Sebagai lulusan Akuntansi, saya cuma bisa geleng-geleng kepala kalau ditawari pekerjaan. Paling banter sebagai staf accounting, itu pun yang paling lumayan. Kalau bernasib baik, lulusan Akuntansi banyak pula yang bekerja di BUMN atau jadi PNS. Masalahnya, selain pekerjaan-pekerjaan di atas, lulusan Akuntansi hanya dianggap sebagai tukang transfer gajian atau tukang catat nota kas keluar dan masuk. Padahal kuliahnya susah, lho.
Saya perlu meluruskan terlebih dahulu, kenapa lulusan Akuntansi selalu dipandang sebelah mata tanpa mempertimbangkan skill atau kemampuan yang mereka punya. Apa karena jurusannya yang terlalu pasaran? Apa karena saking banyaknya lulusan Akuntansi yang berkeliaran di dunia kerja?
Lulusan Akuntansi pada dasarnya memiliki peranan vital dalam pengelolaan cash flow sebuah perusahaan. Tentu saja urusannya selalu dengan dapur perusahaan, terutama masalah keuangan. Tapi bukan berarti, lulusan Akuntansi dianggap sebagai kasir kantor yang dengan seenaknya perintah keluar duit buat ini, keluar duit buat itu, apalagi kalau gajian telat, bisa satu kantor ngamuk.
Mata kuliah di jurusan Akuntansi pun tidak main-main. Kita diajarkan, bagaimana menganalisa sebuah laporan keuangan, bagaimana melakukan proses siklus Akuntansi yang nantinya menjadi dasar pembuatan laporan keuangan perusahaan. Benar-benar laporan keuangan lho, bukan hanya sekadar catatan kas masuk atau keluar.
Sering kali ada perusahaan tidak mau rugi, para direksinya terlalu menggampangkan urusan akunting, mereka menyerahkan urusan keuangan kepada yang tidak ahli, bukan kepada lulusan Akuntansi yang betul-betul mahir dan andal di bidang ilmunya. Ya, memang sih lulusannya pasaran, tapi tanpa staf akunting, keuangan perusahaan pasti berantakan.
Itulah yang menyebabkan, kenapa lulusan Akuntansi selalu dipandang remeh karena bidang keilmuannya. Perlu para pembaca sadari, lulusan Akuntansi itu tidak serta merta hanya menjadi staf akunting, mungkin bagi kawan-kawan seperjuangan saya, menjadi staf akunting itu hanya permulaan saja, tapi lulusan Akuntansi itu bisa menjadi lebih dari posisi yang mereka tempati sekarang.
Berikut adalah beberapa alternatif pekerjaan yang bagi lulusan Akuntansi yang belum pembaca sekalian tahu.
Akuntan Beregister
Sebagai lulusan Akuntansi, pekerjaan akuntan beregister adalah pekerjaan yang bisa dipilih setelah lulus dari Strata 1 Akuntansi. Lulusan Akuntansi dapat menempuh ujian CA (Chartered Accountant) yang diselenggarakan IAI (Ikatan Akuntan Indonesia). Selain itu, untuk lulus para lulusan Akuntansi perlu melalui beberapa tahap mata ujian dan itu tentu tidak mudah bagi para lulusan Akuntansi.
Apabila telah lulus, maka mereka berhak menyandang gelar CA (Chartered Accountant) serta mendapatkan pengakuan sebagai Akuntan yang teregistrasi oleh negara dari Kementerian Keuangan. Setelah itu para Akuntan yang teregistrasi oleh negara berhak untuk membuka Kantor Jasa Akuntan secara resmi dan berhak memberikan pelayanan jasa Akuntansi dan profesional keuangan sejenis bagi perusahaan-perusahaan yang membutuhkan.
Di dunia profesional, Akuntan beregister sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk membantu proses penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Tentu penyusunan laporan keuangan seperti ini tidak bisa asal-asalan, apalagi dibuat oleh yang bukan ahli. Apalagi kalau perusahaan yang nggak mau rugi, menyewa Akuntan beregister adalah hal yang sia-sia, padahal jasa yang diberikan sebanding dengan manfaat yang diterima.
Perlu diketahui, perusahaan-perusahaan besar, terutama perusahaan yang go public tentu membutuhkan laporan keuangan yang sesuai dengan standar. Sebab laporan keuangan yang nantinya dibuat akan mereka laporkan ke OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan harus ter-publish di IDX, bagaimana mungkin bisa terlapor dan ter-publish dengan baik kalau laporannya tidak sesuai standar?
Nah itulah peran Akuntan beregister, memastikan penyusunan laporan keuangan sesuai dengan standar.
Akuntan Publik
Selain akuntan beregister, ada juga akuntan publik. Kalau ini sih, level akuntan serba komplit. Profesi akuntan ini sangat dibutuhkan bagi perusahaan yang laporannya perlu diaudit. Menurut pengertian dari Sukrisno Agoes, audit adalah proses pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak independen atas penyusunan laporan keuangan oleh manajemen dalam rangka memberikan opini atau pendapat atas kewajaran laporan keuangan.
Simpelnya, kalau akuntan beregister ini menyusun sesuai standar, maka akuntan publik itu memeriksa laporannya sudah sesuai standar atau belum.
Menjadi akuntan publik pun bukan hal yang mudah, tentu peserta harus lulus beberapa tahap level ujian terlebih dahulu sebelum menjadi akuntan publik. Terlebih lagi, menjadi akuntan publik, para pesertanya harus berpengalaman bekerja di bidang akunting atau auditing sesuai dengan batas minimal tahun yang telah ditentukan.
Ujian pun akan diberikan ke dalam 3 tingkatan, ada tingkat dasar, tingkat profesional, dan tingkat lanjutan. Ujian ini dinamakan USAP (Ujian Sertifikasi Akuntan Publik) yang diselenggarakan oleh IAPI (Institut Akuntan Publik Indonesia). Setelah semua terlalui, para peserta yang lulus diperkenankan memperoleh gelar CPA dan mulai aktif sebagai akuntan publik tentunya yang beregister negara.
Saya jamin, bagi lulusan Akuntansi yang berminat menjadi akuntan publik InsyaAllah dengan tekad yang kuat tidak akan sepi job. Karena pekerjaan ini yang butuh banyak sekali. Perusahaan mana pun, yang laporannya butuh diaudit pasti akan membutuhkan jasa dari akuntan publik.
Konsultan Pajak
Jenis pekerjaan ini boleh terbilang sangat langka. Tidak banyak lulusan Akuntansi yang berminat, tapi profesi ini cukup potensial. Tidak bisa dimungkiri saat ini pemerintah sedang menggenjot penerimaan negara melalui sektor perpajakan. Tentu urusan pajak menjadi urusan semua rakyat Indonesia, tak terkecuali perusahaan-perusahaan yang beroperasi.
Profesi konsultan pajak punya peran dalam membantu kliennya, baik perusahaan maupun perorangan untuk menjalankan kewajiban perpajakannya. Konsultan pajak tidak hanya punya peran sebagai pemberi saran saja lho, ia punya peran dalam manajemen tax planning bagi perusahaan. Artinya konsultan pajak bisa membantu kliennya untuk mengatur berapa pajak yang harus disetor tanpa membebani pengeluaran perusahaan, tentu sesuai dengan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku.
Profesi ini nggak bisa sembarangan dijalankan, tentu ada prosedur-prosedur yang harus dilalui. Seperti, calon konsultan harus lulus USKP (Ujian Sertifikasi Konsultan Pajak) yang diselenggarakan oleh IKPI (Ikatan Konsultan Pajak Indonesia) atau biasa dikenal sebagai Ujian Brevet. Dalam ujian ini terdapat 3 jenis Ujian Brevet, ada Brevet A (hanya berhak menangani klien perorangan), ada Brevet B (hanya berhak menangani klien perorangan dan perusahaan dalam negeri), dan Brevet C (menangani semua klien baik perorangan, perusahaan dalam negeri, perusahaan asing).
Nanti setelah lulus dari salah satu jenis Ujian Brevet tersebut, calon konsultan berhak untuk menjalankan profesi konsultan oajak secara legal, tapi jangan lupa mengajukan izin praktik terlebih dahulu ke Direktorat Jenderal Pajak.
PNS
Bagi lulusan Akuntansi yang ingin mengabdi kepada negara dengan jaminan masa tua yang jelas tentu menjadi PNS adalah pilihan yang terbaik. Masing-masing instansi pasti memerlukan lulusan Akuntansi untuk formasi yang diperlukan. Bisa menjadi auditor internal, atau bagian lainnya yang membutuhkan akunting.
Lulusan Akuntansi pun punya kesempatan menjadi auditor negara dengan mengikuti ujian seleksi PNS untuk BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) atau BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan). Sebagaimana pada umumnya menjadi auditor, ilmu yang diajarkan selama bangku kuliah dijamin tidak akan mubazir karena menjadi bekal menjadi auditor harus memiliki ilmu Akuntansi yang matang.
Atau bagi adik-adik pembaca sekalian yang ingin jaminan menjadi PNS mendaftar ke sekolah dinas seperti STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara) adalah pilihan yang tepat. Tidak sedikit para pejuang STAN yang gugur di ujian tahap pertama. Wajar aja sih susah, karena menuntut ilmu di sini kan gratis. Dibiayai negara. Mahasiswanya pun pasti pilihan. Dengan masuk STAN, mahasiswanya dijamin tidak akan jauh dari dunia pengangguran.
Mereka ini akan diarahkan ke instansi yang berhubungan contohnya seperti Kementerian Keuangan. STAN punya standar nilai yang harus dipenuhi sama mahasiswanya. Bukan berarti masuk STAN kamu bisa leha-leha, tentu apabila nilai mata kuliahnya tidak bagus juga siap-siap saja terdepak.
Kalau penasaran, silakan mencoba.
Dosen
Profesi ini tentu profesi yang paling mulia di antara yang lain. Bukan berarti saya mendiskreditkan profesi yang lain, lho. Bagi saya menjadi dosen adalah panggilan nurani, panggilan hati. Bagi lulusan Akuntansi yang memilih untuk mengabdi menjadi dosen berarti memiliki tanggung jawab untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Melatih para generasi bangsa yang masa depannya bisa menjadi apa saja. Bisa jadi Presiden, Menteri, Gubernur, Bupati, atau Walikota.
Menjadi dosen tentu perlu keyakinan yang kuat, dan yang saya dengar pun gaji dosen tidak sebanding dengan beberapa profesi yang saya jelaskan di atas. Tapi dibanding beberapa jenis profesi di atas, dosen punya kekayaan yang tidak didapatkan dari profesi lainnya: Ilmu yang bermanfaat.
Rasul kan pernah bersabda, amalan apa saja yang tidak akan putus meskipun manusia telah meninggal dunia, salah satunya adalah ilmu yang bermanfaat. Barang siapa memberikan ilmu kepada orang lain dan ilmunya terus diamalkan tentu pahala jariyah akan terus mengalir meskipun orang tersebut telah berada di liang kubur.
BACA JUGA Bagi Saya Gelar S.E. Bukan Sarjana Ekonomi, tapi Sarjana Edan! dan tulisan Muhammad Abdul Rahman lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.