Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Acara TV

Alasan Pantun Jarjit dalam Serial Upin Ipin Sering Diawali dengan Kata-kata “Dua Tiga”

Kenia Intan oleh Kenia Intan
13 Mei 2025
A A
Alasan Pantun Jarjit dalam Serial Upin Ipin Sering Diawali dengan Kata-kata “Dua Tiga” Mojok.co

Alasan Pantun Jarjit dalam Serial Upin Ipin Sering Diawali dengan Kata-kata “Dua Tiga” (upinipin.fandom.com)

Share on FacebookShare on Twitter

“Dua tiga kambing berlari, Cikgu marah, saya coba lari” adalah salah satu dari banyak pantun yang diucapkan Jarjit dalam serial Upin Ipin. Karakter dengan nama lengkap Jarjit Singh itu memang digambarkan sebagai sosok anak TK gemar berpantun. Dia menyelipkannya hampir di tiap percakapan. Walau banyak yang gagal, Jarjit tidak pernah kapok melemparkan pantunnya. 

Berkat keunikannya ini, Jarjit menjadi salah satu karakter sampingan yang menyita perhatian penonton. Rasanya ada yang kurang kalau dia tidak muncul dalam suatu episode. Berkat besarnya perhatian yang diberikan pada karakter yang satu ini, penonton jadi menyadari, pantun yang dibuat bocah berusia 5 tahun ini terlalu sering diawali dengan kata-kata “dua tiga”. 

Saking seringnya kata-kata “dua tiga” muncul, penonton (setidaknya saya) jadi bertanya-tanya, kenapa selalu diawali dengan kata-kata itu sih? Kenapa tidak dengan angka lain seperti “satu dua” atau “empat lima”? Jangan-jangan salah satu tulisan Terminal Mojok tentang Jarjit aslinya nggak jago pantun itu benar adanya. Pertanyaan-pertanyaan dan kecurigaan itu membuat saya mencoba menyelami karakter Jarjit lebih jauh. 

Mari memahami pantun terlebih dahulu

Sebelum membahas pantun-pantun dalam Upin Ipin lebih jauh, kita perlu memahami bahwa pantun adalah salah satu jenis dari puisi lama. Puisi lama terikat pada aturan-aturan yang lebih saklek, seperti jumlah baris, rima, dan suku kata. Nah, pantun, sebagai bagian dari jenis puisi lama biasanya terdiri dari 4 larik (baris) dengan 8-12 suku kata tiap lariknya. Rima di akhir baris pun tidak boleh sembarangan, ada polanya, bisa a-b-a-b atau a-a-a-a. 

Hal lain yang tidak boleh dilupakan dari pantun adalah strukturnya. Jadi, pantun itu terdiri dari dua bagian, sampiran dan isi. Melansir dari berbagai sumber, sampiran berfungsi menyiapkan rima dan irama sehingga membantu pendengar memahami isi pantun. Sementara isi adalah pesan yang sebenar-benarnya ingin disampaikan pembuat pantun. 

Karya-karya Jarjit memang termasuk pantun, tapi versi pendeknya karena hanya terdiri dari 2 baris. Bentuk seperti ini disebut juga dengan karmina, pantun kilat atau dua seuntai. Ciri-cirinya, terdiri atas 2 baris, pertama sampiran dan kedua isi. Sementara pola rimanya adalah adalah a-a.

Ambil contoh pantun Jarjit di awal tulisan ini. Aslinya pantun tersebut berbunyi seperti ini, 

Dua tiga

Kambing berlari

Cikgu marah

Saya coba lari

Lalu 4 baris pantun itu diucapkan menjadi seolah-oleh dua kalimat, 

Baca Juga:

Tok Dalang dalam Serial Upin Ipin: Sosok Lansia Produktif dan Berdaya yang Patut Kita Tiru

4 Hal yang Jarang Orang Bicarakan tentang Serial TV Upin Ipin

Dua Tiga, Kambing Berlari

Cikgu Marah, Saya Coba Lari

Dari situ kita bisa tahu kalau baris pertama “Dua tiga, kambing berlari” adalah sampiran, dan baris kedua “Cikgu marah, saya coba lari” adalah isi. Dan, dua baris itu punya akhiran yang sama yakni huruf vokal “i”. Menandakan Jarjit sudah berupaya memenuhi pola rima a-a, walau memang belum sempurna. Sebab, bagian isi “Cikgu marah”  berahiran “ah” seharusnya “a” supaya senada dengan bagian sampiran “dua tiga”.  

“Dua tiga” pada awalan pantun Jarjit enak diucapkan dan didengar

Saya rasa, kebanyakan sampiran pantun Jarjit menggunakan kata-kata “dua tiga” karena angka dan berhitung adalah salah satu hal yang paling dekat dengan kehidupan anak-anak. Bocah 5 tahun mulai belajar hitungan sederhana di sekolah maupun di rumah. Itu juga menjelaskan kenapa angka-angka yang dipilih Jarjit bukanlah jumlah angka yang besar seperti belasan, puluhan, atau ratusan. Kemampuan berhitungnya belum sampai sana. 

Pertanyaan selanjutnya, kenapa memilih “dua tiga” bukan “satu dua” atau “dua empat”? Kalau saya jadi jarjit dengan pola pikir bocahnya itu, saya juga akan memilih “dua tiga” jadi sampiran pantun. Alasannya sederhana saja, kedua angka itu diakhiri huruf “a” dan sama-sama terdiri dari dua suku kata sehingga mudah diucapkan dan enak didengar. Mungkin itu pula sebabnya pantun-pantunnya dalam serial Upin Ipin begitu ngena di telinga penonton.  

Kata-kata “dua tiga” mudah dilanjutkan 

Kata-kata “dua tiga” memang mudah diingat, diucapkan, dan enak didengar sehingga Jarjit tidak perlu pusing-pusing untuk melengkapi sampirannya. Kata apapun jadi terdengar nyambung. “Dua tiga” bisa dilanjutkan dengan kambing berlari, kura-kura, lonceng bunyi, ular sawa, semua terasa nyambung-nyambung saja. 

Memang, di bagian sampiran semua terdengar baik dan lazim. Namun, di bagian isi, Jarjit memang kadang ngawur.  Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pantun kilat juga terikat pada rima a-a. Nah, kata-kata “dua tiga” banyak digunakan Jarjit di serial Upin Ipin karena di dunia ini kata berakhiran huruf vokal “a” melimpah. Ini akan memudahkan Jarjit ketika membuat isi supaya satu rima. 

Bayangkan saja kalau Jarjit memilih angka “enam tujuh”, aduh dia bakal pusing itu mencari kata-kata untuk isi pantun supaya berakiran “uh”. Akhiran “a” saja dia masih banyak yang ngawur, apalagi kalau bagian sampirannya berakhiran huruf mati. 

Di atas hanyalah analisis kecil-kecilan saya terhadap pantun Jarjit di Upin Ipin. Walau banyak yang ngawur, karakter Jarjit tetap perlu kita apresiasi karena telah menjadi gerbang awal mengenalkan sastra kepada anak-anak. Selain itu, pantun-pantunnya banyak yang menghibur. Itulah esensi karmina atau pantun singkat, pantun lisan untuk lelucon atau hiburan mengisi waktu luang.

Penulis: Kenia Intan
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 4 Karakter yang Lebih Melarat dari Upin Ipin, tapi Jarang Disadari Penonton

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 13 Mei 2025 oleh

Tags: Jarjitjarjit upin ipinpantun jarjitpantun jarjit upin ipinupin-ipin
Kenia Intan

Kenia Intan

ArtikelTerkait

5 Karakter yang Lebih Melarat dari Upin Ipin, tapi Jarang Disadari Penonton Mojok.co

4 Karakter yang Lebih Melarat dari Upin Ipin, tapi Jarang Disadari Penonton

5 Mei 2025
Anak Muda yang Mau Pensiun Bahagia Harus Belajar dari Tok Dalang dalam Serial Upin Ipin

Anak Muda yang Mau Pensiun Bahagia Harus Belajar dari Tok Dalang dalam Serial Upin Ipin

12 Juli 2024
7 Istilah dalam Serial Upin Ipin yang Bikin Bingung Penonton Indonesia Mojok.co

7 Istilah dalam Serial Upin Ipin yang Bikin Bingung Penonton Indonesia

21 Februari 2024
Membayangkan Upin Ipin dan Anak-anak Tadika Mesra Ikut Kampus Mengajar Mojok.co

Membayangkan Upin Ipin dan Anak-anak Tadika Mesra Ikut Kampus Mengajar

10 Juni 2024
6 Dark Jokes Fizi dalam Serial Upin Ipin yang Bikin Penonton Mengelus Dada Mojok.co

6 Celetukan Nyelekit Fizi dalam Serial Upin Ipin yang Bikin Penonton Mengelus Dada

25 April 2024
Menerka 3 Alasan Abang Roy Upin Ipin Tobat Bikin Onar

Menerka 3 Alasan Abang Roy Upin Ipin Tobat Bikin Onar

15 Oktober 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk yang Pernah Ada? (Unsplash)

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk dalam Hidup Saya?

27 Desember 2025
Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

24 Desember 2025
Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.