Analisis Sosio-Historis pada Logo Partai Sebelum Memilihnya 2024 Nanti

Seorang sosiolog asal Austria Peter L. Berger pernah dawuh dalam sebuah bukunya yang berjudul The Social Construction of Reality. Dawuhnya begini bahwa masyarakat itu memproduksi makna atau pengetahuan melalui representasi simbol-simbol. Jadi, kalau mau memahami masyarakat, pahamilah simbol-simbol yang diproduksinya.

Begitu pun dengan partai, jika hendak memahami, menganalisis, atau mencermati sebuah partai, tengoklah simbol-simbol yang diproduksinya, seperti logonya. Ya, meskipun Pemilu masih pada 2024, tapi apa salahnya untuk mengenal lebih dekat dengan partai sejak dini. Toh, bendera-bendera partai sudah berkibar di pinggir-pinggir jalan. Apalagi spanduk kadernya, udah di mana-mana terpampang jelas.

Namun, di sini saya nggak menganalisis seluruh logo partai yang ada di Indonesia, ya. Selain karena saya merupakan manusia biasa, bukan superman, saya hanya membahas beberapa logo partai yang menurut saya ikonik dan memiliki korelasi dengan sosio-historis yang terjadi. Oke, nggak usah banyak cincong, langsung saja kita brendel logo partainya.

#1 PDIP

Untuk yang pertama adalah partai yang sedang naik daun untuk saat ini, bahkan dua kali berturut-turut menang di pilpres, partai tersebut yakni PDIP. Apa yang terlintas pertama kali ketika melihat logo PDIP?

Yap betul, bantengnya. Sebenarnya, logo banteng sejak pemilu pertama pada 1955, sudah cukup populer digunakan banyak partai, misal seperti PNI, Partai Buruh, dan PRIM. Hanya saja yang membedakan yakni pose bantengnya yang beragam. Banteng sendiri merupakan hewan yang kuat, berani, loss dengan tanduknya. Jadi, meskipun dikritik, diajak tarung, ditabraki banyak pihak, tapi ia akan tetap teguh, kuat, dan berani.

Oh iya, bantengnya PDIP itu memiliki tatapan mata tajam merah merona. Udah kayak mau emosi aja, gitu. Makna dari mata tersebut yakni kewaspadaan. Kalau ada yang berani menyikutnya atau ada yang nggak becus, langsung sat set was wes sikat. Layaknya Pak Jokowi selaku kader PDIP yang sering melakukan reshuffle pada anak buahnya, begitu pun dengan Bu Risma yang tegas dengan anak buahnya yang nggak becus.

#2 Partai Gerindra

Partai kedua yang nggak kalah populer bahkan menjadi runner up di tiga pemilu terakhir yakni Partai Gerindra. Ketika melihat logo Partai Gerindra, maka saat itu juga saya melihat burung garuda, tapi kepalanya, doang. Meskipun hanya kepalanya aja, bukan berarti dapat dipandang sebelah mata.

Burung garuda sendiri merupakan burung yang kuat, tangguh. Meskipun ia nyalon tiga kali berturut-turut dan tiga kali juga berturut-turut gagal dengan berbagai musuh yang berbeda, tapi sang garuda akan tetep tangguh dan kuat. Sedangkan untuk 2024, mari kita tunggu apakah sang garuda akan tetap tangguh, tinggal tunggu tanggal mainnya saja.

#3 Partai Golkar

Jika ngomong popularitas, jangan lupa dengan partai satu ini yang pernah jaya pada masanya. Si kuning-kuning pohon beringin, begitulah pertama kali ketika saya melihat logo Partai Golkar. Pohon beringin menjadi icon yang terletak di tengah dan terpampang dengan jelas pada logo Partai Golkar ini.

Pohon beringin sendiri bermakna mengayomi, menaungi, dan melindungi. Walhasil, Partai Golkar sukses mengayomi masyarakat. Bahkan nggak hanya masyarakat, di masa orba, Partai Golkar sukses juga mengayomi pemerintahan hingga berpuluh-puluh tahun. Sungguh, pencapaian yang luar biasa.

#4 PSI

Partai selanjutnya yang nggak kalah menjadi perbincangan publik karena jargon semangat mudanya yakni PSI. Siapa, sih, yang nggak kenal PSI, partai yang sering menggelontarkan semangat anak muda itu, bak macam Guru Guy dengan semangat mudanya.

Ketika melihat logo PSI, kita akan melihat sekuntum mawar putih yang digenggam erat oleh sebuah kepalan tangan kiri. Katanya, sih, banyak yang mengaitkan antara logo PSI dengan logo gerakan sosialis demokrat internasional yang sama-sama menggenggam mawar.

Namun, PSI sendiri menepis dugaan tersebut. Mereka justru terinspirasi dari ungkapan Bung Karno, “Bunga mawar tidak mempropagandakan harum semerbaknya. Dengan sendirinya harum semerbaknya itu tersebar di sekelilingnya.”

Perihal maknanya sendiri sesuai nama partainya, mawar putih memiliki makna solidaritas. Jadi, yang penting harus solid, solid, dan solid. Apa pun yang terjadi, senang ataupun susah, pokoke gudu solid. Meskipun di Pemilu 2019 hanya memperoleh 1,89 persen suara yang menjadikannya nggak lolos dalam parlemen legeslatif, ya tetap harus solid!

#5 PPP

Tampaknya kurang afdol jika tidak membahas partai yang berbasis Islam karena memang partai basis Islam cukup banyak di negeri ini. Kita mulai dari yang tua dulu, yakni PPP. Partai senior yang satu ini baru saja meluncurkan logo terbarunya dengan menambahkan ikat kepala merah putih di atas logo Ka’bah-nya. Untuk maknanya sendiri sudah sangat jelas sebagai bentuk nasionalisme ala “petiga”.

Membahas logo “petiga”, tentu nggak lengkap tanpa menengok gambar Ka’bah yang menjadi icon dari logonya. Tidak jauh dari basis partai yakni Islam, maka gambar Ka’bah memiliki makna sebagai persatuan umat Islam.

Oleh karena itu, jika digabungkan, “petiga” muncul menjadi pribadi yang sedikit berbeda: partai yang berbasis Islam dan nasionalisme. Jadi, nggak Islam, doang, tapi NKRI harga mati juga.

#6 PKS

Jika berbicara partai berbasis Islam, jangan lupa dengan PKS. Pada 2020, PKS meluncurkan logo barunya juga yang mulanya berbentuk kotak dengan dominasi hitam, kini berbentuk lingkaran dengan dominasi warna oranye. Sedangkan untuk icon logonya masih sama, yakni bulan sabit dan padi.

Kalau bulan sabitnya, sih, sepertinya sudah banyak yang tau maknanya bahwa partai ini berbasis Islam. Sedangkan padi sendiri bermakna keadilan, kesejahteraan, berani, dan disiplin dalam mengemban tugas. Memang sudah terbukti bahwa PKS hingga saat ini tetap disiplin mengemban tugas sebagai oposisi pemerintah, meskipun kawan-kawannya secara perlahan banyak yang merapat ke pemerintah.

#7 Partai Ummat

Dalam penutup tulisan ini, saya ingin menyajikan partai yang masih baru pecah telur. Partai yang masih baru ini, dilahirkan oleh seorang bapak reformasi (katanya), yakni Amien Rais pada 2021. Jadi, masih seger, fresh, dan masih belum bau keringat pemilu. Maka, 2024 akan menjadi ladang untuk sepak terjang mereka dalam pemilu pertama kalinya.

Logo Partai Ummat adalah perisai dengan bintang emas. Bintang emas sendiri bermakna ketuhanan, ketauhidan, sama seperti bintang emas dalam lambang Pancasila. Sehingga logo partai Ummat berarti perisai ketauhidan dengan asas “Islam Rahmatan Lil Alamin”. Hanya saja, yang saya herankan, kok, menurut ketum partai Ummat Ridho Rahmadi bahwa partainya terbuka, tidak hanya untuk muslim saja? Hmmm.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version