Alun-Alun Wonosobo Dianggap Sepi, Bukti Pendatang Gagal Paham dengan Kehidupan Warga Setempat

Anggapan Alun-Alun Wonosobo Sepi Bukti Pendatang Gagal Paham dengan Kehidupan Warga Setempat Mojok.co

Anggapan Alun-Alun Wonosobo Sepi Bukti Pendatang Gagal Paham dengan Kehidupan Warga Setempat (wikipesida.org)

Beberapa waktu lalu saya membaca tulisan di Mojok berjudul Alun-Alun Wonosobo, Alun-Alun Tersepi yang Pernah Saya Kunjungi. Tanpa mengurangi rasa hormat, saya rasa tulisan itu menunjukkan penulis yang gagal paham dengan kehidupan warga Wonosobo. Maklum saja, penulis ternyata bukan berasal dari Wonosobo dan mampir dalam kesempatan yang sangat pendek. Mungkin pengamatannya memang belum komprehensif terhadap daerah dengan julukan Kota di Atas Awan ini.

Sebagai warga lokal, saya ingin menjelaskan Alun-Alun Wonosobo yang kerap disalahpahami sebagai tempat yang sepi. Sebenarnya landmark kebanggan warga ini ramai, hanya saja, memang ada beberapa momentum ruang publik ini lebih sepi dari biasanya. Bukan semata-mata warga Wonosobo tidak peduli dan mageran ya. Ada alasan yang melatarbelakanginya.  

Menjelang musim panen 

Asal kalian tahu saja, orang Wonosobo itu tipe yang fokus pekerjaannya. Sebagian besar orang Wonosobo itu bekerja di bidang pertanian, pariwisata, dan perdagangan. Nah, duduk-duduk atau nongkrong di alun-alun dianggap sebagai kegiatan kurang produktif. Apalagi ketika menjelang masa tanam dan panen. Periode itu adalah waktu sibuk bagi warga Wonosobo. Saya curiga, penulis mampir ke Kota di Atas Awan saat momentum itu.

Sebagai gantinya, pada hari-hari tertentu orang-orang Wonosobo akan berbondong-bondong ke pusat kota untuk berbelanja. Mereka akan menghabiskan waktu ketika pekerjaan di rumah memang telah benar-benar selesai. Nah, di saat-saat seperti inilah kota Wonosobo, termasuk alun-alunnya dipadati orang. 

Seorang teman yang rumahnya kurang lebih 100 meter dari alun-alun mengonfirmasi, tanah lapang itu nggak selalu sepi kok. Di hari Minggu pagi alun-alun ini biasanya ramai oleh warga yang berolahraga seperti basket, voli, senam, dan olahraga jenis lainnya. Sementara kuliner yang berada di Taman Hasri Ainun Habibie atau di sebelah barat alun-alun juga masih dicari pengunjung. 

Baca halaman selanjutnya: Suhu dan cuaca…

Suhu dan cuaca

Sudah bukan rahasia, Wonosobo adalah daerah terdingin di Jawa Tengah. Itu mengapa Alun-Alun Wonosobo atau fasilitas publik lain cenderung sepi di malam hari. Hawa dinginnya benar-benar menusuk tulang, memang warga lebih nyaman menghabiskan malam di rumah. Apalagi, kebanyakan orang Wonosobo bertempat tinggal di desa yang berada di dataran tinggi. Bisa dibayangkan bagaimana dinginnya perjalanan pulang dari Alun-alun Wonosobo menembus kabut dan gelapnya malam.

Selain suhu, cuaca adalah tantangan lain bagi warga Wonosobo ketika berada di luar rumah. Cuaca Kota di Atas Awan itu tidak terduga. Hujan kerap kali mengguyur tanpa permisi. Seperi dataran tinggi pada umumnya, kota ini memang salah satu daerah intensitas hujan yang tinggi. 

Geliat anak muda di sekitar Alun-alun Wonosobo

Sebenarnya Wonosobo nggak sepi-sepi amat. Tempat ini banyak menjadi titik kumpul berbagai kegiatan atau organisasi anak muda Wonosobo. Geliat muda-mudi di kota ini memang sedang hebat-hebatnya, bahkan tercatat ada 150 lebih organisasi di Wonosobo. Itu baru yang tercatat, belum mereka yang berkomunitas secara informal. Nah, kebanyakan anak muda itu melakukan konsolidasi di dekat area Alun-alun Wonosobo seperti di gedung Perpustakan dan Arsip Daerah Wonosobo, Bappeda, dan bangunan lainnya di dekat alun-alun.

Alun-alun Wonosobo mungkin beberapa kali terlihat sepi karena alasan-alasan di atas dan saat itulah yang tertangkap oleh penulis sebelumnya. Namun, alun-alun di tengah kota itu nggak selalu semenyedihkan itu kok. Tempat ini masih menjadi tempat favorit warga untuk berkumpul dan melalukan berbagai kegiatan. 

Penulis: Yoga Aditya L
Editor: Kenia Intan 

BACA JUGA  Jalan Wonosobo-Banjarnegara Lebih Cocok Jadi Wahana Uji Nyali daripada Jalur Antarkabupaten

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version