kali mengenalkan kampung halamannya yang sesungguhnya kepada orang-orang. Untung saja ia benar-benar tidak bisa berkomunikasi, kan? Ia hanya mampu terdiam kaku menyaksikan kesalahpahaman yang dibuat wisatawan dari luar maupun dalam negeri.

Bayangkan betapa lelahnya batin Candi Borobudur. Bagaimana tidak? Walau telah ratusan tahun berdiri megah di dataran Magelang, masih saja ada segelintir masyarakat, turis, bahkan acara televisi yang menganggap Borobudur sebagai bagian dari Yogyakarta.

Sebagai candi Buddha terbesar di dunia yang sudah diakui oleh UNESCO, Borobudur tentunya menjadi ikon megah yang patut dibanggakan. Namun, yang sering terlupa ialah satu fakta mendasar bahwa Borobudur bukan di Yogyakarta, tetapi di Magelang, Jawa Tengah. Berbeda provinsi. Berbeda kabupaten.

Salah kaprah ini mungkin memang sepele bagi sebagian orang, tetapi cukup menyebalkan bagi warga Magelang, bukan? Bayangkan, kamu punya anak sendiri yang telah dirawat sejak zaman Dinasti Syailendra, tetapi orang-orang justru bilang kalau ia anak tetangga. Coba rasakan betapa sedihnya posisi Magelang yang terus-menerus tak dianggap, padahal ia yang memberikan lahan dan paham sejarahnya.

Candi Borobudur “korban” Yogyakarta

Sebelum itu, tentu kita tidak bisa begitu saja melampiaskan kekesalan kepada orang-orang, atau bahkan Yogyakarta yang tak tahu apa-apa. Borobudur ini hanya korban branding yang terlalu kuat dari kota sebelah. Mulai dari “kota pelajar”, “kota budaya”, sampai “kota seniman”, semuanya kompak diborong oleh Yogya hingga menjadi label pariwisata.

Tak heran, Borobudur pun ikut dicap sebagai bagian dari daya tarik Yogyakarta, meskipun secara geografis ia jelas-jelas lahir dan besar di Magelang, Jawa Tengah. Namun, letak Kabupaten Magelang yang berbatasan langsung dengan Yogyakarta, lebih tepatnya sekitar 40 km atau satu jam perjalanan dari pusat DIY membuat para wisatawan tidak sadar bahwa mereka telah memasuki provinsi yang berbeda.

Hal ini juga bisa jadi akibat dari promosi wisata yang sering memasukkan Candi Borobudur ke dalam paket wisata Yogyakarta. Turis-turis yang baru pertama kali berwisata ke Yogyakarta dan Candi Borobudur pun pada akhirnya menganggap kedua tempat ini sebagai satu kesatuan destinasi wisata.

Coba bayangkan, seandainya Borobudur memiliki akun media sosial, pasti seluruh bio-nya akan dituliskan begini:

Baca Juga:

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Aturan Tidak Tertulis Candi Borobudur Magelang yang Perlu Dipahami Pengunjung

Akamsi. Lahir dan besar di Magelang.

Bukan anak sebelah (baca: Yogya)

#MagelangPride

Nggak minta banyak

Borobudur itu tidak minta banyak. Tidak yang muluk-muluk juga. Ia hanya minta tempat kelahirannya diakui. Ia tidak keberatan dikunjungi turis dari seluruh dunia. Borobudur juga tidak mengeluh saat foto-fotonya dijual dengan harga tinggi. Bahkan, ia tidak marah-marah saat banyak sampah ditinggalkan berserakan di kawasan rumahnya. Cukup pengakuan kecil untuk melunasi semua itu.

Coba, jangan dulu memikirkan Borobudur sebagai anaknya. Bayangkan saja Magelang sebagai tanah kelahiran yang tak teranggap. Apa kalian tega memisahkan anak dengan kampung kelahirannya?

Satu hal yang membuat miris ialah ketika mendengar anak sekolah pun sering menyebut: “Candi Borobudur berada di Yogyakarta.”. Kalau anak sekolah saja sudah bingung, lantas siapa yang nantinya akan meluruskan sejarah tersebut? Jangan sampai ini benar-benar menjadi kisah pedih kampung halaman yang terlupakan.

Harusnya jadi momen yang tepat untuk Pemerintah Magelang

Bukankah ini momen yang tepat bagi pemerintah Magelang, serta kita semua para pecinta sejarah untuk angkat suara? Bukan untuk memarahi, bukan untuk menghakimi, tetapi untuk mengingatkan kepada seluruh masyarakat, baik dalam maupun luar negeri. Candi Borobudur dengan segala keanggunan dan kemegahannya tertancam kuat di dataran Magelang. Batuan andesit yang tersusun telah menjadi saksi bisu lahirnya Borobudur ribuan tahun lalu di tanah Jawa Tengah.

Jika bukan kita yang menjaga keaslian identitasnya, lantas siapa lagi?

Sekarang, mari kita bayangkan Borobudur yang tersenyum seusai membaca artikel ini. Ia mungkin akan berkata dengan hati yang lega:

“Aku tak keberatan dibilang dekat Yogyakarta, asal jangan pernah lupakan: Aku tetaplah lahir dan tumbuh di Magelang.”

Penulis: Ike Fitriani
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Pengalaman Pertama ke Borobudur Sendirian terasa Aneh, tapi Berkat “Orang Baru” Perjalanan Saya Jadi Berkesan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 4 Agustus 2025 oleh

Tags: candi borobudur
Ike Fitriani

Ike Fitriani

Seorang mahasiswa S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Tidar. Memiliki ketertarikan yang mendalam terhadap karya sastra dan dunia perbukuan atau literasi.

ArtikelTerkait

Seandainya Ada Stasiun Kereta di Magelang, Ini yang Akan Terjadi

Seandainya Ada Stasiun Kereta di Magelang, Ini yang Akan Terjadi

11 Februari 2025
4 Hal Sederhana yang Bikin Orang Magelang Marah

4 Hal Sederhana yang Bikin Orang Magelang Marah

7 Februari 2025
Aturan Tidak Tertulis Candi Borobudur Magelang yang Perlu Dipahami Pengunjung

Aturan Tidak Tertulis Candi Borobudur Magelang yang Perlu Dipahami Pengunjung

4 Maret 2025
Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

18 Desember 2025
Desa Wanurejo, Desa Wisata Dekat Candi Borobudur yang Bisa Melengkapi Liburanmu Mojok.co

Desa Wanurejo, Desa Wisata Dekat Candi Borobudur yang Bisa Melengkapi Liburanmu

27 November 2023
Pembatasan Pengunjung ke Bangunan Candi Borobudur Memang Sudah Seharusnya

Pembatasan Pengunjung ke Bangunan Candi Borobudur Memang Sudah Seharusnya

1 Juni 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

16 Desember 2025
Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

16 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label “Mobil Taksi”

16 Desember 2025
3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

16 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Membandingkan Warteg di Singapura, Negara Tersehat di Dunia, dengan Indonesia: Perbedaan Kualitasnya Bagai Langit dan Bumi
  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.