Untunglah kawan saya jago silat. Jadi dia melakukan perlawanan terhadap dua penodong tadi. Karena pertarungannya agak alot, jadi ada beberapa orang yang akhirnya mendekat ke kawan saya. Karena panik, kedua pelaku pun langsung terjun dari atas Jembatan Ampera ke Sungai Musi untuk menyelamatkan diri.
Itu baru kasus yang viral, puluhan kasus lainnya hanya menguap tanpa ada proses hukum jelas. Sampai saat ini, kalau ada keperluan yang mengharuskan saya ke Jembatan Ampera, ayah saya selalu mewanti-wanti agar berhati-hati dna tidak sendiri. Minimal ada bantuan kalau ada apa-ada di sana.
#3 Malas terjebak macet
Semakin ke sini, melintas di atas Jembatan Ampera rasanya kian menyebalkan. Asal tahu saja, setiap pagi dan sore, terutama di jam-jam padat, Jembatan Ampera selalu macet dari ujung ke ujung. Selain peningkatan volume kendaraan yang melintas, alasan lain yang membuat kemacetan panjang di jembatan ini adalah kendaraan yang parkir di pinggir jembatan.
Kendaraan yang parkir di pinggir jembatan sebetulnya tidak seberapa. Paling hanya dua mobil atau beberapa motor. Namun, karena jalurnya sudah sempit, jadi mau berapapun kendaraan yang berhenti tetap saja bikin lalu lintas jadi tersendat hingga berjam-jam.
Sebenarnya solusi atas persoalan di atas sederhana saja, perhatian dan pengelolaan yang lebih serius terhadap ikon Palembang ini. Salah satu yang bisa diambil, pihak kepolisian setidaknya lebih sering melakukan patroli di atas jembatan untuk memberantas oknum-oknum yang meresahkan masyarakat. Selain itu melakukan penertiban terhadap kendaraan-kendaraan yang sembarang parkir di atas Jembatan Ampera.
Bukannya saya menghalangi orang-orang untuk berwisata ke Jembatan Ampera ya. Tulisan ini hanya sebagai pengingat bersama saja, terutama bagi pengunjung dan pihak-pihak yang bertanggung jawab. Pengunjung bisa lebih waspada dan berhati-hati. Sementara pihak yang bertanggung jawab, bisa mengambil langkah serius supaya ikon Palembang ini tidak tercoreng. Saya jamin, kalau destinasi wisatanya aman dan nyaman akan semakin banyak pengunjung yang mampir. Ujung-ujungnya warga dan pemerintah Palembang juga yang akan diuntungkan.
Penulis: Muhammad Ridho
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Benteng Kuto Besak, Tempat Wisata Palembang yang Meresahkan
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.