Mengenal Ampo, Camilan Khas Tuban yang Terbuat dari Tanah Liat

Mengenal Ampo, Camilan Khas Tuban yang Terbuat dari Tanah Liat Mojok.co

Mengenal Ampo, Camilan Khas Tuban yang Terbuat dari Tanah Liat (unsplash.com)

Jawa Timur memang surganya kuliner unik. Salah satunya Ampo, kuliner khas Tuban yang terbuat dari tanah liat. Iya kalian tidak salah dengar, panganan ini terbuat dari tanah. 

Menilik sejarahnya, camilan ini berkembang di era penjajahan Belanda. Pada saat itu sumber makanan cukup sulit didapatkan. Oleh karena itu, masyarakat memanfaatkan tanah aluvial dari tepi Sungai Bengawan Solo untuk dijadikan makanan. 

Masyarakat zaman dahulu menjadikan ampo sebagai camilan. Bentuknya berupa gulungan tipis memanjang seperti stik, ukurannya kecil dan berwarna hitam legam. Panganan ini memiliki sensasi rasa yang gurih, mirip seperti kacang tanah dan bertekstur cukup renyah. Camilan ini cocok dinikmati di sore hari bersama secangkir teh atau kopi hangat. 

Tidak hanya diolah menjadi camilan. Ampo juga digunakan untuk berbagai acara adat, seperti selametan hingga larungan atau sedekah bumi saat musim panen tiba. Dahulu, keberadaan ampo memang mudah ditemukan di berbagai tempat dan kesempatan. Namun, sekarang ini, camilan khas Tuban ini mulai langka. Keberadaannya tergeser oleh panganan ringan modern. 

Ampo tidak terbuat dari sembarang tanah

Kalau melihat dari asal-usulnya, bahan baku Ampo berasal dari tanah aluvial di pinggiran Sungai Bengawan Solo. Namun, untuk saat ini, bahan Ampo adalah tanah liat hitam. Tanah liat yang dipilih tidak sembarang, harus tanah yang masih murni. Tanah liat hitam biasanya ditemukan di persawahan ataupun tanah telaga. Pemilihan tanah harus dilakukan dengan cermat agar tanah yang didapatkan benar-benar tanah yang steril. 

Selain bahan baku, proses pembuatan panganan ini sebenarnya mirip dengan camilan lainnya. Tanah liat hitam dicampur dengan air. Kemudian, adonan tersebut dicampur hingga kalis dan dibentuk menjadi kotak besar dan diserut menggunakan bilah bambu atau pisau hingga membentuk seperti gulungan stik. Selanjutnya, ampo dijemur. Usai dijemur, ampo dipanggang di atas tungku selama 30 menit hingga 1 jam sampai menghitam. 

Bisa menjadi obat

Selain menjadi camilan yang cocok dinikmati dengan teh hangat, ampo juga bisa menjadi obat beberapa penyakit ringan. Ampo dipercaya bisa menimbulkan sensasi dingin. Itu mengapa Ampo dimanfaatkan untuk meredakan gatal-gatal dan demam.  

Selain itu, masyarakat setempat percaya bahwa ampo berkhasiat menyehatkan pencernaan. Ampo sering kali dikonsumsi sebagai obat pereda sakit perut. Caranya mudah, cukup rendam ampo dengan air. Lalu, minum air rendaman itu. 

Oiya, ibu hamil di daerah Tuban juga banyak yang ngidam camilan ini lho. Selain karena rasanya yang gurih, camilan dari tanah liat ini dipercaya dapat memperkuat kandungan. Itu mengapa para ibu hamil rela berburu panganan yang mulai langka ini, bahkan hingga langsung ke produsennya. 

Kalau kalian ke Tuban jangan lupa untuk mencicipi camilan yang satu ini ya. Ampo bisa ditemui di pasar-pasar tradisional, salah satunya Pasar Baru Tuban. Kalian juga bisa membelinya secara online di toko-toko online. Harganya sangat terjangkau kok, rata-rata Rp10.000 per kg. 

Penulis: Ni Putu Roshinta Dewi
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA 5 Fakta Ungker, Kepompong Ulat Jati yang Jadi Kuliner Khas Blora

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version